03. Ketemu si dia

829 170 21
                                    

Finesse

Lagunya dari si mas mantan, beuh kalo sm dia engga boleh galau jadi play list musik harus yang berisik, dia anaknya terlalu berisik mirip mirip lah sm selera lagunya

Jangan kaget ya knpa up lagi khkh spesial aja buat hari ini, bye!

---
Suasana yang asik saat sekolah adalah jam menuju istirahat, menunggu detik detik akhir pelajaran yang pastinya menyenangkan sekali untuk membuat jantung berdebar-debar.

Tapi untuk lima sekawan itu beda lagi, kelimanya memilih keluar kelas satu persatu duluan sebelum lima menit menuju istirahat.

Dan, mereka kini tengah menikmati istirahat lebih cepat di banding yang lain. Ini ajaran Gian, laki laki itu memang benar benar out of the box.

"Lyn, bentar lagi lebaran Cina, lo kagak ada angpao gitu buat kita kita?" Pertanyaan Tio membuat Lyn yang tengah menyeruput coklat dinginnya berhenti, menoleh pada Tio.

"Gue Islam anjir."

"Muka lo Chinesse banget abisnya."

"Kita udah temenan tiga tahun Tio, tolong jangan buat darah tinggi," yang lain hanya diam memandangi keduanya beradu argumen.

"Keluarga lo, barang kali Lyn." Sahutan Gian membuat Lyn memutar bola mata.

"Keluarga gue Islam semua, nenek gue nih si nenek buyut dia mualaf, jadi turunan ke bawahnya muslim semua, lo orang ngotot banget minta angpao?" Lyn sudah kesal, gadis bermata kucing itu memandang kesal dua pria di depannya.

Reyhan yang berada di tengah tengah antara Lyn dan Risa hanya bisa menghela nafasnya berkali kali.

"Air ludah kalian muncrat di muka gue." Skak mat, ketiganya langsung diam sambil menutup mulut.

"Perasaan gue ngomong nelen ludah dulu deh." Gumam Tio dan terus terus menelan salivanya.

"Nanti main yuk? Gue pengen jalan jalan." Keluh Risa, Gian sontan meringis.

"Nanti pokoknya gue kagak mau motret lo Ris, males." Risa menaikkan bibirnya julid.

"Siapa juga yang mau? Kan ada Reyhan yang jago motret." Ujar Risa lalu memandang Reyhan dengan raut yang sengaja di imutkan.

"Yakan sobat?" Tanyanya sambil menggoyangkan bahu Reyhan, laki laki itu hanya pasrah.

"Iya, nanti gue yang fotoin."
"YES! Janji ya, nanti pokoknya harus main!" Tekan Risa membuat semuanya mengangguk.

"Tapi kayaknya, gue gak bisa janji. Di rumah ada urusan." Ujar Lyn sambil senyum canggung.

"Tuh kan, lo pasti mau nyiapin acara lebaran Cina." Ujaran Gian membuat Lyn menoyor kepala laki laki itu.

"Astaghfirullah Gian, berapa kali sih Gi, PEGEL MULUT GUE."

----
"Rey!" Panggilan itu membuat Reyhan yang tengah berjalan sendirin di lorong sepi menoleh, laki laki dengan mata indah itu menyorot tenang pada seorang gadis cantik yang berjalan ke arahnya.

Yang awalnya tangan laki laki itu bersembunyi di kantung celana, kini terbebas dan bergandeng sopan.

"Lo Reyhan yang pilih ekskul debat?" Reyhan mengangguk, oh iya tadi formulirnya ia kumpulkan terlebih dahulu, lagian izin atau tidak itu bukan masalah.

"Bisa gak? Nanti balik sekolah lo jangan balik dulu? Ngumpul dulu ya di perpustakaan sekolah? Soalnya kita ada diskusi. Berhubung lo member baru, jadi sekalian perkenalan karena angkatan lo yang pilih ekskul ini sedikit, dan mereka juga langsung kumpul formulir sama kayak lo, jadi kita udah riset, boleh kan minta waktunya? Janji sebentar deh."

Azeleo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang