Chapter 2

2.7K 373 63
                                    

Junkyu dan Haruto terdiam mendengar ucapan Yeri. Mereka saling pandang.

"kak serius? Gua harus nikah sama dia? Kak.. Dia yang buat kakak kayak gini" ucap Haruto tidak terima.

Junkyu menunduk. Rasa bersalahnya kembali lagi.

"Haru.. Kakak gak pernah menyalahkan Junkyu atas takdir yang sudah kakak alami.. Ini kecelakaan Haru, siapa yang ingin ada di posisi ini.. Jangan terus menyalahkan Junkyu, dia sudah bertanggung jawab atas kesalahannya" ucap Yeri lembut.

"tapi kakak kehilangan bayi kakak" ucap Haruto.

Yeri tersenyum lembut.

"mungkin dia lebih sayang ayahnya Haru.. Jadi dia menyusul ayahnya ke surga sana" ucap Yeri.

Haruto menatap kakaknya dengan pandangan sendu.

"Kak.. Haruto benar, gua gak seharusnya nikah sama dia, gua kakak bawa ke penjara aja gpp, gua ikhlas" ucap Junkyu.

Yeri menggeleng.

"anak baik seperti kamu, gak seharusnya hancur di penjara" ucap Yeri.

Junkyu ingin menangis mendengar ucapan Yeri.

"tapi waktu ini, kakak ingin memanggil pengacara kakak, bukannya mau bawa masalah ini ke jalur hukum?" tanya Junkyu.

Yeri menggeleng.

"dari pertama aku melihatmu meminta maaf, aku tau kamu orang baik.. Jadi.. Aku memanggil pengacara untuk mengurus dokumen perpindahan hak asuh Rei ke kalian berdua" ucap Yeri.

Junkyu dan Haruto semakin terkejut.

"kak?!"

"Haruto.. Anggap ini permintaan terakhir kakak.." ucap Yeri lirih.

Haruto menggeleng.

"kakak gak boleh bilang kayak gitu, kakak gak akan kemana - mana.. Jangan tinggalin Haru kak.. Cukup Mama sama Papa yang pergi dari hidup Haru.. Kakak gak boleh"

Yeri mengelus pelan punggung tangan Haruto.

"ini terlalu sakit Haru, kamu tau sendiri, kakak gak mungkin bertahan lama.. Sakit jantung kakak sudah parah Haru.." lirih Yeri.

"tapi kakak kan udah pasang ring, kakak masih bisa bertahan, buktinya kakak bisa hamil kan" ucap Haruto keras kepala.

Yeri tersenyum lembut.

"umur seseorang tidak ada yang tau Haru.." ucap Yeri.

Junkyu semakin merasa bersalah. Beban yang dia tanggung semakin berat.

Andaikan kecelakaan itu gak ada, maka Yeri pasti bisa melahirkan anaknya dengan selamat dan sakit jantungnya tidak akan bertambah parah.

.
.
.

Junkyu berlari dengan tergesa - gesa, dia dihubungi oleh Haruto perihal kondisi kakaknya yang semakin lemah.

Bahkan sekarang kakaknya dibawa kembali keruang ICU.

Junkyu bisa melihat Haruto menangis terisak sambil memeluk anak kecil berusia sekitar 4 tahun.

Kaki Junkyu bergetar. Dia tidak sanggup melangkah mendekati mereka.

"Haru..to.." panggil Junkyu pelan.

Haruto menoleh ke arah Junkyu. Mata yang berlinang air, cukup menampar hati Junkyu.

"gimana kondisi kak Yeri?" tanya Junkyu.

Haruto menggeleng.

"dia pergi Kyu.. Dia pergi.. Dia ninggalin gua sendiri disini.." isak Haruto.

Pluviophile (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang