4. Tentang Seperti Apa Mereka (1)

20 5 0
                                    

Aloooooo~

Happy reading✧

🛬🛫🛬🛫

Liza mendengus kesal. Kenapa lagi-lagi dia harus berurusan dengan tunangannya itu.

Beberapa menit lalu, laki-laki itu datang kerumahnya, mengajaknya untuk pergi keluar. Liza yang kesal karena me time nya diganggu, tentu menolak mentah-mentah ajakan tersebut.

Tapi mana mungkin manusia menyebalkan seperti Justin bisa menyerah begitu saja. Bahkan mahluk dingin itu sempat menakut-nakutinya. "Kalo lo nggak mau ikut, nanti ada genderuwo ngetok-ngetok pintu kamar lo, biarin aja, gue nggak bakal nolongin."

Akhirnya, Liza memilih ikut. Lagipula rumah ini sepi. Orang tuanya sedang bertugas keluar kota saat ini. Dan Sheila pun masih dimarkas sejak sore tadi.

"Udah cepet, nggak usah lelet," ketus Liza.

Gadis itu memasuki mobil Lamborghini Veneno hitam milik Justin dan membanting pintu mobil tersebut, membuat sang pemilik beristighfar mengelus dadanya.

Justin segera memasuki mobilnya, memakai sabuk pengaman lalu melirik gadis bar-bar itu.

Remaja laki-laki itu mulai menjalankan mobilnya membelah jalanan yang nampak lenggang. "Mau kemana?" Justin melirik Liza yang tampak berfikir.

"Gue mau kepasar malem," Liza menatap Justin dengan senyumnya.

Justin mengangguk. Laki-laki itu segera melajukan mobilnya menuju tempat yang diinginkan Liza.

Hingga setelah beberapa menit, mereka sampai ditempat ramai tersebut. Pasar malam.

Setelah memarkirkan mobilnya, Justin segera keluar dan membukakan pintu untuk Liza. Gadis itu terlihat sangat senang, matanya berbinar cerah.

Sudah sangat lama Liza tidak ketempat ini. Dan Justin adalah orang pertama yang mengajaknya kesini setelah sekian lama.

Justin menggandeng tangan Liza, membawanya agar tidak hilang saat didalam nanti.

Setelah selesai membayar tiket masuk, Justin segera membawa Liza masuk ketempat tersebut.

Lapangan luas itu kini sudah diisi oleh berbagai macam permainan dan penjual makanan. Lampu-lampu terlihat berjejer rapi menerangi jalan pengunjung tempat ini. Banyak balon serta pernak-pernik yang menambah kesan ramai, membuat Liza tersenyum senang.

"Sekarang mau kemana?" Suara Justin membuat Liza mendongak, menatap laki-laki itu yang sedikit lebih tinggi darinya.

Liza mengedarkan pandangannya, dan berpusat pada tempat permainan memasukkan bola kedalam mulut raksasa.

"Gue mau main itu," Liza menunjuk tempat itu dengan semangat. Senyumnya terlukis indah, membuat Justin ikut tersenyum karenanya.

"Ayo."

Malam ini, mereka menghabiskan waktunya bersama. Mencoba berbagai permainan dan makanan yang tersedia ditempat ini. Dari mulai bermain capit boneka, memancing ikan, menangkap bebek, berkeliling dirumah hantu, hingga mencoba berbagai macam makanan.

"Udah, ya? Lo udah keliatan capek," Justin membantu Liza duduk disalah satu kursi yang tersedia.

Setelah mungkin satu jam mereka bermain ditempat ini, Justin jadi lelah. Tapi sepertinya tidak berlaku untuk gadis disebelahnya ini.

Liza menggeleng. Matanya masih mengedar mencari permainan yang ingin dia coba lagi. Mengabaikan Justin yang sibuk memainkan rambutnya.

"Justin, gue mau main itu!" Liza menunjuk sebuah tempat bermain dengan semangat.

Difficult Romance (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang