14. Flashback

247 67 9
                                    

Part ini full falshback, mungkin kalian bakalan diem dan tidak kya reog😀

---

Pagi yang nampak cerah bagi seorang anak kecil yang tengah duduk sambil mengunyah sarapannya, matanya berbinar menatap televisi yang mempertontonkan kartun spons kuning yang tinggal di laut.

Bocah manis itu terkekeh kerap menatap ke arah sang Kakak yang tengah menangis akibat bangun kesiangan.

"Udah Elya, masa nangis? Malu sama Rey dong." Wanita dewasa itu mengusap pipi putri sulungnya, padahal gadis itu sudah menginjak bangku kelas enam sekolah dasar tapi tingkah cengengnya sulit hilang.

"Kak El kan cemen Bun, ngga mirip Rey." Sahut bocah laki laki tadi, matanya masih menyorot ke televisi tapi mulut kecilnya menistakan si sulung.

"Rey makannya cepet, udah setengah tujuh." Ujar Bunda, wanita itu mengambil sepatu kedua anaknya lalu menyiapkan tas sekolah keduanya.

"Ayah mana?" Tanya Elya dengan suara yang sedikit serak.

"Ayah di depan, udah nungguin kalian dari tadi lho." Jelas Bunda, membuat kedua kakak beradik itu buru buru menyelesaikan kegiatan paginya.

Elya selesai duluan,  gadis itu meninggalkan adiknya yang tengah sibuk memakai sepatu dengan kesusahan.

"REYHAN BURUANNN!" Teriakan nyaring Elya membuat Reyhan menghela nafasnya.

"Bun, kak Elya gak sabar." Bunda yang tengah sibuk membereskan piring Reyhan menoleh.

"Gapapa, di tungguin kok." Reyhan dan Bunda sontak menoleh ke arah pintu, mendapati kepala seorang bocah laki-laki yang memanggil nama Reyhan.

"Ehann, berangkat bareng yuk!" Mata Reyhan berbinar, menoleh ke arah sang Bunda yang mengangguk membolehkan.

Laki laki kecil itu lantas berlari meninggalkan rumah, tidak lupa ucapan salam yang nyaring membuat Ayah dan Elya yang sudah menunggu lama bocah itu menatap tak habis pikir.

Reyhan menaiki sepeda bersama temannya, sepeda dengan boncengan. Kedua bocah laki laki itu berlalu membuat semua menggelengkan kepala.

"Anak mu Mas." Ujar Bunda sambil tersenyum kecil, sedangkan Ayah hanya terkekeh dengan suara beratnya.

"Yah, ayo berangkat!" Ujar Elya, sang Ayah langsung mengangguk lalu pamit pada Bunda.

Selang lima belasan menit, Bunda terkejut karena mendapat telpon dari guru Reyhan, sedangkan Ayah yang sudah pulang mengantar Elya menatap Bunda yang mengerutkan kening lalu menepuk jidat sambil menggeleng.

"Kenapa Bun?" Bunda berlalu, menuju ke kursi dekat televisi lalu menghela nafasnya.

Ayah menyusul Bunda dan ikutan menghela nafas, "kebiasaan." Ujarnya sambil terkekeh.

"Anterin Mas, sebentar lagi masuk." Ucap Bunda, menyodorkan tas biru sekolah milik Reyhan.

"Kamu kenapa gak nyadar si dia gak bawa tas?" Tanya Ayah sambil mengambil kunci motornya.

"Mas aja gak sadar yang udah di depan, apa lagi aku yang sibuk di belakang." Ya ya, wanita selalu benar.

Ayah memilih pergi, mengantarkan tas sekolah milik anak laki lakinya yang suka sekali ceroboh itu.

Sekolah Reyhan sedikit lebih jauh dari sekolah Elya, ntah bagaimana bisa hanya dengan waktu lima belas menit bocah laki laki itu sudah sampai di sekolah.

Azeleo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang