Chapter 17

1.8K 270 111
                                    

Junkyu menangis melihat putranya seperti ini. Tidak pernah bisa dia bayangkan melihat Rei dengan darah yang bersimbah disekitarnya.

'kak Yeri, maafin Kyu.. Maafin Kyu' batin Junkyu.

Bibi Ina dan Kanaya duduk tidak jauh dari Junkyu yang masih menunduk dan menangis.

Terdengar suara langkah kaki yang berlari mendekati mereka.

"Kyu kenapa bisa Rei masuk rumah sakit? Apa yang terjadi?" tanya Haruto panik.

Junkyu menatap Haruto dengan pandangan sedih, dimana air mata masih senantiasa menetes dikedua matanya.

"Rei jatuh dari tangga Haru" isak Junkyu.

Haruto terkejut.

"bagaimana bisa Rei jatuh dari tangga? Kamu gak jagain Rei ya?!" marah Haruto.

Kanaya diam - diam tersenyum melihat pertengkaran kedua orang di depannya ini.

"aku lagi dikebun sama Bibi Ina, Rei turun.. Dan aku dengar suara orang jatuh.. Pas aku ke dalam, Rei sudah dibawah.. Maafkan aku Haru.. Aku.. Aku tidak bermaksud tidak menjaganya" isak Junkyu.

"Junkyu.. Rei satu - satunya yang aku miliki selain kakek.. Tentu saja dirimu juga.. Tapi tolong jaga Rei Kyu saat aku jauh darinya.." lirih Haruto.

Hati Junkyu seperti dihujam ribuan jarum. Perih sekali. Andai saja dia bisa menjaga Rei dengan lebih ekstra lagi, mungkin kejadian ini tidak akan terjadi. Dia juga takut kehilangan Rei.

"maafkan aku Haru.. Maafkan aku"

Haruto menyadari kata - katanya bisa melukai hati pemilik hatinya ini. Direngkuhnya tubuh suami cantiknya ini untuk dia peluk.

"maafkan aku.. Aku tidak bermaksud begitu.. Aku hanya khawatir dengan keadaan Rei" ucap Haruto menyesal.

Junkyu hanya mengangguk saja dengan air mata yang senantiasa mengalir dipipi tembamnya.

Kanaya mengepalkan tangannya melihat adegan pelukan di depannya. Bukan hal ini yang dia mau.

'aku harus menggunakan cara kasar untuk memilikimu Haruto' gumam Kanaya.

.
.
.

Junkyu menggenggam tangan Rei yang sedang tertidur. Junkyu mengusap dengan pelan punggung tangan Rei.

"sayang.. Bangun yuk, papi takut banget kamu tidur terus kayak gini.. Main sama papi yuk" lirih Junkyu.

Kanaya masuk ke dalam kamar rawat Rei.

"gua mau balik pulang duluan" pamit Kanaya.

"lo gak dalang dibalik jatuhnya Rei kan Nay?" tanya Junkyu dengan tatapan nanar.

Kanaya menatap Junkyu dengan sinis.

"lo nuduh gua? Jangan bercanda, untuk apa gua melakukan hal kayak gitu" ucap Kanaya dengan angkuh.

Junkyu menunduk menatap Rei dengan sedih.

"Kyu.. Perlu gua ingatkan, lepas Haruto. Lo gak bisa sama dia terus - terusan, dia harus memiliki keturunan.. Lo gak liat gimana dia terlukanya tadi? Apa alasan lo bertahan dengan Haruto? Jangan egois Kyu, Haruto berhak bahagia" ucap Kanaya.

Junkyu mengepalkan tangannya kesal. Dia bisa mendengar pintu dibelakangnya tertutup, menandakan Kanaya sudah keluar.

Air mata Junkyu tidak bisa dibendung lagi. Sakit sekali rasanya disaat dia tidak berdaya untuk memberikan Haruto keturunan.

.
.
.

Usapan pelan dikepalanya membuat Junkyu terbangun. Junkyu bisa melihat Kakek Yunho disana menatapnya dengan lembut.

Pluviophile (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang