18. Lagi lagi

198 52 5
                                    

Blueming
;
Tadi denger ini, ehh ternyata blueming selucu ituu wkwk
;

Risa dan Lyn tengah bergandengan, melewati lorong lorong kelas yang sepi karena ini masih jam pelajaran. Kedua gadis itu mengobrol santai, membahas soal hal hal random.

Hingga langkah keduanya terhentikan akibat seorang gadis yang berdiri di depannya, Risa dan Lyn tersenyum kecil bermaksud menyapa.

"Kenapa kak?" Tanya Lyn, karena bingung melihat gadis di hadapannya yang hanya diam menatap mereka.

"Minta tolong, bilangin ke Reyhan kalo gue lagi sibuk, jadi ngga bisa ketemu."

Lyn dan Risa berpandangan sekilas lalu mengerjap, "kenapa gak bilang langsung aja kak? Hehe, kita gak mau ikut campur."

"Kaliankan temennya, gue gak enak ngilang gitu aja dari kemarin lusa. Ya? Tolong." Lyn dan Risa mengangguk berbarengan, membuat Runa tersenyum kecil.

"Makasi Ris, Ly. Gue duluan." Ujar Runa lalu melangkah pergi meninggalkan kedua gadis itu.

"Ada orang salah malah takut minta maaf?" Tanya Risa, menyeret Lyn pergi dari situ.

"Mungkin malu, kan cewek gengsian." Balas Lyn, Risa menoleh lalu mengangguk.

"Tapi kita cewek gak gengsian Ly." Lyn malah terkekeh, menarik leher Risa untuk ia rangkul.

"Kita mah cewek jadi-jadian."

"Tapi serius deh, kak Runa kenapa gak mau ngomong langsung? Padahal Rey orangnya gak akan emosi, tapi kalo kak Runa begini malah gue ngejamin si Rey jadi reog." Ujar Risa, Lyn berpikir sejenak. Benar juga, laki laki itu sedikit sulit untuk marah namun jika sudah marah, anak macam pun bukannya mengaum malah mengeong di buatnya.

"Alah, urusan mereka. Kita gak boleh ikut campur, apa lagi Runa kakak kelas. Kalo di kroyok seluruh cewek cewek kelas akhir gimana?" Risa mengangguk ragu.

"Tapi dia baik, buktinya si monyet mau pacaran sama dia. Seleksian si monyetkan ketat."

"Jalur Elya kali." Balas Lyn, Risa berdecak.

"Makin males pasti si Rey kalo jalur kak El, nggak ada usahanya." Keduanya asik bergibah hingga sampai di ambang pintu kelas.

"Rey!" Teriak Risa sambil menuju meja guru yang sudah berisi tiga cecunguk yang asik bermain batu gunting kertas.

"Apaan dah Ris, teriak teriak mulu." Tanya Tio, masih asik mempertaruhkan simbol batu.

"NAHH GUE MENANG!" Seru Gian cukup keras, membuat laki laki itu mendapat bogeman lumayan kencang dari Lyn.

"Suara lo Gi, bikin gendang telinga gue disko." Ucap Lyn, menutup telinganya sambil memandang sinis pada Gian.

"Berisik ae anak konda."

"Eh coba tebak, anak anak apa yang suka sanggulan?" Tanya Tio, membuat Lyn dan Gian menampakkan raut berpikir.

"Yah, berat otak lo orang mah." Padahal teman temannya baru berpikir sejenak, tapi mulut Tio sudah menistakan otak mereka saja.

"Paan? Anak salon?" Tanya Lyn

Tio menggeleng, ancang ancang memberi jawaban namun di balas duluan oleh Reyhan.

"Anak konde." Tio mendengus kecewa.

"Gue yang mau ngasih tau, lu ini em--"

"Awas! Gue mau bisik bisik tetangga sama Rey, minggiran lo ah." Ujar Risa mendorong Tio yang berada di dekat Reyhan agar menjauh.

Risa membisikkan apa yang sudah Runa ucapkan, membuat Reyhan menghela nafasnya pelan.

"Makasih udah nyampein." Balas Reyhan sekenanya, laki laki itu memilih minggir dan kembali ke tempat duduknya, membuat keempat temannya memandang bingung.

Azeleo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang