⛅⛅⛅
Matahari memancarkan sinarnya tatkala lelaki berjaket denim itu tengah mengendarai cb nya membelah jalanan yang dingin.
Sosok dibalik slayer hitam tengah mencemaskan sesuatu dengan tanda kerutan dikeningnya.
"aku pasti bisa lolos dan menjadi pelindungmu, Dikta."
Sebelumnya ia meminta izin pada ibunya untuk pindah bekerja kepada seorang tuan tanah di daerah ini, walau awalnya terdapat perdebatan kecil karena mengingat peristiwa gelap itu dimana suaminya terbunuh karena berusaha menyelamatkan seorang tuan tanah.
Sang Ibu hanya memeluk putranya erat, seolah ia hanya mengharap keselamatannya, ia tidak mengetahui profesi putranya dengan pasti, karena Bagas hanya berkata bahwa ia akan menemani anak seorang tuan tanah yang selalu sendirian ketika dirumah keduanya yang terletak dipusat kota.
Pagi itu lelaki tua itu tampak berlatih menembak di tempat berlatih menembak, tepatnya didekat peternakan. Bekas luka di lengan kanannya sudah menemaninya selama bertahun-tahun dan menyisakan trauma seumur hidup.
Malamnya, Dikta diberitahu bahwa ia akan segera mendapatkan teman baru yang akan mengikutinya kemana saja.
"ih ngeri banget kaya stalker, itu berarti ketika Dikta berak dia juga ikutan masuk dong?" Tanya Dikta seraya duduk didekat meja makan, memperhatikan papanya yang sedang membentangkan kain goni diatas meja lain.
"tidak sejauh itu Dikta!"
"melihatmu begini Papa jadi ragu kalau kamu punya teman disekolah." Ucap Papanya gemas, mengapa anaknya bisa berubah menjadi menyebalkan semenjak sekolah di SMK.
Perubahannya mulai ia ketahui sejak SMP dan Papanya sering berpikir positif bahwa seumuran Dikta ini masih dikategorikan sebagai Abg labil, tetapi ketika putranya menginjak SMK, kelakuannya makin menjadi-jadi.
"jangan bilang nih aki-aki nggak tau kalo anaknya ini kelewat ekstrovert sampe bikin anak orang jadi suka?" Gumam Dikta
"apa?"
"ngg.. nggak, kapan anak itu datang, Pa?" Jawab Dikta dengan gelagapan, ia takut papanya dengar ucapannya. Untung saja papanya tidak mendengar karena fokus menyiapkan laras panjang, botol minuman bekas dan dua buah glock diatas kain goni yang terbentang diatas meja.
"besok, Papa akan mengetestnya dan mengajarkannya bagaimana memegang glock."
"ngapain diajarin, orang setiap hari dia bawa glock, bahkan kalo abis pipis glocknya mesti disentil dulu kan?"
"...."
Papanya terdiam seraya menoleh kearahnya dengan raut wajah datarnya.
"...."
"heuhhh.."
Papanya mengela nafas pasrah, siapa yang telah mengubah putranya yang seharusnya berwibawa malah menjadi begini?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT US | BL [ Slow Update ]
Fanfiction•Cerita ini mengandung unsur bxb ⚠️ •100% Fiksi •Jadi jangan dianggap serius atau dibawa ke RL okay ('∀`)♡ Tidak ada yang lebih menghangatkan dari senyumannya Dikta, ucap seorang lelaki bernama Bagas yang kala itu sedang memandangi api unggun. Per...