Chapter 14

1.7K 287 177
                                    

Haruto masuk ke dalam kamarnya setelah melihat kalau Rei sibuk bermain dengan bibi Ina. Biasanya kalau Junkyu tidak ada jadwal kuliah seperti hari ini, dia akan menemani Rei bermain atau membuat eksperimen yang akan membuatnya pusing.

Haruto bisa melihat Junkyu duduk dibalkon kamar mereka dan menatap danau dibawahnya. Asbak rokok sudah penuh dengan berpuntung - puntung rokok.

Junkyu juga saat ini sedang memegang rokoknya, entah dia menyadari Haruto sudah pulang atau belum.

"kenapa merokok sebanyak ini hm? Ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Haruto yang mengagetkan Junkyu.

Junkyu mematikan rokoknya dan menggeleng.

"pingin aja, udah lama gak me time" jawab Junkyu.

Tentu saja dia berbohong. Dia sedang memikirkan semua ucapan Kanaya. Sebenarnya dia ingin bodo amat, tapi kata Cinta dan Keturunan membuatnya harus berpikir keras.

Junkyu bertanya - tanya, apakah dia cinta dengan Haruto ataukah dia hanya terbiasa dengan hadirnya Haruto?

Bagaimana dia membuktikan kalau dia cinta atau tidak dengan Haruto?

Belum lagi masalah keturunan, dia memang sudah sadar diri bahwa dia tidak bisa mengandung. Bagaimana caranya dia memberikan keturunan untuk Haruto?

Junkyu terkejut dengan kecupan seringan kapas dibibirnya. Matanya mengerjap lucu menatap Haruto.

"kan melamun lagi, aku daritadi ngajak kamu ngobrol lo" ucap Haruto lembut sambil tersenyum.

"sorry Haru, tadi aku mikirin tugas kuliah" ucap Junkyu.

Haruto mengusak rambut Junkyu gemas.

"kalau ada yang ganggu kamu, berbagi sama aku" ucap Haruto.

Junkyu hanya mengangguk.

"gimana harimu dikampus tadi?" tanya Junkyu yang berjalan menuju ranjang mereka.

"not bad lah, walaupun tugas numpuk banget" jawab Haruto sambil menarik Junkyu untuk duduk dipangkuannya.

Junkyu duduk dipangkuan Haruto dan mengalungkan tangannya kebelakang leher Haruto.

"Haru.." panggil Junkyu.

Junkyu menatap mata Haruto yang juga balik menatapnya.

"ada apa hm? Ada yang ingin kamu bicarain sama aku?" tanya Haruto sambil mengecup pelan hidung Junkyu.

"kamu pingin banget punya keturunan ya?" tanya Junkyu pelan.

Haruto menatap Junkyu lamat - lamat.

"bukankah kita udah pernah bahas masalah ini yaa Kyu? Aku udah punya Rei" jawab Haruto.

"tapi dari hati kecilmu Haru, kamu ingin kan punya keturunan dari darah dagingmu sendiri"

"kalau kamu bertanya begitu, setiap orang pasti menginginkan hal tersebut Kyu.. Tapi untuk aku sekarang, itu udah bukan hal yang penting lagi.. Aku udah punya kamu, udah punya Rei, aku tidak ingin hal lain lagi.. Walaupun aku ingin punya anak lagi, kita kan bisa adopsi Kyu"

Junkyu terdiam.

"siapa yang membuat kamu overthinking kayak gini hm?" tanya Haruto sambil mengelus pipi Junkyu.

Junkyu hanya menggeleng.

"cuma kepikiran aja Haru, secara dulu kamu selalu dikelilingi sama banyak perempuan"

"kamu juga sama kan Kyu, kamu sering dikelilingi banyak wanita.. Kalau aku bertanya balik, dari hati kecilmu sendiri, kamu ingin memiliki keturunan?"

Junkyu menatap Haruto.

Pluviophile (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang