Chapter 3 - Api Unggun

55 8 1
                                    

Aku tengah berpikir bagaimana mendapatkan hati Dikta, apakah aku harus membelah dadanya terlebih dahulu, jangan ngaco deh, Gas.

Menurutku apa yang dikatakan oleh temanku Jojo dan Haikal ada benarnya juga.. Apa mungkin aku harus menjadi penggemarnya dulu agar dia lebih memperhatikanku? Ide hebat Jojo, Haikal. Terimakasih banyak.

Ngomong-ngomong siapa yang saat ini tidak mengenal Dikta, dia adalah seseorang vokalis dari band yang dibentuk oleh mereka saat acara pentas seni 2018 silam.

Band bernama WDYT (What do you think) yang merupakan singkatan dari keempat personilnya yakni Wira, Dikta, Yogi, dan Timo.

Namun yang paling kusorot disini adalah si manis bernama Dikta.

Meskipun ia sudah terkenal, tapi sifat menjengkelkan itu masih melekat dalam dirinya, tapi semua itu berujung membuatku tertawa sendiri ketika mengingatnya.

Rasa sukaku padanya mengantarkanku untuk kembali bertanya kepada Mamat tentang playlist di platfrom pemutar musiknya.

Mamat tersenyum padaku seraya mengerjapkan matanya. Aku juga ikut tersenyum seakan mengerti apa yang dia maksud.

"Dikta, punya dua akun pemutar musik."

"kamu follow aja yang second acc nya."

"tapi jangan kasih tau siapapun termasuk fansnya."

"tapi aku sebenarnya.. Fanboy nya."

"hah?"

Mamat melongo, sepertinya ia terkejut.. Hahaha..

"yang bener?"

Aku hanya mengangguk, kemudian ia tertawa lepas.. Namun seperti biasa aku tetap diam menunggunya selesai tertawa. Begitulah aku. Pejuang cinta yang selalu teraniaya dan mudah diperdaya oleh kalimat "kamu terlalu baik buat aku." hikss..

"aku kirain ya, kamu itu orangnya dingin banget kaya dry ice. Nggak taunya malah jadi fanboy dia."

"minta kerjasamanya ya, jangan beritahu Dikta kalau aku diam-diam menyukainya. Biarkan Dikta mengenalku sebagai dry ice berjalan." ucapku seraya bergurau. Mamat sepertinya mendukungku. Ia menepuk bahuku pelan.

"beres, tapi asal kamu bisa tahan sama sikap manja dan ngeselinnya."

"asal kamu tau, Dikta itu sebenernya ngeselin tapi sok-sokan nakal."

Siang yang terik ini sedang ada penerimaan tamu ambalan baru, aku mewakili kelas Dikta karena tidak ada satupun lelaki dikelas X TBSM 2 yang ikut keanggotaan pramuka inti. Benar-benar beban sekali.

Bedanya pramuka wajib dengan pramuka inti adalah dari namanya saja berbeda. Bercanda..

Bedanya, pramuka inti lebih banyak tugas, lebih ribet dan terkadang membuatku sakit kepala, belum lagi anggota inti sepertiku ini harus mengikuti LDKS dan banyak acara lain termasuk rapat keanggotaan.

Sebenarnya aku muak, tapi aku masih kelas sepuluh. Jadi mau tidak mau aku harus menghadapi semua ini. Terlebih harus menghadapi sifat menjengkelkan dari sosok yang dari tadi menjadi pengganggu pribadiku selain penunggu pohon asam didekat kelas 11 TKJ 1.

"Bagas, babi ganas.." celetuk seseorang yang aku tahu siapa pemilik suara ini. Aku menoleh kebelakang dan menemui dia menggunakan slayer warna pink yang ia kalungkan di lehernya.

Sebenarnya saat itu aku ingin tertawa karena banyak anak-anak TBSM 2 memakai slayer warna pink yang mereka kalungkan di leher mereka. Tampak lucu meskipun mereka memiliki reputasi kelas yang menyeramkan karena berbagai macam tukang pukul ada disana.

Namun aku hanya menghadiahi Dikta dengan tatapan tajamku sekilas, sebelum aku kembali pada posisi semula, ia yang awalnya tertawa cekikikan berubah menjadi kicep.

ALL ABOUT US | BL  [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang