"Malakai?"
Grizella mengedarkan pandangan ke seisi ruangan, namun tidak melihat keberadaan Malakai. Dia meletakkan nampan berisi obat, kue dan orange juice ke atas meja. "Malakai, kamu di mana?" panggilnya sekali lagi.
"Aku di sini!" sahut Malakai akhirnya. Suaranya berasal dari kamar mandi. "Bisa tolong ambilkan handuk?"
"Handuknya kamu taruh di mana?" tanya Grizella sembari mencari juga di sekitar.
"Ada di lemari."
Grizella pun membuka pintu lemari dan mencari-cari di antara tumpukan kekacauan di dalam sana. "Bisa rapi dikit nggak sih? Berantakan banget," gerutunya.
"Apa?"
"Nggak." Grizella mengambil handuk dan menutup kembali lemari itu. Dia membawanya ke kamar mandi, lalu mengetuk pintu.
"Masuk aja nggak dikunci."
Grizella membuka perlahan pintu itu dan melihat-lihat situasi lebih dulu. Saat menyadari Malakai mengenakan pakaian basah di bawah pancuran air yang menyala, sebagai seorang Suster refleksnya pun cepat. "Kamu ngapain sih basah-basahan gini? Nanti kena flu loh," omelnya.
"Kamu nggak lihat kerannya rusak?" Malakai ikut mengomel. "Sini mana handuknya?"
Grizella menoleh ke bawah, ternyata keran airnya patah, pantas saja tidak bisa dimatikan. "Ke luar dulu, ganti di luar. Nanti handuknya kena air, kan, percuma." Ditariknya lembut tangan Malakai agar ke luar dari shower box itu. Sebagian tubuhnya jadi ikut basah karena masuk ke dalam sana.
"Hatchi!" Malakai mulai bersin-bersin. Selain itu, tubuhnya juga menggigil.
"Tuh, kan, kena flu." Grizella dengan cepat mengelap rambut Malakai yang begitu basah.
Setelah rambut Malakai cukup kering, Grizella beralih ke tugas selanjutnya yaitu membuka piyama tidur Malakai yang basah. Dia melakukannya secara profesional, sama sekali tidak punya niatan macam-macam. "Badan kamu bagus, sering olahraga ya?" pujinya saat melihat otot-otot perut Malakai yang terlatih.
"Mata dijaga," tegur Malakai dengan wajah yang terlihat sedikit merona.
Grizella mengulum senyum. Apakah Malakai sedang gugup sekarang? Dia bisa merasakan detak jantung yang begitu cepat saat mengelap dada pria itu. "Emangnya kamu bisa lihat mata aku lagi ngeliatin apa?" ledeknya.
Malakai tidak menjawabnya, tapi juga tak bisa menyembunyikan rona jelas di wajahnya itu.
Grizella lagi-lagi mengulum senyum. Ekspresi Malakai saat ini sangatlah menggemaskan. Ternyata, pria dingin itu bisa malu-malu juga.
"Udah cukup, sisanya biar aku aja."
"Tapi ..."
"Kamu mau bukain celana aku juga?" todong Malakai.
Grizella langsung melempar handuk itu ke tubuh Malakai. "Nanti habis ini aku buatin minuman jahe biar badan kamu hangat," ujarnya. Dia pergi ke lemari, mengambilkan pakaian untuk Malakai.
Malakai menutup pintu sedikit, lalu melepas celananya. Dia mengelapnya sebentar, sebelum melilitkan handuk ke pinggangnya. Setelah selesai, baru ke luar dari kamar mandi.
"Ini bajunya udah aku ambilin," kata Grizella sembari menaruh pakaian yang telah disiapkannya ke tangan Malakai. "Aku mau beresin pakaian basah kamu dulu."
Tak butuh waktu lama untuk Malakai memakai pakaiannya. Tiba-tiba saja terlintas sebuah ide untuk mengerjai Grizella. Dia memanfaatkan peluang selagi Susternya itu sedang di kamar mandi. Pelan-pelan, Malakai berjalan ke depan pintu kamar mandi, sejenak mendengarkan aktivitas Grizella yang sepertinya sedang memeras pakaian. Dia pun dengan cepat menarik pintu, lalu menguncinya dari luar.
"Malakai, kenapa ditutup?" Grizella mengetuk pintu kamar mandi sambil terus memanggil Malakai.
Ide gila lainnya yang terlintas dalam pikiran Malakai adalah mematikan lampu kamar mandi.
"Malakai!" teriakan Grizella langsung membahana.
"Malakai tolong, ini nggak lucu!"
"Malakai, buka pintunya!"
Malakai bersandar di samping pintu, mengulum senyum sembari melipat tangan di dada. Dia senang akhirnya bisa menemukan kelemahan Grizella, karena sejauh ini wanita itu terlalu tangguh untuk dihadapi. "Asal kamu janji akan berhenti ngurusin aku, aku bakalan bukain pintunya," ujarnya memberi syarat.
"Malakai aku takut." Lama-lama jerit Grizella berubah jadi rintihan lemah. "Tolong ..."
Awalnya, Malakai tidak ingin peduli. Tapi lama-lama dia khawatir, apalagi suara Grizella tidak lagi terdengar. Dia mendekatkan telinganya ke pintu, berusaha mendengarkan. Telinganya yang sensitif itu mendengar rintihan yang nyaris menghilang. Tanpa pikir panjang, dia membuka pintu itu cepat sebelum menyalakan lampu.
Malakai meraba ke bawah, tangannya menyentuh Grizella. "Jangan becanda deh, kamu nggak mungkin pingsan cuma karena gini doang, kan?"
Tidak ada sahutan, membuat Malakai mulai cemas. Dia menggoyang pundak Grizella, membangunkannya. "Hei," panggilnya lagi.
Saat tanpa sengaja tangannya menyentuh pipi Grizella yang dingin, Malakai pun sadar kalau semuanya tidak baik-baik saja. Tanpa berpikir dua kali, dia menggendong wanita itu ke luar dari kamar mandi.
"Dokter!" panggilnya sembari berlari menuju pintu. Kakinya beberapakali tersandung, tapi tangannya tetap berupaya kuat memastikan Grizella tidak akan jatuh.
"Dokter, tolong!" teriak Malakai lagi.
Saat selangkah ke luar dari pintu kamar, kaki Malakai refleks terhenti. Cahaya silau yang mengenai matanya terasa sangat menyakitkan, membuat kepalanya diserang rasa sakit yang begitu hebat. Hampir saja Grizella terlepas dari tangannya, kalau tidak ada dokter Erkan yang datang tepat waktu.
"Suster Griz, kenapa?" tanya dokter Erkan yang sudah mengambil alih menggendong Grizella.
Tanpa menunggu jawaban Malakai, dokter Erkan langsung membawa Grizella pergi dari sana untuk diberi pertolongan.
Malakai melangkah ragu, antara ingin mengikuti dokter Erkan atau mundur lantaran cahaya yang menyilaukan sudah sangat menyakitinya. Namun akhirnya, dia memilih mundur karena sadar pada kekurangannya. Dia tidak akan bisa membantu, malah mungkin akan semakin menyusahkan orang-orang.
***
Menurut kalian, Grizella akhirnya akan mundur atau bertahan?
Spam komen dong!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush (TAMAT)
RomanceMalakai memiliki gangguan penglihatan sejak tragedi kecelakaan yang menewaskan Mamanya. Lebih sialnya lagi, Papanya menikah lagi dengan Ibu tiri yang jahat. Dia mencoba berontak, tapi malah dianggap depresi sehingga dikirim ke panti rehabilitasi. Di...