KEBERSAMAAN

671 26 8
                                    

"Ayo masuk cucu-cucu Yayi, pasti kalian capek kan," ucap Yayi.

Mereka pun duduk disofa merah yang ada diruang tamu setelah dipersilahkan masuk oleh Yayi.

"Jadi ini yang namanya nak Diran? Pacarnya cucu Yayi ya?" tanya Yayi sambil menggoda Thalia, jelas saja Thalia terlihat malu.

"Walah ganteng pisan ini teh," sambar mbak Diah. Mbak Diah adalah asisten rumah tangga dirumah Yayi. Dia yang menemani Yayi dan membantu mengurus rumah Yayi. Yayi juga sudah mengganggapnya seperti anaknya sendiri.

"Eh mbak Diah, miss u mbak Diah," goda Thalia dengan gaya centilnya.

"Jangan bahasa inggris atuh Non, mbak Diah mah nggak ngerti." Jawab mbak Diah.

Mbak Diah adalah orang Sunda. Dia datang ke Jakarta yaitu untuk merantau dan mencari pekerjaan dan kemudian bertemu dengan Yayi Thalia. "Sebentar ya non, mbak Diah buatin minum dulu," eh mau minum apa ya?"

"Jus lemon mbak," ucap Thalia.

"Waduh nggak ada Non, lemonnya abis." Jawab mbak Diah.

"Jus mangga," ucap Nanda.

"Belum panen, Non." Jawabnya lagi.

"Es bening aja dah kalo gitu, mbak." Sahut Zion karena kesal dengan mbak Diah menawari tapi tidak ada semua hahaha.

"Es bening teh naon ya, Den?" tanya mbak Diah

"Air mineral mbakkkkkkkkkkkkkk," ucap mereka kompak.

"Heheh iya-iya mbak Diah nggak ngerti. Jangan ngegas gitu atuh," cengir mbak Diah sedikit tertawa.

Mereka pun tertawa terbahak-bahak karena keluguan mbak Diah.

♡♡♡

"Gimana nak Diran, udah mendingan belum?" tanya Yayi setelah selesai memijat kaki Diran.

"Alhamdullilah sudah Yi, terimakasih ya, Yi." jawab Diran lembut.

Yayi tersenyum sambil menutup minyak urut yang sudah digunakannya tadi. "Yaudah Yayi ke belakang dulu ya,"

Diran pun mengangguk dan tersenyum ke arah Yayi "Baik, Yi."

Yayi pun berlenggang ke arah dapur untuk mencuci tangan dan membantu mbak Diah menyiapkan makan malam untuk mereka.

"Zion, bagi keripiknyaaaaa," teriak Thalia dari depan televisi.

Thalia, Luna, Nanda dan Zion sedang bersantai didepan televisi sambil menunggu Diran selesai diurut.

"Zion, lo mah rakus anjir!" cerocos Luna geram sambil melempar remot tv yang ada didepannya.

"Tau nih Zion! Astaga lama-lama gue usir lo dari sini," sahut Nanda sambil menyerobot ciki yang ada ditangan Zion.

"Laper gue," cengir Zion tanpa dosa.

Diran yang sepertinya sudah mendingan pun berjalan menghampiri Thalia dan teman-temannya yang sedang ribut itu.

"Loh, udah bisa jalan?" ucap Thalia kaget saat Diran sudah ada disampingnya.

Diran pun mencubit hidung Thalia "Aku itu cuma keseleo bukan patah pulang, " balas Diran.

"Hehe iya iya maaf, bercanda doang." Cengir Thalia sambil nyemil keripik kentang balado favoritnya.

"Anjir ni sinetron kalah romantis sama drama disamping gue," celoteh Zion. Alhasil lemparan keripik Thalia pun mendarat diwajah Zion yang sedang rebahan.

"Cucu-cucu yayi, yuk makan malam dulu," ucap yayi dari arah ruang makan.

Zion yang dari tadi sudah menahan lapar kini tanpa aba-aba sudah melarikan diri ke ruang makan.

"Eh si kutu kupret! Gatau malu sekali lo!" teriak Luna karena geram dengan kelakuan Zion.

"Sudah-sudah gapapa, kan mjemang Yayi sama mbak Diah nyiapin ini untuk kalian," ucap Yayi dengan lembut.

Akhirnya mereka semua menikmati makan malam bersama yang sudah disiapkan oleh mbak Diah.

"Wah mbak Diah, masakan mbak Diah emang top markotop mbak," puji Zion kepada mbak Diah sambil mengacungkan jempolnya.

"Hehe bisa aja, Den." Jawab mbak Diah.

"Zion, lo laper apa doyan dah? Udah abis berapa piring lo?" tanya Luna.

"Laper tapi doyan," sahut Nanda, membuat seluruh penghuni meja makan tertawa.

Sang empu yang disindir hanya memasang muka meledek.

♡♡

Hari sudah semakin larut, Thalia dan teman-temannya memutuskan untuk pulang.

"Apa gak sebaiknya kalian menginap saja dirumah yayi?" tanya yayi karena khawatir.

"Nggak usah Yi, soalnya besok Diran ada pertandingan, Yi." Jawab Thalia.

"Iya Yi, lagian Zion udah ngantuk pengen bobok dikamar Zion," ucap Zion manja.

"Euhhhh," ucap Luna dan Nanda kompak sambil memutar bola matanya malas.

Diran, Thalia dan teman temannya pun kemudian menjulurkan tangannya untuk berpamitan kepada Yayi. "Yaudah Yi, kami pamit dulu ya," ucap Diran.

"Iya nak Diran, hati hati dijalan ya. Jangan lupa nanti kapan kapan main kesini lagi ya," pinta Yayi.

"Siap Yi," jawab mereka kompak.

"Thalia sayang Yayi," ucap Thalia sambil memeluk Yayi nya itu dan dibalas pelukan hangat dari Yayi.

"Yayi juga demikian,"

"Dada mbak Diah,"

Mereka masuk ke mobil dan langsung berlenggang pulang meninggalkan rumah Yayi Thalia.

.
.
.
.

My Cool BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang