04. Hujan lagi, tapi bareng dia

678 165 33
                                    

🥺❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥺❤️

Mereka semua keluar dari perpustakaan, ajang debat berjalan lancar sekali, bahkan Orla yang sempat di kira tidak akan mampu malah bersaing ketat dengan yang lain karena cara bicaranya yang lincah dan logis.

"Ini hujan, kalian bisa neduh dulu atau gimana ya. Jangan hujan hujanan." Ujar Tian tegas, laki laki yang menjabat sebagai ketua segala seksi di OSIS dan si ketua ekskul debat itu benar benar menghipnotis sekali jiwanya.

"Gue harus pulang duluan, kalo ada yang searah ke jalan Flora nebeng aja yuk? Gue bawa mobil." Hening sejenak hingga Deon, Orla, dan Sela mengangkat tangannya.

"Kalian bareng? Ayo deh." Ucap Tian setuju.

"Runa gue duluan, gue duluan semuanya ya." Ucap Tian lalu menggusur ketiga adik kelasnya yang ingin nebeng untuk segera jalan.

Hanya tersisa Runa, Firza, Biay, dan Reyhan. Ke empat orang itu hanya saling diam memandangi hujan dengan tenang, sampai bunyi dering ponsel Firza mengalihkan atensi mereka.

"Biay, ayo mereka di depan." Ujar Firza membuat Biay mengangguk.

"Kak, Rey kita balik duluan ya? Udah di jemput temen di gerbang depan." Ujar Firza sopan.

"Kalian mau hujan hujanan?" Tanya Runa sedikit kaget.

"Enggak, ini ada jaket buat tutupin badan. Duluan ya kak, Rey." Keduanya menerobos hujan selepas berpamitan hingga hanya menyisahkan Reyhan dan Runa saja.

"Dingin kak?" Reyhan menoleh pada Runa yang nampak menggosok sisi kanan dan kiri lengannya.

"Enggak Rey, biasa aja." Balasan Runa membuat Reyhan mengangguk.

Laki laki itu membuka tasnya lalu menarik jaket berwarna biru ocean dan menyodorkan jaket itu pada Runa.

Sontak Runa yang mendapat sodoran jaket jadi mengerut, "untuk apa?" Tanyanya bingung.

"Di pake kalo dingin." Ucap Reyhan sambil meletakkan jaket itu di bahu Runa.

"Kalo dingin bikin sakit." Runa menatap adik tingkatnya itu sebentar, lalu tersenyum tipis sambil menepuk bahu Reyhan.

"Makasi Rey." Reyhan mengangguk atas ucapan terimakasih itu.

Laki laki itu mengeluarkan ponselnya sambil menunggu hujan reda, lalu mundur beberapa langkah dan duduk di salah satu bangku yang di letakkan di depan perpustakaan.

"Kak duduk dulu, pegel nanti berdiri terus." Runa yang sama sama tengah memandang hujan terkejut dan menoleh pada adik tingkatnya, gadis itu ikut duduk di samping Reyhan.

Reyhan mengambil beberapa jepret foto melalui ponselnya, lalu membuka laman Instagram rahasianya.

Ruangku gelap, itu laman Instagram milik Reyhan. Kalian tahu? Laki-laki itu benar benar seorang penyemangat banyak orang sebenarnya, sungguh!

Azeleo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang