PDKT

105 11 15
                                    

"Dasar anak muda nggak punya etika!"

Siapa sih yang tidak kesal jika ada orang yang salah, tetapi tidak mau minta maaf?

"Loh bunda, kenapa kok marah-marah gitu bun?" Tanya Diran heran melihat sikap bundanya setelah masuk ke dalam mobil.

"Itu loh ada perempuan disupermarket nggak punya sopan santun. Dia nabrak bunda sampai keranjang bunda jatoh berantakan! Dia yang salah tapi malah nyalahin bunda." Cibir bunda. "Jangan sampai kamu bergaul sama orang kayak dia ya, Ran!" Lanjutnya.

Diran menaikan sebelah alisnya. "Haduh bunda tahan emosi, nanti bunda malah stres terus jadi keriput loh, udah biarin aja bunda." Ucap Diran melerai bundanya supaya tidak marah.

"Ih kamu ini malah ngeledek bunda, lagian gimana bunda gak stres coba, liat kelakuan anak muda zaman sekarang susah diatur,"

Diran meneguk salivanya. Jelas saja Diran pusing jika melihat bundanya sudah marah seperti ini, bahkan sejauh ini bunda Diran tergolong orang yang sabar.

"Yaudah kita pulang aja, Ran." Pinta bunda.

"Loh nggak jadi mampir ke rumah mama Saras bun?" Tanya Diran.

"Besok aja deh, bunda udah nggak mood,"

Diran mengangguk tanda setuju dan melajukan mobilnya kembali kerumah. Walaupun dalam hatinya sedikit kecewa karena tidak jadi bertemu anaknya mama Saras atau sang pujaan hatinya yaitu Thalia. "Oke bun,"

"Kamu gapapa kan?" Tanya bunda.

"Gapapa Bun, kan besok Diran bisa ketemu Thalia disekolah," jawabnya.

"Yasudah kalau begitu,"

♡♡

"Thalia bagi dong bolunya," ucap Luna saat sedang berada diruang keluarga rumah Thalia.

"Tau nih, gue juga mau Thal," sahut Nanda berusaha merebut roti bolu kukus rasa pandan kesukaan mereka yang sudah dibuatkan khusus oleh bi Inah.

Yaps Nanda dan Luna hari ini sedang berada dirumah Thalia, karena mereka berencana menonton drakor dan belajar bersama dirumah sahabatnya itu untuk mempersiapkan ujian esok. Mereka hari ini berencana menginap dirumah Thalia.

"Nihh bayar ya, canda bayar," ledek Thalia.

"Eleh ogahh,"

"Eh kak Bryn.. halo kak?" sapa Luna.

Bryn hanya tersenyum dan malah mengalihkan pandangannya dan menatap Nanda. Why?

Sang empu yang ditatap mendadak salah tingkah.

Thalia mengamati keduanya, "hmm seperti ada yang aneh." Pikirnya sambil mengotak atik laptopnya.

Bryn meninggalkan tiga sekawan yang sedang bercanda dan bergurau bersama diruang keluarga.

"Thal, airnya abis ya?" Tanya Nanda.

"Oiya lo ambil aja dikulkas Nan," jawabnya.

"Oh oke." Nanda berjalan ke arah dapur untuk mencari kulkas dirumah besar milik keluarga Thalia.

Ternyata disana ada Bryn yang sedang membaca novel dan memakan buah yang ada didepannya.

"Halo kak?" Sapa Nanda malu.

Merasa ada seseorang yang memanggil, Bryn mengalihkan pandangannya dari novel dan ternyata sudah ada Nanda didepannya. "Oh..ya?"

"A-Aku mau ambil air dikulkas," ucap Nanda kikuk. "Dih ngapain gue izin ke Bryn ya? Udahlah biar sopan." batinnya.

Bryn menggangguk, "Silahkan."

Setelah mengambil botol air dikulkas, Nanda hendak kembali keruang keluarga dan meninggalkan dapur. "Yaudah aku kesana dulu ya kak,"

Bryn tersenyum. Tetapi langkah Nanda terhenti saat Bryn memanggil namanya. "Eh Nanda?"

"Iya kak?" Jawab Nanda.

"Boleh gue minta nomor wa lo?" Tanya Bryn.

Nanda menggaruk tengkuknya. "Emm, boleh kak," jawabnya salah tingkah hingga membuat pipinya memerah seperti kepiting rebus.

Memang benar selama ini Nanda sudah mengagumi Bryn dan sering mencuri-curi pandang saat Nanda berada dirumah Thalia. Dan kini? Omegad kak Bryan minta nomor WhatsApp nya? Gak disangka.

"Berapa nomornya biar gue catet," ucap Bryn sambil membuka layar ponsel miliknya.

"0856xxxxxxxx, udah kak." Jawabnya.

"Makasih,"

"Sama-sama kak, em.. yaudah aku balik kesana dulu kak takut dicariin,"

"Dicariin? Padahal masih didalem rumah yang sama," ledek Bryn diiringi tawa ringannya.

"Astaga dia ganteng banget kalo lagi senyum begini, ya tuhan jadi pengen bawa pulang," pujinya dalam batin.

Tanpa disadari Nanda sampai terbawa suasana. "Halo?" panggil Bryn sambil mengibaskan telapak tangannya ke arah Nanda dan membuyarkan lamunan Nanda.

"Eh iya kak, yaudah kak see you." Ucap Nanda dan berjalan meninggalkan dapur. Bryn hanya menaikan sebelah alisnya heran.

"Lama amat lo ambil minum Nan, lo ambil di Korea ya?" Cibir Luna.

"Macet Lun, sorry." Sahutnya.

"Woi brisik, gue lagi serius nonton nih, silent plis!" ketus Thalia yang sedang serius menonton drakor dilaptop. "Liat nih, ya ampun suami gue ganteng banget sich," bualnya.

"Nyenyenye," sahut Nanda dan Luna sambil memasang muka meledek, alhasil membuat guling melayang tepat dimuka mereka.

"Thal belajar anjir, inget besok masih ujian lol!" cibir Luna.

"Tau nih, ntar gue kasih tau Diran kalo lo lebih asik nonton drakor mampus aja lo kena omel lagi," cibir Nanda.

"Dih cepu! Iyaiya ini sambil baca buku kok," sahut Thalia meraih tumpukan buku diatas meja.

"Gitu dong," dengus Nanda sambil membuka buku pelajarannya.

Kedua temannya hanya memaklumi sifat sahabatnya ini, walaupun dia rada malas belajar tapi keberuntungan selalu menghampiri Thalia. Ya gimana gak beruntung, nilainya selalu tinggi dikelas.

.
.
.
.

My Cool BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang