BRYN JATUH CINTA?

74 6 5
                                    

Thalia membelalakkan matanya ketika mendapati mangkoknya yang sudah tidak berisi lagi dimeja makan.

"Dih anjir siapa yang ngabisin mie gue!!" kesal Thalia setelah mengambil air dingin di kulkas dapur.

Thalia bersungut. "Wah gue tau pasti kerjaan si kutil biawak!" Tuduhnya.

"KAK BRYNNNNN!!!!!!" Teriak Thalia memenuhi seisi rumah. "Liat aja nakal gue jadiin perkedel juga lo!" Gerutunya.

"Halo sayang?" Sapa Saras yang baru saja masuk ke dalam rumah. "Kamu kenapa kok marah-marah gitu?" tanyanya.

"Loh mama sama papa kok udah pulang? kata bi Inah pulangnya besok?" Thalia kaget dan setelahnya mencium tangan kedua orang tua nya.

"Iya mama sama papa udah selesai kerjaan disana, jadi hari ini langsung pulang deh," jelas Saras, mama Thalia.

"Oh gitu,"

"Gimana ada masalah gak dirumah?" Tanya Alex, papa Thalia.

Thalia menggeleng. "Nggak dong pah,"

"Bagus deh," ucap Alex. "Oh iya, kakak kamu kemana kok tumben sepi?" Tanya Alex mengamati sekelilingnya.

"Oh kak Bryn ada dikamarnya pa," jawabnya. "Hm, Sepi gimana pa? Tadi aja dia abis bikin aku kesel! Masa makan mie yang baru aku masak! Padahal kan udah tau bi Inah lagi izin pulkam, terus gak ada yang masakin." Gerutu Thalia mengerucutkan bibir.

Mama dan papa Thalia terkekeh melihat putrinya yang sedang marah ini. "Sabar sayang, besok mama masakin makanan kesukaan kamu, mau?" Ucap Saras.

Thalia menggangguk senang. "Tentu!"

"Yasudah mama sama papa masuk kamar ya, papa capek mau istirahat dulu," ucap Alex mengelus puncak kepala anaknya itu.

"Oke pa!" Ucap Thalia. "Oh iya mau dibikinin mie? Teh? Atau apa nggak Pa, Ma?" tawarnya bersemangat.

"Gausah sayang, tadi mama sama papa udah makan dijalan." Sahut Saras tersenyum manis.

Thalia menggangguk dan tersenyum. Mereka pun berlenggang ke arah kamar mereka.

♡♡♡

Bryn sedang duduk di balkon kamarnya ditemani dengan secangkir kopi hangat.

"Gue chat ga ya?" gumannya sambil mencari nomor seseorang di WhatsApp nya.

Bryan tampak memikirkan sesuatu. "Chat aja deh," akhirnya Bryn mencoba mengirim pesan pada seseorang.

Me
Hai Nan? Ini gue Bryn.

Nanda
Oh iya kak, aku save ya.

Oke, kali ini Bryn memberanikan diri mengirim pesan kepada sahabat adiknya itu.

Me
Oke! Btw lagi sibuk nggak? Boleh gak gue telpon?

Nanda
Nggak sibuk kak, boleh kok.

Dengan segera Bryn menelpon Nanda dengan hati yang bisa dibilang campur aduk saat ini.

"Halo?" Sapanya.

"Hai," balas Nanda dari telpon dan sangat lembut.

"Lagi apa?" tanya Bryn sedikit gerogi.

"Duduk aja kak," jawab Nanda membenarkan posisi duduknya.

"Oh iya besok kamu ujian terakhir ya?" tanya Bryn memastikan.

"Iya kak kenapa?" tanya balik Nanda.

"Hmm.. berarti malamnya free dong?"

"Maybe free kak," sahutnya sedikit tersenyum dari sebrang sana.

"Mau gak keluar sama gue? Lagi gabut nih dirumah," ajak Bryn salah tingkah sambil menggaruk tengkuknya.

"Boleh kak," jawab Nanda yang tak kalah salah tingkahnya. Penantian yang sudah ditunggu nya lama, dan akhirnya? Bryn ngajak dia ngedate????

"Oke share loc ya, besok gue jemput jam 7 malem," ucap Bryn.

"Iya kak siap," balas Nanda lembut dan sudah pasti pipinya memerah bak macam tomat.

"Yaudah gue matiin dulu ya telponnya, lo belajar gih supaya nilainya bagus," ucap Bryn.

Nanda tersenyum sambil menyibakkan rambutnya ke belakang telinganya. "Iya kak pasti,"

Bryn pun mematikan sambungan telpon mereka dan kembali menyerutup kopi miliknya. Kemudian berjalan ke dalam kamar dan duduk ditepi kasur.

Tok tok tok....

"Masuk," ucapnya.

"Woi kak!! lo ngeselin banget anjir, masa baru gue tinggal 5 menit ke toilet mie gue udah abis!!" Ketus Thalia setelah berada tepat didepan Bryn.

Bryn terbelalak saat Thalia tiba-tiba teriak di kamarnya hingga membuatnya menutupi telinganya. "Lah kok lo nyalahin gue, bocor kali mangkoknya," jawabnya enteng masih berlaga tidak bersalah.

"Dih bicir kili mingkiknyi! Pokoknya gue gamau tau bikinin gue mie sekarang! Ihh gue laper tau," Rengek Thalia.

"Ogah bikinlah sendiri," tolak Bryn.

Thalia melotot. "Oh gamau bikinin ya? Yaudah gue aduin ke mama sama papa kalo kak Bryn selalu ngisengin adeknya dan bikin adeknya nangis terus!" Ancamnya sambil bersedekap angkuh.

"Aduin aja," ucap Bryn. "Toh lagian mereka gak ada dirumah ini," lanjutnya sambil menjulurkan lidahnya meledek Thalia.

"Siapa bilang! Orang mereka udah pulang," sahut Thalia yang balik meledek Bryn.

"Oke gue aduin bye!" Ucap Thalia menunjukkan senyum smirknya dan hendak meninggalkan kakaknya. Tapi belum sempat Thalia melangkahkan kakinya, lebih dulu tangan Bryn berhasil menghentikannya.

"Eh tunggu! Iyaiya gue bikinin, tukang ngadu hu!" dengus Bryn.

"Bodo wleee!!" Ledeknya dan berbaring diatas kasur empuk milik Bryn. "Jangan lama-lama ya tuan putri sudah lapar," lanjutnya sambil tertawa puas.

Bryn tak menggubris adiknya dan tentu saja dia kesal, tapi mau gimana lagi ini kesalahannya juga sih.

.
.
.
.

My Cool BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang