HUKUMAN!!

78 12 7
                                    

"Oi Thalia, dipanggil pak Anas di ruang BK tuh," teriak teman Thalia sekelas. "Oiya, Luna sama Nanda juga," imbuhnya.

"Kan memang biadab si nenek lampir itu," gerutu Luna.

"Biasalah biang rusuh," timpal Nanda.

"Udahlah yuk kesana, ntar kita jelasin aja dari awal," ucap Thalia.

Tok.tok.tok.. "Permisi pak," ucap mereka bertiga membuka pintu ruang BK. Ternyata diruang BK sudah ada Callista dan juga Erika.

"Silahkan masuk," sahut pak Anas.

"Ehem," dehem pak Anas sebelum memulai kata.

"Kalian ini gak ada habis habisnya ribut disekolah. Mau jadi apa sih kalian?" Ucap pak Anas tapi masih lembut. "Sekolah itu tempatnya belajar, bukan berantem, kalo kalian mau berantem sana di ring tinju. Berkelahilah kalian disana." Lanjutnya.

"Lah bapak berarti ngebolehin kita berantem disana?" cletuk Luna.

"Hustt diem bego," senggol Nanda.

"Heh bukan gitu, maksud bapak ngapain kalian berantem, coba ceritain ke bapak dari awal kejadiannya," ucap pak Anas.

"Kejadian apa ya pak?" ucap Luna lagi.

"Kejadian mama kamu bisa menikah sama papa kamu Luna," ucap pak Anas setengah sabar menghadapi Luna yang super duper menyebalkan.

"Gini pak tadi Saya, Luna sama Nanda lagi jalan mau ke kelas, tapi nenek lampir eh maksud saya Callista sama Erika sengaja nabrak kita pak," jelas Thalia.

"Dih siapa suruh lo jalan ditengah," sahut Callista tidak mau disalahkan.

Nanda melotot "Jalan ditengah? Mata lo buta apa gimana? Jelas-jelas jalanan masih lega ngapain lu nerobos kita bertiga," ketus Nanda.

"Udah-udah malah tambah ribut disini," sergah pak Anas. "Baik kalo gitu karena kalian salah, saya akan hukum kalian semua!" Lanjutnya.

"Kalian berdua akan saya kasih hukuman membersihkan toilet perempuan dilorong kelas 11." Perintah pak Anas menunjuk Callista dan Erika.

"What the hell?!! pak yang bener dong masa cantik-cantik gini suruh bersihin toilet," rengek Callista bersungut.

"Mampus lo!" Ledek Luna.

"Heh kalian juga bapak hukum bersihin toilet dilorong kelas 12!" perintah pak Anas menunjuk Nanda dan Luna.

"Lah kok kita juga dihukum pak," ucap Nanda.

"Tau nih pak! Kan Erika yang duluan jambak saya pak!" bela Luna.

"Kok gue?!" Ketus Erika.

"Kalian semua bersalah jadi kalian semua kena hukuman. Gak boleh ada yang tawar menawar karena ini bukan pasar," ucap pak Anas.

"Pak, kan Thalia gak ikut jambak-jambakan pak, berarti Thalia bebas dari hukuman dong pak?" Tanya Thalia lugu mencari pembelaan.

"Kamu juga! karena kamu bertiga satu geng," ketus pak Anas sambil mengelus-elus kumisnya.

"Yahh pak," keluh Thalia.

"Sudah bubar-bubar, segera kerjakan biar cepat pulang!" ucap pak Anas. "Tapi kalo sampe kalian kabur, bapak akan tambah hukumannya, paham?!"

Mereka berdecak "Iya pak,"

.
.
.

My Cool BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang