FAMOUS

1.2K 90 49
                                    

"Ngebut dikit dong Mang, hampir telat nih," ucap Thalia kepada mang Asep supirnya.

"Iya Non, sabar atuh," ucap Mang Asep sedikit ngebut.

'Citttttt.....' Mobil Thalia tiba-tiba berhenti dipinggir jalan.

"Loh kok berhenti, kenapa Mang?" ucap Thalia panik.

"Gatau Non, kayaknya mogok deh."

"Yaelah tinggal dikit lagi kenapa pake acara mogok segala sih," keluh Thalia. "Yaudah deh aku jalan aja," ucapnya dan langsung membuka pintu mobil.

"Beneran gapapa Non?" ucap Mang Asep.

"Iya udah gapapa kok, pamit dulu ya Mang."

"Hati-hati Non." Ucap mang Asep dan dibalas acungan jempol dari Thalia.

Thalia berlari dengan cepat dan berharap nasib baik ada dipihaknya. Untung sajajarak  dari mobilnya yang mogok sampai ke sekolah tidak terlalu jauh dan ternyata gerbangnya belum ditutup penuh oleh pak satpam.

"Huh sial banget sih hari ini, udah kesiangan, mobil mogok, untung aja belum ditutup gerbangnya," gerutu Thalia saat sudah berada didalam sekolah SMA Perwira Utama.

Thalia memicingkan matanya karena melihat dua sosok yang dikenalnya "Eh itu kan Nanda sama Luna," ucapnya pelan.

"NANDA!, LUNA!!!" teriak Thalia dan langsung membuat dua orang itu menoleh kebelakang.

"Eh tuan putri kok tumben baru dateng, pangeran Dirannya kemana emang nggak jemput?" goda Luna.

"Pangeran Dirannya capek nungguin, tuan putrinya tidur bae sih kek kebo," ledek Nanda dan mereka berdua terkekeh.

"Sa ae lo coeg, lo gatau kan betapa sialnya gue hari ini," ketus Thalia sambil sedikit ngos-ngosan karena berlari tadi.

Nanda dan Luna mengernyit. "Emang lo kenapa sih kesel bat keknya?" tanya Nanda.

"Gue tuh abis lari maraton gara-gara mobil gue mogok, nih liat rambut gue lepek bat kek gembel, muka udah kek gorengan, banjir keringet anjir." Celoteh Thalia.

"Hahaha sabar sayang, ini tuh cobaan," kekeh Luna.

"Iya sabar ya zheyeng," sahut Nanda dan ikut tertawa kekeh.

"Tawa terossss," ketus Thalia datar. "Cabutlah,"

Mereka bertiga pun berjalan beriringan melewati koridor-koridor sekolah, dan mereka sadar bahwa semua mata memperhatikan mereka baik perempuan maupun laki-laki.

"Uihh cantik-cantik nih,"

"Neng gelis godain abang dong,"

"Eh cantik boleh kali nengok dikit,"

"Thalia bagi nomer WA nya dong?"

Benar-benar membuat mereka bertiga jengah dibuatnya.

"Ih cantik-cantik kok pada sombong sih, gak laku mampus aja kalian!"

Spontan emosi Thalia memuncak dan tidak bisa ditahannya lagi dan akhirnya pun meledak.

"BACOT LO PADA!! BISA DIEM KAGA!!" gertak Thalia dengan nada kesal dan mata melotot.

"Jirr galak kali co," bisik salah satu cowok kepada temannya yang ada digerombolan itu ketika mendengar Thalia angkat suara garangnya.

Mereka bertiga memang sering jadi pusat perhatian banyak orang, apalagi Thalia karena wajahnya yang cantik dan sikap cueknya itulah yang membuat penasaran bagi setiap kaum adam untuk menaklukan hatinya. 

Namun tidak ada satupun yang berhasil, kecuali Diran yang begitu dia sayangi saat ini. Entah kenapa Thalia bisa sangat mencintai dan menyayangi Diran, Thalia selalu merasa nyaman dan bahagia saat berada disamping Diran.

"Iya anjirr cantik-cantik galak," jawab teman cowok itu.

"Heran deh pada brisik banget kayak kaga pernah liat cewek cantik aja, gua tampol juga lo!" Timpal Luna ke segerombolan cowok-cowok itu.

"Itu lagi ngapain mata liatnya sampe begitu banget udah kayak mau keluar aja tu bola mata, dasar netizen!"sambar Thalia sambil melotot sengit kearah gerombolan cewek-cewek yang sedari tadi melihat mereka dengan tatapan sinis.

"Eh ogeb lo ngapain malah ketawa," geram Luna ke Nanda sambil menyenggol lengan Nanda yang sedari tadi tertawa kekeh.

"Lagian lucu sih lo berdua, galak bener kalo lagi marah-marah. Si cupu Dino aja sampe cengo no liat deh," ucap Nanda sambil menunjuk kearah Dino.

Thalia dan Luna pun langsung melihat kearah yang ditunjuk Nanda, dan benar saja disana ada Dino, dia diam membeku dan mulutnya sedikit terbuka karena kaget.

Dino ini adalah teman sekelas Thalia, Nanda dan juga Luna, sedikit cupu tapi sangat pintar dikelas. Mereka suka memanggil Dino dengan sebutan Dinosaumart.

"Lah lo ngapain matung disitu No? Kok muke lo pucet gitu sih, lo sakit?" tanya Luna mengangkat sebelah alisnya.

"A-aku gapapa kok," jawab Dino terbata-bata sambil membenarkan kaca matanya.

"Yaudah aku kekelas dulu ya," lanjutnya lagi dan langsung ngibrit ke kelas karena ketakutan.

"Gila kali tu anak ya?" Luna mengernyit heran.

"Tau gangguan kali." Ucap Thalia mengedikan kedua bahunya cuek dan berlenggang meninggalkan gerombolan orang-orang tadi yang juga mulai berhamburan untuk masuk kekelasnya masing-masing.

♡♡♡

Seperti biasa, ketika jam istirahat ada saja bahan untuk gibahan mereka atau sekedar gosipin cogan (cowok ganteng). Siapa lagi biangnya kalau bukan Luna.

"Eh lo pada tau nggak ada anak baru disekolah kita loh," ucap Luna cengengesan sambil memegangi kedua pipinya dengan lebay matanya berbinar-binar seperti orang yang sedang kasmaran.

"Serius tau dari mana lo?" tanya Nanda mengangkat sebelah alisnya.

"Tadi gue kan denger tuh cewek-cewek biang gosip pada ngomongin anak baru, terus gue lewat kelas XII 2, eh nggak sengaja liat dia lagi dikrubungin sama cewek-cewek alay bin lebay dikelasnya." Cerocos Luna.

"Ganteng nggak? Namanya siapa? Pindahan dari mana?" tanya Nanda seperti mengintrogasi Luna karena tiba-tiba tertarik dengan pembahasannya.

"Ganteng banget keren lagi, ih si Diran mah kala," cibir Luna berusaha mencoba menggoda Thalia.

"Gosip mulu nggak haus apa?!" sewot Thalia memutar kedua bola mata malas sambil memainkan ponselnya.

"Yeee...dia sewot." Sambar Luna tertawa geli.

"Bagi Thalia pangeran Diran itu segalanya," ledek Nanda nyengir sambil menaik turunkan alisnya.

"Ngomong ama tembok!" dengus Thalia kesal.

"Hay tembok kenalan dong," cibir Nanda sambil melihat tembok disebelahnya dan mengusap-usap temboknya.

"Dasar si bego!" ketus Thalia datar dan mengerlingkan matanya tajam ke arah Nanda.

Tiba-tiba mereka meledakkan tawa, entah mengapa ketika Thalia marah kedua sahabatnya tak kuasa melihat dia marah dan seketika malah berubah jadi tawa.

Walaupun Thalia kadang suka kesal dengan kedua sahabatnya karena sedikit absurd, tapi Thalia sangat menyayangi kedua sahabatnya itu. Nanda dan Luna selalu ada disaat Thalia sedang terpuruk ataupun berada didalam zona yang membuatnya benar-benar down.

Begitupun sebaliknya Nanda dan Luna sangat menyayangi Thalia walau kelakuannya kadang bikin jengkel, random dan sedikit minus tapi mereka bersahabat sudah lama dan sudah seperti keluarga sendiri.


.
.
.
.

My Cool BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang