12. Nembak si cantik

304 78 10
                                    

Ke cap gap ba gia

V-pop lagi, HAHAHA sudah ku bilang, aku suka Vietnam

;

Pagi ini Reyhan di landa gugup, bagaimana tidak? Dirinya mewakili sekolah untuk ajang debat, ia tak tahu seperti apa nanti lawan lawannya di medan perang.

"Rileks rileks, jangan tegang." Ucap Gian lalu menyodorkan sebotol air mineral pada Reyhan, laki laki itu hanya mengambilnya tak meminum air itu sedikit pun.

"Han, lo nih jago debat. Santai, jangan tertekan nanti lo salah bicara." Reyhan mengangguk yakin, ia pasti bisa! Ini hanya debat seputar masalah yang sudah banyak di bahas, bahkan sudah di latih.

"Bener, gue pasti bisa." Gian mengangguk, menepuk bahu sahabatnya itu agar semangat.

"Gue tungguin menangnya, bawa kalem aja pokoknya."

Seruan dari Tian membuat keduanya menoleh, Tian nampak sudah lengkap dengan almamater dan nametag yang menggantung di lehernya.

"Duluan Gi."

"Yow! Semangat bro." Reyhan berjalan meninggalkan Gian, laki laki itu akan memulai semuanya, ya pasti bisa.

Perwakilan dari ekskul debat yang berangkat hanya lima orang, tiga dari anggota baru dan dua dari anggota lama, konsepnya sebenarnya untuk melatih ketetapan bicara para anggota baru, dan bisa membimbing anggota baru di masa mendatang.

"Inget, jangan kentara kalo kita kehabisan argumen, itu bisa pengaruhi nilai." Ujar Tian, laki laki itu menemani para adik tingkatnya untuk lomba ini.

"Ah iya, jangan banyak banyak baca teks ya, harus siapin di otak." Mereka semua mengangguk, mencari kepercayaan diri yang terselip di diri mereka.

Kini mereka sudah duduk tenang, banyak banyak menahan gugup saat melihat lawan yang bermuka tebal tanpa senyuman.

"Yakin aja, inget yaa harus santai." Ucapan penuh keyakinan dari Tian membawa dampak yang besar untuk lima adik tingkatnya.

Hampir tujuh jam lebih berlalu, mulai dari sesi satu hingga sesi akhir, SMK Reyhan maju dan menang untuk masuk ke tahap lomba tingkat kabupaten, mereka semua bersorak bahagia.

"Ah masuk juga ke tingkat kabupaten, gokil lo semua!" Pujian Tian membuat lima orang itu tersenyum bangga, teramat bangga atas usaha yang mereka lakukan.

"Bener bener sih, adek adek kelas ini jago jago." Puji seorang laki laki yang menjadi ketua debat untuk kelompok mereka.

---

Sebenarnya jika ingin pulang bisa saja, tapi Reyhan memilih ke sekolah tidak untuk masuk kekelas tapi mengelilingi lorong kelas dua belas untuk mencari seseorang.

Matanya menangkap satu perempuan tinggi, senyumnya merekah dan bergegas menuju perempuan itu.

"Kak Runa." Sapanya penuh nada gembira, Runa yang tengah menyerut pensil menoleh langsung, menatap Reyhan tak kalah penuh binar.

"Ciee masuk tingkat kabupaten ya? Keren banget!" Pujian dari Runa membuat laki laki itu salah tingkah dan menggaruk tenguknya canggung.

"Iya kak."

"Gimana? Seru kan?" Reyhan mengangguk lalu mendudukan diri di kursi dekat kelas Runa, untungnya guru di kelas itu sedang tidak ada.

Runa duduk di sebalah Reyhan, ingin tahu cerita apa yang terjadi di sepanjang acara debat.

"Asik banget, lawannya lumayan sulit tapi bisa." Runa mengacungkan jempolnya memuji.

"Lo mau sesuatu gak dari gue? Ceritanya dorprize setelah menang debat." Ucap Runa sambil memasang senyumnya lebar.

Azeleo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang