6. Gantungan Kunci

18 7 1
                                    

Aloooooo~

Happy reading✧

🛫🛬🛫🛬

Pagi ini pelataran rumah besar keluarga Tiannyfa terlihat ramai oleh lima motor sport hitam yang berjejer dengan rapi. Para pemilik motor-motor mengkilap tersebut kini sedang duduk santai diatas motornya sambil mendengar wejangan yang diberikan Arven dipagi yang cerah ini.

"Pokoknya kalian jangan ngebut, jangan bolos, belajar yang bener, oke, bocil?" Tanya Arven, menatap mereka satu persatu.

"Iya, uncle Arven yang ganteng," Azel berucap gemas. Arven seperti tidak lelah sejak tadi mewanti-wanti kelima gadis itu untuk membawa motor kesekolah dengan hati-hati. Memang mereka anak kecil.

"Pokoknya kalian semua jangan sampai kenapa-napa," ucap Arven tanpa mau diganggu gugat.

"Kalo kita kenapa-napa, gimana?" Sheila menaik turunkan alisnya meledek Arven.

Arven memejamkan matanya frustasi. "Ayolah nona, saya tidak ingin mati muda."

Suara tawa kelima gadis itu kini terdengar setelah Arven berucap dengan ekspresi wajah yang memohon untuk dituruti keinginannya.

Liza melirik arloji yang melingkar dipergelangan tangannya. Gadis cantik itu menjentikkan jarinya, mengisyaratkan mereka untuk segera bersiap berangkat kesekolah.

Satu persatu dari mereka mulai memasangkan helm fullface dikepala mereka. Suara mesin motor yang menyala kini mengambil alih keadaan yang tadi sempat sunyi.

Liza membuka kaca helmnya, lalu melihat kearah Arven. "Uncle, kami berangkat."

Satu persatu dari motor itu melaju meninggalkan Arven yang mengangguk menatap kepergian mereka. Huft, semoga saja mereka sampai dengan selamat dan mengingat pesannya tadi.

"Dah, uncle!"

"Hati-hati, bocil!"

🛬🛫🛬🛫


Setelah kejadian kebut-kebutan dijalan, mereka sampai ketempat yang sejak kemarin menjadi bahan perbincangan mereka dimarkas. Azova High School.

Sekolah elit yang memiliki fasilitas berbeda dari sekolah lainnya. Sekolah yang memiliki sebuah parkiran luas, lapangan basket, lapangan sepakbola, tempat pelatihan panahan, ruang kelas nyaman, serta kantin yang luas disediakan ditempat tersebut.

Mereka memarkirkan motornya dengan rapi diparkiran sekolah yang sudah terlihat ramai oleh berbagai kendaraan yang terparkir disana.

Setelah melepas helm, kelima gadis itu sedikit merapihkan rambut mereka.

"Ketoilet." Ajak Liza.

Mereka berjalan keluar area parkiran, melewati koridor sekolah yang terlihat ramai diisi oleh para siswa dan siswi yang sedang menunggu bel masuk berbunyi.

Kelima gadis itu mengendarai motor tentu saja menggunakan celana panjang, tidak mungkin mereka langsung menggunakan rok. Entah bagaimana panjangnya durasi saat Arven menceramahi mereka jika sampai hal tersebut terjadi.

Sekitar lima menit, mereka sudah selesai berganti pakaian. Kini, seragam serta almamater kebanggaan Azova High School sudah melekat ditubuh mereka masing-masing.

Setelah memberi polesan make up tipis, mereka keluar dari toilet yang langsung disuguhkan bisikan-bisikan para murid-murid disekitar sana.

Mereka acuh, tetap melangkahkan kakinya menuju ruang kepala sekolah. Liza mengetuk pintu ruangan tersebut, hingga suara intrupsi dari dalam terdengar ditelinga mereka.

Difficult Romance (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang