Yuhuuuu, Momi kembali untuk pamer cerita baru.
Eitsss, tenang ... tenang ...
Momi akan selesaikan dulu Jodoh di Tangan Mantan kok sebelum lanjut ke cerita ini.
Anggap aja, ini cuma mau cek ombak, kira-kira kalian suka gak ya...
Kalau gitu, yuk dibaca dulu aja!
Tolong tandai kalau ada typo ya 🙏
***
Entah, Grizella harus merasa senang atau sedih. Di hari pertamanya kerja dia ditugaskan menjadi Suster pribadi untuk pasien VIP bernama Malakai. Awalnya, Grizella sangat antusias, tapi setelah mendengar siapa Malakai sebenarnya, nyalinya menciut.
"Kalian udah denger belum, kemaren kepala Suster Eva benjol dilempar vas bunga sama dia."
"Hah, serius?!"
"Makin ngeri aja ya."
"Sayang banget ya, ganteng-ganteng tapi ..."
"Ehm!" Bu Amanda memutus obrolan empat perawat jaga yang membahas tentang Malakai di depan Grizella. "Kalian digaji untuk bekerja, bukan bergosip."
Keempat perawat itu menunduk, dan langsung pergi dari ruang absensi itu. Bu Amanda tersenyum pada Grizella, lalu mengajaknya duduk di sofa situ.
"Saya dan almarhum suami saya, dulu membangun panti rehabilitasi ini bukan semata-mata karena uang atau pengen dipandang orang. Tapi kami punya misi yang mulia untuk mereka yang membutuhkan bantuan, meski nggak dibayar."
Grizella mendengarkan dengan setia, sama sekali tidak menyela.
"Itu sebabnya, panti ini nggak terlihat berkelas walau sudah berdiri cukup lama. Ditambah lagi kita cuma punya satu orang donatur, yaitu keluarganya Malakai."
Grizella mengangguk paham, pantas saja Malakai diprioritaskan di sini. "Memangnya, Malakai sakit apa, Bu?" tanyanya hati-hati.
"Oh iya, kamu belum melihat catatan medis Malakai, ya?"
"Belum, Bu."
"Nanti kamu minta aja di ruang arsip, bilang ke perawat yang jaga, kamu ini Suster barunya Malakai."
"Baik, Bu." Grizella mengangguk. Dia pun berdiri, hendak ke ruangan arsip untuk mengambil yang disuruh Bu Amanda tadi.
"Griz," panggil Bu Amanda sebelum Grizella ke luar.
Grizella membalikkan badan dengan sopan, "Iya, Bu?"
"Malakai itu nggak gila. Mereka yang berpikir begitu karena nggak ngerti apa-apa. Kalau kamu bisa mendekati Malakai, kamu pasti akan tau kenapa dia bersikap arogan."
Grizella mengangguk.
"Ya sudah, kamu pelajari dulu catatan medis Malakai. Di situ juga ada jadwal rutin yang harus dilakukan, jangan sampai dilewatkan, ya?"
"Iya, Bu." Grizella tersenyum.
Panti rehabilitasi ini bukanlah sebuah lembaga pemerintahan, melainkan didirikan oleh mantan perawat senior yang dulunya bekerja di bidang yang sama. Berdasarkan pengalamannya, Bu Amanda dan almarhum suaminya ingin membantu banyak pasien yang membutuhkan bantuan secara psikis. Kedua pendiri mulia ini tidak pernah memungut bayaran, benar-benar tulus membantu semua orang. Malah, beliau seringkali menggunakan uang pribadi untuk keperluan panti.
Banyak orang menganggap panti ini semacam rumah singgah bagi mereka yang terbuang dari keluarganya. Tak jarang, orang-orang seperti ini lebih membutuhkan bantuan agar tidak oleng ke jalan yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush (TAMAT)
RomanceMalakai memiliki gangguan penglihatan sejak tragedi kecelakaan yang menewaskan Mamanya. Lebih sialnya lagi, Papanya menikah lagi dengan Ibu tiri yang jahat. Dia mencoba berontak, tapi malah dianggap depresi sehingga dikirim ke panti rehabilitasi. Di...