17. Gejala awal sadboy

233 58 6
                                    

Suara hiruk pikuk, Sorai dari para penonton terutama para perempuan yang teriakan nya sangat kentara terdengar.

Ini adalah hari Rabu sore dimana anak anak komplek sering main futsal di lapangan umum yang sudah di siapkan pemerintah yang jaraknya sekitar komplek kosan Reyhan.

Rambut yang basah, dan berkeping akibat keringat yang menetes seperti jagung, nafas yang terpengah, cuaca sore yang tidak begitu ramah karena teriknya. Tapi tidak membuat Reyhan dan para pemain lain untuk tetap semngat. Demi melanjutkan permainan futsal nya.

Memang ini bukan perlombaan atau semacamnya. Ini hanya pengisi waktu kosong saja. Yang biasa dilakukan pemuda pemudi komplek termasuk Reyhan dan timnya.

Nama tim reyhan ini memang sedikit aneh "Tempoyak FC." Biasa ini adalah ide jelek nya Tio.

Tio bilang kita sebagai anak Melayu Jambi harus membudayakan nama makanan khas daerah Jambi yaitu tempoyak. Jadi para anggota hanya bisa mengikuti saja dari pada harus beradu mulut dengan mulut lemesnya Tio.

Selesai permainan, mereka semua duduk di sudut lapangan. Termasuk Reyhan, Tio, dan Gian. Tapi setelah meneguk air dalam botol nya, Tio membuka percakapan.

"Widih, Kayaknya Reyhan Jersey new nih, nomor punggung nya juga ganti Gi, liat nih." Tunjuk Tio sambil menepuk punggung Reyhan.

BUGHH..

"Astaghfirullah, sakit woy. Lu kalo ngefans sama Jersey gue biasa aja gak ush ngeluarin khodam lu buat gebukin punggung gue jir." Umpat Reyhan sambil menjitak jidat Gian yang beberapa detik lalu sengaja memukul punggung Reyhan.

"Maap Han, tapi ini serius lu ganti? Jersey awal lu kan 05, yang artinya bulan lahir lu. Tapi kok ganti jd 12? Maksud 12 apaaan Han?" Tanya Gian sambil melihatkan wajah melongonya.

Reyhan bukan nya menjawab, tapi malah diam sambil senyum tipis dan menunduk. Merasa tidak ada jawaban dari Reyhan Tio pun emosi dan langsung memasukkan krikil di dekatnya ke telinga reyhan dengan gerakan yg sangat cepat

"LAMA LU ANJIR. GUA NUNGGUIN BEGO!". tariak Tio tiba-tiba.

Mendapat telinga nya di sumpal krikil oleh Tio, Reyhan langsung segera mengeluarkannya. Untung saja krikil itu tidak masuk dengan dalam ke telinga.

"Sakit lu semua. Yang satu doyan gebukin, yang satu emosian, ini angka 12. Tanggal lahirnya Runa bego." Ketus Reyhan sambil berdiri dan berjalan berlalu meninggalkan lapangan dan dua curut-curutnya itu.

Tanpa ingin mendengar tanggapan dari Tio dan Gian. Gian dan Tio hanya bingung, sejak kapan teman nya ini bisa sampai sebucin itu? Sampai sampai angka di punggung nya pun juga tentang perempuan itu?

"Luar biasa."

Selepas sampai kosan nya, Reyhan bukan nya langsung membersihkan diri yang penuh dengan keringat itu. Malah langsung nangkring di jendela dan membuka aplikasi hijau dan langsung membuka room chat favorit nya. Siapa lagi kalau Runa si pujaan hati.

Tapi sayangnya kali ini tidak ada notifikasi dari perempuan cantik itu. Hanya terdapat chat reyhan saja yang di read 2 jam lalu. Dan terkahir online Runa baru 12 menit lalu.

Memang bukan perkara besar, tapi ini cukup membuat reyhan sakit dan khawatir.

Pertanyaan di kepalanya nya sangat berisik. "Ada apa? Apa memang dia lagi sibuk? Atau aku ada buat kesalahan tanpa sengaja Sebaiknya di cht lagi atau tidak? Kira² mengganggu gak ? Kenapa?" Kiranya seperti itu lah isi kepala Reyhan.

Akhirnya dia bergumam "tidak apa apa mungkin Runa butuh ruang untuk sendiri, tanpa membalas pesan siapa siapa. Atau mngkin memang lagi banyak pekerjaan. Kan dia memang mau mempersiapkan kelulusan, lebih baik aku tunggu saja dia mengabari duluan." Dan Reyhan langsung beranjak dari jendela tempat dia bertumpu sebelumnya dan segera menyambar handuk biru gelap itu dan langsung melempar handphone nya kekasur di sembarang arah. segera lelaki itu menuju ke kamar mandi.
.
.

Azeleo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang