10. Teman Baru

11 5 1
                                    

Haii

Apa kabar?

Happy reading all

🛫🛬🛫🛬

Azel melangkahkan kakinya menuruni tangga menuju kelantai dasar sekolahnya. Sekolah ini terlalu luas untuk Azel lihat-lihat. Lebih baik dia mengisi perutnya dikantin. Siapa tau ada makanan kesukaannya disana.

Sesekali dia menengok kesana kemari, siapa tau dia melihat teman-temannya yang sejak tadi sudah pergi dengan alasan berkeliling sekolah.

Tidak fokus pada langkahnya, Azel secara tidak sengaja menabrak seseorang.

Gadis cantik itu panik dan segera mendongak menatap orang yang tidak sengaja dia tabrak. "Eh maaf, gue nggak sengaja."

Laki-laki itu mendongak, menatap Azel yang kini menatapnya dengan pandangan bersalah.

Selama bersekolah disini, laki-laki itu tidak pernah melihat gadis dihadapannya ini. Apa ini salah satu anak baru yang jadi bahan perbincangan para siswa siswi saat ini?

"Anak baru?"

Azel tersenyum, lalu mengangguk sopan. "Iya, sekali lagi gue minta maaf, gue bener-bener nggak sengaja."

Laki-laki itu mengangguk dengan senyum yang menghiasi wajah tampannya. "Nggak papa, kalo gitu gue duluan—"

"Azelea," jawab Azel, seolah mengerti apa yang dimaksud laki-laki dihadapannya.

Laki-laki itu tertawa kecil, membuat tawa itu menular pada Azel.

"Gue Leon, semoga bisa bertemu lagi...Azelea."

🛫🛫🛫🛫


Azel menatap takjub kantin dihadapannya, sangat ramai. Dia jadi bingung ingin memakan makanannya dimana.

Sekali lagi matanya mengedar mencari kursi kosong untuk ditempati. Dan ya, hanya ada satu, itu pun diujung.

Azel mengedikan bahunya acuh, lalu berjalan kearah tempat tersebut.

"Permisi, kak," sapa Azel sopan pada laki-laki yang sudah duduk ditempat tersebut.

Beruntung satu meja memiliki lima kursi dengan meja bundar yang terbilang cukup besar. Namun tidak semua meja dan kursi disini dibuat sama tata letaknya.

Laki-laki itu mendongak, menatap Azel dengan ramah. "Iya, ada yang bisa dibantu?"

"Numpang duduk disini ya, kak, semua tempat lagi penuh."

"Oh iya boleh, silahkan." Laki-laki itu dengan ramah mempersilahkan Azel menduduki kursi yang berhadapan dengannya.

Azel ikut tersenyum, beruntung laki-laki ini baik.

Laki-laki itu mengedarkan matanya pada kantin. Perasaan kantin nggak penuh-penuh amat, kok bisa nggak ada kursi kosong.

Laki-laki itu tersenyum mengejek saat tau dalang dari semua ini.

Sekumpulan laki-laki berandalan sekolah sedang berkumpul dengan kursi-kursi yang ditarik dari tempatnya menuju pojok kantin. Disusun, dan digunakan seenaknya.

Memang manusia-manusia bodoh, udah tau buat umum, masih aja seenaknya.

"Kak, nggak makan?"

Suara itu berhasil menarik perhatiannya. Laki-laki itu kembali menyunggingkan senyumannya. Jika dilihat-lihat sepertinya gadis ini adalah anak baru, dan pasti mereka satu angkatan dong ya, tapi kenapa manggilnya kakak?

"Kita satu angkatan, jadi nggak usah manggil kakak."

Azel mengangguk ringan. Lalu menyengir lucu. "Kenalin, aku Azelea, nama kamu siapa?"

Difficult Romance (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang