TERKUNCI DITOILET

99 4 0
                                    

"Nan, liat deh postingan gue kemarin, nggak nyangka bakal serame ini," ucap Luna yang kini tengah berada di dalam kelas bersama Nanda dan beberapa teman lainnya.

"Mana coba gue liat," sahut Nanda sambil meminum susu kotak. "Eh wait, itu dikomen KEENAN?," Nanda kaget sambil menekan nama KEENAN.

Luna mengulum bibirnya. "Hehe, iya soalnya gue tag akun cafe dia." Ucapnya cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Nanda hanya menggelengkan kepala.

"Halo guys!" Sapa Thalia yang baru sampai dikelas.

"Hai Thal," sapa keduanya. Thalia meletakkan tasnya dimeja dan mendaratkan bokong dikursinya. Thalia melirik jam tangannya.

"Eh Thal-" ucap Luna terpotong.

"Masih 10 menit. Eh gue ke toilet dulu ya," ucap Thalia beranjak dari tempat duduknya.

"Oke jangan lama-lama," ucap Nanda dan dibalas acungan jempol Thalia.

"Baru juga gue mau ngomong!" Sungut Luna, Nanda hanya menahan tawanya.

♡♡♡

Setelah sampai di depan toilet, ternyata dari kejauhan ada seseorang yang sedang memperhatikan Thalia. Tapi Thalia tidak mengetahuinya dan sampai akhirnya dia pun masuk ke dalam toilet.

Ceklek-ceklek.

Pintu toilet tiba-tiba terkunci dan ternyata itu adalah ulah Callista.

"Uh Thalia yang malang, semoga gak ada yang bukain pintunya ya. Byebye!" ucap Callista dengan senyum liciknya. Callista membuang kunci toilet ke dalam tempat sampah.

"Ah lega," ucap Thalia setelah buang hajat dan merapikan bajunya didepan wastafel.

Thalia meraih knop pintu, tetapi pintu tidak bisa terbuka. "Shit! Kok bisa kekunci!" paniknya.

Thalia melirik ke jam tangannya dan ujian kurang 2 menit. Gila! Dia bisa-bisa telat ujian!

"Tolong siapapun diluar, tolongin Thalia kekunci didalem!" Teriak Thalia berusaha mencari pertolongan.

Thalia merogoh saku bajunya dan roknya ternyata ponselnya tertinggal di dalam tasnya. "Anjir mana hp gue di dalem tas lagi," ucapnya sambil menepuk dahi.

Sudah hampir 5 menitan Thalia teriak-teriak minta tolong tapi tidak ada satupun orang yang lewat depan toilet.

"Anjir gue telat lama banget, bisa-bisa gue ikut ujian susulan, ih males banget!" Keluhnya.

"Tolong bukain pintunya!!" Teriaknya lagi sambil menggedor-gedor pintu toilet.

"Kayaknya ada yang teriak-teriak dari dalam toilet," ucap seorang laki-laki tua yang sedang mengepel lantai didepan toilet. Ternyata dia adalah petugas kebersihan di sekolah Thalia.

Bapak itu menempelkan telinganya ke pintu toilet. "Halo apa ada orang didalam??" tanyanya.

Thalia membelalakkan matanya, syukurlah ada orang yang mendengarnya. "Iya pak ada saya didalam, tolong bukain pintunya pak," rengek Thalia sambil menggedor-gedor pintunya.

"Kok bisa ke kunci didalem non?" Tanya pak Tarno.

"Gatau pak, tiba-tiba ke kunci," jelasnya.

Pak Tarno mencari-cari keberadaan kunci tetapi tidak ada. "Kalo non kekunci otomatis kuncinya nyangkut non, tapi ini kok gak ada ya," bingung pak Tarno.

"Fiks gue dikunciin!" batin Thalia. "Iya pak gak tau, tolong bukain dong pak, saya udah telat ujian pak," mohon Thalia.

"Iya non bentar bapak ambilkan kunci serepnya dulu," ucap pak Tarno berjalan menjauh dari toilet.

"Siap pak,"

Setelah menunggu lama akhirnya pak Tarno datang membawa duplikat kunci toilet. Pak Tarno langsung membuka pintu toilet dan akhirnya Thalia bisa keluar dari sana.

"Pak makasih banget ya, kalo gak ada bapak mungkin saya bisa ke kunci sampe ujian selesai," ucap Thalia.

"Iya non sama-sama yaudah buruan masuk kelas non," ucap pak Tarno.

Thalia mengangguk. "Permisi pak," ucapnya berlari menuju kelasnya.

"Permisi, maaf bu saya terlambat, tadi ada sedikit masalah bu," ucap Thalia setelah sampai didalam kelas.

"Kamu terlambat 20 menit Thalia, yasudah tidak papa, tapi lain kali jangan diulangi," ucap Bu Eza. "Ini kertas ujian kamu dan silahkan selesaikan tepat waktu," lanjutnya sembari memberi kertas pada Thalia.

"Baik Bu terimakasih banyak," Thalia mengambil kertasnya dan langsung duduk di bangkunya.

"Thal, lo kenapa lama banget?" bisik Nanda.

"Ada yg sengaja ngunciin gue ditoilet," jawab Thalia.

"Hah? Dikunciin siapa?"

"Gue juga gatau, nanti gue ceritain," ucap Thalia sambil mengerjakan ujiannya.

♡♡♡

"Lo keknya happy banget dari tadi pagi Ta, ada apaan sih?" Tanya Karin.

"Gue abis ngunciin Thalia di toilet," ungkap Callista dengan senyum liciknya.

"Hah kok bisa?"

"Bisalah, gue bakal rebut Diran dari dia atau dari siapapun itu, gue udah terlanjur jatuh cinta dari pertama kali masuk sekolah. Tapi malah Thalia rebut Diran dari gue!" ucap Callista memandang Diran.

Karin mengangguk sambil tersenyum licik. "Gue yakin suatu saat Diran bakal jadi milik lo kok Ta," ucapnya.

"Diraaaan!" Teriak Zion.

Diran menatap Zion dengan tatapan tajam. "Gausah teriak juga, gue gak budek!" Ketusnya.

Zion terkekeh. "Ya maap atuh, ke kelas XII 4 yuk?" Ajak Zion duduk dikursi depan meja Diran.

"Ngapain?" tanya Diran menaikkan sebelah alisnya.

"Lo gamau ketemu sama pujaan hati lo itu? Gue sekalian mau ketemu sama Layli, gue mau deketin dia," ungkap Zion.

"Gak capek ditolak mulu?" cibir Diran.

"Gue gak pernah ditolak, Ran. Mereka itu cuma salah pemikiran aja. Ah lo mah gak seru nggak mau nyemangatin temen," ngambek Zion sambil mengerucutkan bibirnya.

Diran tetap memasang muka coolnya. "Oke ayok!"

Zion dengan semangat mengikuti Diran dan menyamakan langkahan kaki Diran menuju kelas XII 4.

.
.
.
.

My Cool BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang