Junkyu yang berjalan ke arah dapur dan terkejut melihat Kanaya sedang memasak sarapan.
"kenapa lo repot bangun pagi untuk masak sarapan?" tanya Junkyu yang membuat Kanaya terkejut.
Kanaya hanya tersenyum.
"gua cuma ingin berterimakasih karna sudah diijinkan tinggal disini untuk sementara"
"lain kali lo gak usah repot - repot" ucap Junkyu.
"kenapa? Lo takut kalau Haruto berpaling dari lo, kalau gua perhatian kayak gini ke dia?" tanya Kanaya menantang.
"lo bukan level gua Kanaya, buat apa gua takut sama orang kayak lo" sinis Junkyu.
"lihat aja Kyu, lo boleh sombong sekarang, tapi gak ada yang tau kedepannya gimana kan" ejek Kanaya.
"oh pagi Haruto" sapa Kanaya yang melihat Haruto sudah rapi.
"pagi" sapa Haruto.
Haruto berjalan mendekati Junkyu. Memeluk tubuh Junkyu dan mengecup keningnya.
"Morning Kyu" sapa Haruto lembut sambil mengusap pipi chubby Junkyu.
Junkyu tersenyum manis.
"morniinggg Haruuu" balas Junkyu sambil mengecup bibir Haruto.
Kanaya yang melihat hal tersebut menjadi geram.
"ekhmm, guyssss tolong dong masih ada gua disini" ucap Kanaya sambil tertawa kecil.
Haruto hanya terkekeh kecil.
"gua buatin kalian sarapan, itung - itung sebagai ucapan terima kasih gua karna kalian udah ijinin gua untuk tinggal disini" ucap Kanaya.
"gak usah kayak gitu, lo kayak sama siapa aja" ucap Haruto.
"Morning Papii, Morning Daddy" sapa Rei yang hadir disana lengkap dengan seragamnya.
"morning Reii" sapa Haruto dan Junkyu.
Junkyu membantu Rei untuk duduk dikursinya.
"Rei mau sarapan apa? Hari ini tante loo yang masak sarapannya" tanya Kanaya.
Rei menatap kearah Junkyu sedih.
"kenapa gak papi yang masak? Rei mau masakan Papi" tanya Rei dengan lirih.
Kanaya menatap kearah Rei datar, dia benar - benar tidak suka dengan anak kecil ini.
"loh kenapa? Masakan tante Naya enak kok sayang" tanya Junkyu lembut.
"gak mauuu, maunya buatan papi" ucap Rei.
Air matanya sudah menggenang dipelupuk matanya dan siap tumpah.
"ya udah ya udah, Rei jangan nangis yaa, ini daddy olesin selai coklat ke roti yaa, Rei sarapan roti dulu yaa" ucap Haruto.
Rei hanya mengangguk.
Junkyu menatap kearah Kanaya sambil tersenyum sinis. Mau bagaimanapun juga, Rei ada dipihaknya.
.
.
.Kanaya melihat foto pernikahan Haruto dan Junkyu dengan tatapan penuh kebencian.
"harusnya gua yang ada disebelah Haruto, bukan laki - laki tidak tau diri seperti dia yang berdiri disebelah Haruto" gumam Kanaya.
Harusnya dia tidak meninggalkan Haruto ke Amerika, seharusnya dia kubur dalam - dalam mimpinya kalau tau Haruto akan direbut oleh orang lain.
Bagaimanapun caranya, dia harus merebut kembali Haruto.
"kenapa lo liatin foto pernikahan gua sama Haruto segitunya?" tanya Junkyu yang mengagetkan Kanaya.
"enggak, cuma lagi membayangkan, apa yang kalian berdua rasakan waktu itu" jawab Kanaya sambil berjalan mendekati Junkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile (END)
Fiksi PenggemarSomeone who finds joy and peace of mind during rainy days...