Chapter 14 - Ramen

38 3 0
                                    

(Happy reading and ignore typo) ♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Happy reading and ignore typo) ♥

"Ayo makan ramen dirumahku." Ajak Bagas dengan bersemangat.

"oke, sekalian ajakin temen-temen."

"...."

"Diktaaa.."

Bagas tidak sanggup memarahinya lagi walau ia kini mungkin sedang kesal karena Dikta yang terlihat tidak memahami perkataannya.

Bagas menghela nafasnya pelan, kemudian melanjutkan untuk memberikan penjelasan pada Dikta.

"Aku hanya ingin mengajakmu makan ramen."

"...."

"alias, aku ingin berdua saja denganmu."

Ucap bagas yang sontak membuat Dikta menjadi salah tingkah dengan mengetuk-ngetuk meja disampingnya.

Kakinya menendangi udara didepannya, sebagai seorang teman, Suar ingin memastikan bahwa Dikta kini tidak dirasuki jin, tapi ia urungkan daripada ia yang terkena tabokannya lagi.

"emang lagi nggak ada orang ya dirumah?" Tanya Dikta dengan nada seperti sedang menggodanya.

Bagas membalasnya dengan berdeham seraya terkekeh kecil.

"kalau tidak hujan, aku akan menjemputmu saat malam."

"iya-iya, ditunggu ya-" ucap dikta terhenti, kemudian ia melanjutkan kalimatnya.

"Mas."

Bagas tidak kuasa menahan senyumannya, sepertinya banyak kupu-kupu dalam dadanya sebentar lagi akan mengepakkan sayapnya lalu keluar dari dadanya. Ia mengontrol degup jantungnya sebentar lalu memberanikan diri membalas ucapannya.

"...."

"iya, cintaku."

"...."

kemudian Dikta menutup panggilan suara itu tanpa berpamit pada Bagas karena lagi-lagi ia merasa salah tingkah karena ucapan manis kekasihnya.

Begitupula dengan Bagas, ia kini tengah berada di kamar mandi sekolah untuk menelpon Dikta. Memanggilnya dengan panggilan 'mas' membuatnya tidak mampu menyembunyikan lengkungan senyum diwajahnya yang rupawan.

Ia berjanji akan memberikan pelajaran pada dikta karena membuatnya jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya karena panggilan 'Mas' yang dikta ucapkan.

*

Waktu telah berlalu, di hari sabtu seperti ini seperti biasa Bagas selalu memasak dengan dibantu ibunya. Tetapi ibunya kini tidak berada dirumah melainkan pergi berkunjung ke rumah nenek, meninggalkan dirinya dirumah seorang diri.

Ia membaca ulang jurnal yang ia buat sejak SMP, kalimat menggelikan yang pernah ia tulis dimasa lalu membuatnya merasa geli, namun kata orang hal itu merupakan sebuah proses menuju kedewasaan.

ALL ABOUT US | BL  [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang