Happy reading and ignore typo
Author POV :Di ruang latihan, Dikta berusaha menguatkan dirinya agar ia tidak gugup ketika ditonton oleh banyak orang. Timo berulangkali menepuk pundak Dikta seraya berkata agar jangan gugup.
"anggep aja kaya konser disekolah sendiri. Tapi bedanya yang nonton banyakan."
Lalu datanglah Wira dan Yogi yang datang menghampiri Timo yang sedang menyemangati dikta.
"Ada apaan nih?" Tanya Wira.
Dikta tetap diam dan tidak menjawab, tangannya terus mengetikkan nama Bagas story whatsappnya lalu ia hapus lagi tanpa bisa ia kirim. Timo yang melihat temannya sedang dilema dengan tangan yang mengetik sesuatu di status lalu ia hapus lagi hanya menghela nafasnya."kuncinya satu Ta, kamu itu bagian terpenting dari grup kita. Jadi, kamu harus pede." Ucap Timo seraya menepuk bahu Dikta.
"lagipula kita kan tampilnya di urutan terakhir, jadi nyante ajalah, Ta!" Ucap Timo.
"Woi kemana Dikta yang tengil tuh? Ayo dong tunjukin kalo kamu itu emang berbakat." Ucap Yogi mengeplak pelan kepala Dikta.
"iya, bener tuh Ta. Kita harus berani gagal, karena kegagalan adalah batu loncatan menuju kesuksesan." Ucap Wira menyemangatinya.
"kegagalan itu kemenangan yang gagal, blog. Udah jangan ketinggian kalo ngomong Wir, malah ngasih harapan palsu nih bocah!" Ucap Yogi yang langsung mendapatkan keplakan dari Wira.
"sekali lagi ngomong gitu, aku ga segan-segan buat ngiket congormu pake selang pemadam ya!"
Timo hanya bisa menatap kedua temannya itu seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"keknya aku salah pilih band, Kalo pen quit kayanya masih sempet deh." Batin Timo.
Dikta yang awalnya tenang diam tiba-tiba ngakak oleh ucapan Wira yang kesal oleh ucapan Yogi. Timo, Wira dan Yogi menatapnya heran lalu mereka ikut tertawa juga pada akhirnya.
"Aku bantuin kamu buat ngiket congornya si Yogi, Wir. Aku dari dulu udah gemes pengen ngeratain congor dia pake mobil semen." Ucap Dikta yang kembali mengundang gelak tawa dari teman-temannya.
Beberapa saat sebelum Dikta bersama teman-temannya berjalan ke panggung, mereka sempat saling menguatkan satu sama lain.
"kita ga ada yang tahu gimana nantinya, yang penting kita udah nyiapin yang terbaik."
Kemudian mereka berempat berpelukan. Bunyi teknisi yang sedang memeriksa sound dan mengetest mic serta mc yang membacakan susunan acara mengiringi pelukan mereka.
Untungnya setelah peristiwa kemarin, Bagas dapat bangun untuk menyaksikan konser Dikta, setelah memarkirkan motornya, ia berlari menuju tempat konser. Sedikit mengantri karena terdapat pemeriksaan tiket tidak menjadi masalah untuk Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT US | BL [ Slow Update ]
Fanfiction•Cerita ini mengandung unsur bxb ⚠️ •100% Fiksi •Jadi jangan dianggap serius atau dibawa ke RL okay ('∀`)♡ Tidak ada yang lebih menghangatkan dari senyumannya Dikta, ucap seorang lelaki bernama Bagas yang kala itu sedang memandangi api unggun. Per...