CEDERA

649 35 23
                                    

'Diran... Diran... Diran'. Terdengar suara sorakan semua perempuan yang berteriak dengan heboh memenuhi lapangan basket pagi ini. Untuk apalagi kalau bukan untuk memberikan semangat pada Diran, cowok populer sekaligus kapten dari tim basket itu.

Dengan gampangnya Diran berkali-kali berhasil memasukan bola basket kedalam ring dan tentunya disambut dengan tepuk tangan serta sorakan kagum dari para fansnya.

'Brukkk'  Tiba-tiba Diran jatuh tersungkur dilapangan basket karena tertabrak oleh Ega menyebabkan Diran meringis karena kakinya terkilir.

"Woi mainnya yang bener dong!" sarkas Zion sahabat Diran sembari mendorong lengan Ega.

"Sorry, gue nggak sengaja," elak Ega. Nggak sengaja apanya, jelas-jelas Ega nabrak Diran dengan sengaja.

Para murid yang berada dilapangan untuk menonton latihan basket hari ini pun juga ikut panik, karena melihat Diran yang tampak kesakitan.

Dengan segera Zion membopong Diran menuju UKS. Terkilas pula senyuman licik dari sudut bibir Ega. "Rasain lo, Ran!" batinnya.

♡♡

"Thalia," panggil Zion saat sampai diambang pintu kelas XII 4, dan menghampiri Thalia yang sedang ketawa ketiwi bersama kedua sahabatnya didalam kelas.

Thalia mengernyit heran. "Lo kenapa lari-larian, Yon?"

"D-Diran," ucap Zion dengan napas tersenggal.

"Napas dulu woi!" cibir Luna.

"Diran kenapa, Yon?" tanya Thalia mulai berfirasat buruk, takut Diran kenapa-napa.

Zion mengambil napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya, mencoba menetralkan napasnya. "Itu tadi, Diran pas latihan basket kakinya keseleo," jelas Zion.

"Terus sekarang dia dimana?" tanya Thalia khawatir.

"UKS." jawab Zion. Thalia buru-buru lari meninggalkan kelas.

Thalia membuka pintu UKS, lalu masuk kedalamnya dan melihat Diran yang sedang terbaring diatas kasur UKS. "Diran?" lirih Thalia.

Karena kaget ada seseorang yang memanggil namanya, Diran pun membuka matanya dan mendapati kekasihnya yang tengah berdiri disampingnya.

Diran tersenyum lembut, lalu terduduk walaupun rasa nyeri dikakinya masih sangat terasa. Thalia juga ikut duduk disamping Diran. "Kamu kenapa kok bisa keseleo sih?"

"Aku gapapa kok sayang," jawab Diran lembut sembari mengelus puncak rambut Thalia.

Thalia menatap diran sendu "Pokoknya nanti pulang sekolah kita ketukang urut ya," pinta Thalia.

"Aku gapapa sayang, paling besok juga udah sembuh," tolak Diran.

"Pokoknya kamu harus nurut!" tekan Thalia sambil memeluk Diran. "Lagian kan besok kamu udah turnamen nanti kalau kamu masih nggak bisa jalan kamu nggak bisa ikut turnamen," Lanjutnya.

Diran menghela napas lalu tersenyum dan mengangguk. Mau bagaimana lagi, Diran tidak bisa menolak permintaan Thalia. Karena kalau Thalia sudah marah, fiks sudah mirip seperti singa betina.

Tapi ada benarnya juga yang dikatakan oleh Thalia, besok turnamen akan diadakan. Jika kondisi Diran yang masih tidak bisa berjalan, mana mungkin dia bisa ikut turnamen itu untuk mewakili sekolah bersama timnya.

Lagian Ega benar-benar keterlaluan, bisa-bisanya dia melakukan hal bodoh seperti itu hanya untuk menyingkirkan Diran dari timnya.

.
.
.
.

My Cool BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang