Happy reading and ignore typo ♡
Teriknya matahari membuatku mengerti bahwa dihukum rasanya memang seperti ini, kami harus menggantikan profesi seorang tukang kebun sekolah. Tapi lumayan, dapat meringankan pekerjaan beliau.
Pak Hengky namanya, beliau sudah menjadi tukang kebun sekolah selama 10 tahun, aku begitu akrab dengan beliau karena ketika aku tidak begitu mengenal tempat ini, beliaulah yang menunjukkanku tempat dimana kelas yang bernama gugus mentari, kelas pertamaku di sekolah.
Kurasa beliau tidak hanya akrab denganku, namun juga dengan lelaki manis yang selalu menempel denganku bak ikan pembersih kaca ini.
"bapak hari ini libur aja, biar kami yang gantiin."
"hmm dari aromanya, kalian bolos ya? Tapi saya belum pernah tau tuh kalo mas Bagas ini pernah bolos. Baru pertama kalinya ya Mas?" Tanyanya. Aku tersenyum seraya mengangguk.
"nyalinya gede sih orang yang bisa ngajakin mas bagas buat ikutan bolos, mas bagas pasti terpaksa kan?"
Lalu seketika Dikta menyambar.
"enak aja, dia juga setuju pak buat ikutan bolos." ucapnya dengan melirikku. Apa? Aku salah begitu?
"loh jadi?"
"dugaan bapak benar, saya dan Dikta kemarin bolos sekolah."
"lagian, kalian ngapain sih pake acara bolos segala. Udah enak sekolah yang bener malah minta dihukum." Ucap beliau.
Jawabannya hanya satu, aku ingin bersama Dikta, aku ingin menghabiskan waktuku bersama Dikta saja. Apapun hukumannya, aku bisa menerimanya.
Kemudian Pak Hengki pamit untuk rehat sejenak dirumahnya yang tidak jauh dari sekolah. Kami berdua mengiyakannya seraya tetap membersihkan lapangan.
Tak berselang lama, Dikta mulai membuka suara.
"haus nggak?"
Dia pasti ingin menawariku untuk membeli es cekek. Aku hanya tersenyum seraya menganggukkan kepala.
"tunggu sini, aku nggak lama kok."
Hmm, baiklah. Lebih baik kulanjutkan untuk membuang sampah yang menumpuk di atas cikrak, lalu setelah itu aku duduk di bawah pohon.
Datanglah Dikta dengan berlari membawa es cekek yang kelihatannya sangat menyegarkan dan menggoda.
"nih.."
"tidak, kamu minum dulu. Setelah itu baru aku yang akan meminumnya."
Kami minum di sedotan yang sama, kata orang jika kita minum di sedotan yang sama, maka kita secara tidak langsung telah berciuman dengan orang tersebut. Membayangkannya saja membuatku tersipu.
"kamu ngapain senyum-senyum?"
"ah.. Tidak ada, lupakan."
Bahkan hukuman ini terasa manis, lebih manis dari honey lemon tea yang dibeli oleh Dikta dalam kemasan es cekek.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT US | BL [ Slow Update ]
Fanfiction•Cerita ini mengandung unsur bxb ⚠️ •100% Fiksi •Jadi jangan dianggap serius atau dibawa ke RL okay ('∀`)♡ Tidak ada yang lebih menghangatkan dari senyumannya Dikta, ucap seorang lelaki bernama Bagas yang kala itu sedang memandangi api unggun. Per...