Ada suatu zaman dimana aku tidak percaya yang namanya cinta-cintaan. Dulu aku memandang hal itu sebelah mata, lebay dan terkesan dilebih-lebihkan oleh teman temanku yang sudah berpacaran. Aku lebih suka menghafal tabel periodik atau rumus fisika daripada menafsirkan kalimat "y, gpp, oh" yang kala itu menjadi problema pejantan bau kencur di kelasku.
Bahkan ada juga yang menawarkan diri menjadi pacarku, namun aku menolaknya. Entah pemikiran macam apa hingga perempuan itu sampai berani menyatakan perasaan padaku yang dimana tentu saja aku kaget, tapi ia tidak terima ketika aku menolaknya dan malah menyumpahiku dengan kalimat.
"Dasar homo!"
"...."
Bagaimana aku tidak terkejut dan terheran-heran, bahkan lututku kala itu langsung bergetar ketika perempuan itu telah pergi dariku.
Dan yang lebih membuatku shok adalah ketika teman terdekatku sendiri, jojo anak dari ibu kantin Smp, pernah mengatakan sebuah kalimat yang membuatku berpikir "apa iya, ya?"
"selama ini kamu betah menjomblo setelah putus dari anggun apa karena prinsipmu yang kuat atau kamu ini sebenarnya homo?"
Aku kembali terdiam, kalimat apa lagi yang harus kukeluarkan selain kata "hah" "loh" "eh" "kok"
Sementara diriku yang kala itu sedang terjebak dalam kebingungan hanya bisa diam dan diam. Hingga temanku yang lain bernama Haikal menegurku.
"kok diem aja gas? Sembelit ya?"
Aku memukul topi flat yang ia gunakan, ia ingin tampak tampil beda diantara siswa lainnya.
"kalau ketahuan guru jangan harap bisa kembali. Aku tidak mau negosiasi lagi." ucapku dengan menunjuk kearah topi yang ia pakai.
"santai aja sih, lihat si Ayu bakalan lewat sini. Gebetan aku tuh makin hari makin cakep aja deh."
Aku kembali diam ketika Haikal kembali berceloteh.
"tuhkan diem lagi, ngapa sih?"
"si Bagas itu lagi kepikiran karena abis disumpahin jadi homo sama cewe yang ditolak sama dia."
Haikal tertawa terbahak-bahak, sepertinya dia puas melihatku sedang tertekan kala itu.
Kala itu kami bertiga sedang berada dirumah Jojo yang jaraknya dekat dengan sekolah, waktu istirahat tinggal beberapa menit lagi, ku putuskan untuk menenangkan diriku dengan membeli teh sisri untuk melegakan tenggorokanku yang gatal ingin memisuhi hari yang begitu komedi ini.
Namaku Bagas, dan aku suka fisika dan kimia. Kata orang fisika dan kimia adalah penyebab utama ilmuannya mengalami kesulitan. Ilmuan saja bisa kesulitan, apalagi manusia-manusia amatir seperti kita.
Bercanda.. Sekali lagi.
Namaku Bagas, mobilku banyak. Harta melimpah.
Bagas, ayo lebih serius lagi. Atau saya gantikan peran kamu agar kamu tidak bisa bersama Dikta, bagaimana?
Baik-baik, namaku adalah Bagas. Guntur Bagaskara.. Tidak asing kan? Hehe.. Aku lebih menyukai Fisika. Selain Fisika, aku menyukai pramuka. Menurutku pramuka itu lebih seru ketika melakukan penjelajahan alam, karena aku menyukai hutan, batuannya, serta pohon-pohonnya.
Selain dua hal itu, ada suatu masa ketika aku menyukai seseorang anak pramuka juga, ia bernama Anggun. Ia benar-benar anggun saat berbicara tapi kekurangannya adalah ketika berusaha bermain dibelakangku ia melakukannya tidak semulus seperti pipinya.
Dan selama putus dengannya aku merasa sumpah serapah itu benar adanya. Apakah aku ditakdirkan untuk menjadi homo.. Sejujurnya aku tidak terlalu peduli akan orientasi seksualku yang membingungkan. Aku bahkan kala itu belum menyukai siapapun kecuali si Anggun.
Awalnya semua tampak biasa saja, sebelum aku bertemu lelaki manis yang selalu mencari perhatianku dari awal *MPLSPDB SMK. Entah itu hanya rasa tertarik atau aku saja yang benar benar menyukainya, aku tidak tahu pasti.
Ia memang menjengkelkan diawal tapi lama-lama aku kasihan juga ketika mengabaikannya. Kebiasaan buruknya adalah membuatku deg-degan dengan membuka tutup kancing seragamku.
"hentikan itu.. Kebiasanmu buruk sekali! "
"tapi kan kita sudah lama deket," jawabnya.
"meski begitu, tapi kita bukan pasangan dan tidak pantas melakukannya. Apalagi.."
"apalagi apa?" tanyanya.
"APALAGI INI DIKELAS!!" ucapku dengan nada agak ngegas.
Sudahlah, dekat dengannya selalu membuatku ingin kesurupan seekor naga yang suatu saat akan menyemburkan api diwajahnya agar dia berhenti bertingkah aneh.
Apakah dia tidak sadar kalau tingkahnya ini bisa membuatku bisa terkena serangan jantung mendadak. Selain jahil dan suka menarik perhatianku, dia memiliki paras yang entah mengapa membuatku berpikir sebaiknya aku segera melupakan anggun dan berfokus untuk mendekatinya saja.
Pemikiran gila itu seringkali menghantui pikiranku ketika menjelang malam dan kebetulan aku sedang membuka facebook, kalian pasti ada yang seperti diriku ketika sedang dilanda kebingungan dan rasa ingin tahu yang tinggi.
****
Note :
Anggap saja ini Alternate Universe dari GS. Tapi jangan dianggap serius juga karena tidak semua anak stm /smk itu gay, meskipun dalam pergaulan mereka kebanyakan laki-laki daripada perempuannya.
Karena cinta hadirnya tidak selalu dalam kondisi satu linkup kelas, buktinya Bagas malah menyukai anak dari kelas sebelah.(2022/05/21)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT US | BL [ Slow Update ]
Fanfiction•Cerita ini mengandung unsur bxb ⚠️ •100% Fiksi •Jadi jangan dianggap serius atau dibawa ke RL okay ('∀`)♡ Tidak ada yang lebih menghangatkan dari senyumannya Dikta, ucap seorang lelaki bernama Bagas yang kala itu sedang memandangi api unggun. Per...