Haruto terkejut melihat Junkyu sudah berdiri mematung di depan pintu kamar mereka.
Haruto langsung bangun dan menghampiri Junkyu.
Junkyu mundur selangkah, dan membuat Haruto berhenti melangkah.
"Kyu.. Ini gak seperti yang kamu pikirkan, aku bisa jelasin ke kamu" ucap Haruto.
Junkyu menatap Haruto dengan perasaan penuh kecewa.
"aku mengerti sekarang.. Kamu berbohong padaku kan masalah keturunan.. Kamu hanya ingin mengejekku dan mengolok - olokku kan Haruto!" teriak Junkyu.
"sumpah Kyu, aku gak sejahat itu, aku memang tidak menginginkan keturunan lagi, aku sudah punya Rei" ucap Haruto sambil menggenggam tangan Junkyu.
Junkyu menghempaskan genggaman Haruto.
"KALAU MEMANG KAMU NGERASA PUNYA REI, KENAPA DISAAT DIA LAGI BERJUANG DI RUMAH SAKIT, KAMU ASIK - ASIKNYA BERMESRAAN SAMA KANAYA HAH!" teriak Junkyu dengan tak terkontrol.
Air matanya jatuh.
"Kyu.. Aku ditarik sama Kanaya, aku gak akan nyentuh dia, aku udah punya kamu" ucap Haruto.
Junkyu menggeleng kasar. Dia menatap Kanaya dengan tatapan penuh kemarahan.
"lo ingin ini kan Nay? Lo ingin Haruto kan? Selamat Nay, lo udah dapatin apa yang lo mau"
Setelah berucap seperti itu, Junkyu memilih untuk pergi dari rumah tersebut.
Dia usap air matanya dengan kasar. Hatinya sakit. Sakit sekali.
Haruto berteriak kesal. Dia menatap Kanaya emosi.
"lo apa - apaan hah tadi? Lo buat Junkyu marah" emosi Haruto.
"gua dari kecil udah suka sama lo, tapi kenapa lo malah nikah sama Junkyu?!" marah Kanaya.
"karna gua cuma anggap lo sahabat Nay, gak lebih!" teriak Haruto.
"tapi gua cinta sama lo Haruto! Gua cinta sama lo! Apa lo tau gimana hancurnya gua saat tau lo nikah sama orang lain hah?!"
"gua gak peduli Nay, gua gak peduli! Gua cintanya sama Junkyu, dan perbuatan lo tadi buat Junkyu pergi dari gua!"
Kanaya mengepalkan tangannya emosi.
"lo lebih milih Junkyu yang gak bisa ngasi lo keturunan, dibanding gua?" tanya Kanaya dengan suara yang bergetar.
"gua cinta sama dia Nay, persetan dengan dia bisa ngasi gua keturunan atau enggak, gua cuma mau Junkyu" ucap Haruto.
Haruto pergi dari hadapan Kanaya untuk menyusul Junkyu.
Kanaya berteriak histeris dan melempar pigura pernikahan Haruto dan Junkyu.
"gua benci sama lo Junkyu! Gua benci!" teriak Kanaya sambil terisak.
.
.
.Junkyu menangis sepanjang perjalanannya. Baru kali ini dia merasakan sakit yang amat sangat sakit.
Ini yang dia benci kalau sudah menjalani sebuah komitmen, dia benci berkomitmen. Dia benci memiliki hubungan yang serius dengan seseorang. Dan dia benci menggunakan hatinya untuk hal ini. Dia tidak suka dengan sensasi sakitnya.
Air matanya tidak mau berhenti, bahkan semesta mendukungnya untuk bersedih. Langit mengeluarkan airnya hingga membasahi bumi.
Sesuatu yang amat sangat disukai Junkyu.
Junkyu memarkirkan mobilnya asal disebuah taman. Dia turun dan berteriak disana. Membiarkan hujan membasahi tubuhnya, membalutnya dengan hawa dingin.
Air matanya tersamarkan dengan derasnya air hujan turun. Dia menangis semakin terisak seiring teriakannya terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile (END)
FanfictionSomeone who finds joy and peace of mind during rainy days...