Ke 1

1.5K 78 10
                                    

SI PERTAMA

Terbuka mata seorang pria remaja SMA. Sinar matahari yang mengintip dari sela-sela jendela yang menyinari sebagian kamarnya

Ia mengerjapkan matanya berkali-kali, melihat langit-langit kamarnya yang polos

Waktu ternyata begitu cepat, rasanya hanya beberapa menit yang lalu ia merebahkan dirinya di kasur dan tertidur

Dia bangun dari posisi nya, duduk di pinggir kasur. Mengacak rambutnya yang memang sudah berantakan. Mata safir nya memandangi kaca di hadapannya

Ia melamun, pikirannya masih melayang kesana kemari

"Bang Hali! Bangun!" Ucap dari balik pintu

Tersadar dari lamunanya. Halilintar berdiri dan membukanya dengan kasar

"Tuyulpocongkunti!" serunya yang terkejut saat melihat lagi pintu itu

"Kenapa?" Tanya Halilintar menatap orang yang berstatus adiknya itu

Topi biru yang dipakai miring, seragam sekolah dengan switer biru sebagai luarannya, senyuman lebar khasnya dan suara cempreng itu. Yang tak lain dan tak bukan

"Taufan" gumam Halilintar, ia menyipitkan matanya. Taufan sudah rapih

"Di suruh Gempa mandi, terus kebawah buat sarapan. Sebentar lagi mau berangkat" Pandangan Taufan pun beralih ke pakaian yang di kenakan Hali, ia menatap nya dari atas sampai bawah

Ah, dia lupa

Halilintar masih memakai kemeja putihnya, bahkan jam tangannya masih dia pakai. Kebiasaan...

"Terus, jangan lupa pake seragam sekolah bukan pake kemeja ya pak"

Halilintar yang hendak berbicara ia urungkan saat Taufan sudah lari duluan menuju tangga ke bawah

Hali menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Taufan yang berakhir jatuh dari tangga, dasar ceroboh

Ia pun menutup kembali pintu nya

Halilintar berjalan masuk ke kamar mandi, ia menutup dan mengunci pintunya, kalau tidak nanti adiknya' akan menyelonong masuk

Semua pakaiannya sudah di lepas. Tangannya memutar keran, air hangat mulai membasahi tubuh nya

"Hah...."

Rasanya pegal di pundaknya hilang walau ia yakin itu hanya untuk sementara

Beberapa menit kemudian, Halilintar keluar dari kamarnya dengan seragam dan jaket sebagai luarannya, tangannya menjinjing tas berwarna hitam

Kaki jenjangnya menuruni anak tangga. Matanya terpaku ke arah meja makan yang di iringi suara tawa dan piring'

Begitu hangat bukan? Sayangnya ia tak bisa berlama-lama di sana

"Selamat pagi bang Hali!" Seru mereka

"Hm" balas Halilintar langsung duduk di kursi tengah

"Ck! Dasar projen!" gumam Solar dengan mulut ceplas-ceplos nya

"Aw! Sakit-" Solar menoleh ke sampingnya. Ia langsung menciut saat tau siapa orangnya

[HIATUS!] Si Pertama || Halilintar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang