Sudah 1 jam semenjak yoongi pergi untuk pulang kampung taetae sama sekali belum menghentikan tangisnya.
Ia terus meracau dan menyebut nama ungienya berulang kali sembari sesenggukan hebat.
Sudah banyak cara nyonya kim membujuk sang anak hingga akhirnya ia mendapati panggilan dari salah satu customer langganannya.
"Aduh mami mau ketemu customer, taetae di sini sama bi minah ya" ucap nyonya kim lalu menurunkan si kecil dalam pangkuan dan pergi begitu saja.
"Bi minah tolong jagain taetae ya bi, saya mau ketemu salah satu customer langganan saya, sekarang beliau udah tiba di butik saya" kata nyonya kim yang hanya di balas anggukan oleh bi minah.
Memandang sedih si kecil yang kini duduk di kursi sendirian seraya terus menangis sementara nyonya besarnya sudah pergi meninggalkan sang putra.
Bi minah berjalan menghampiri si kecil "sini sama bi minah, sayang" ucap bi minah duduk si samping taetae dan menepuk pahanya agar si kecil duduk di sana.
Taetae menurut dengan bantuan bi minah ia duduk di atas pangkuan pembantunya seraya menyandarkan kepalanya pada dada wanita paruh baya ini.
"Bi nah hiks.. muu ungie hiks.. ungie da boyeh pelgi hiks.. hiks.." gumam taetae di sela tangisannya.
Bi minah merasa kasihan pada taetae pasalnya saat ada yoongi, majikan kecilnya ini selalu tersenyum bahagia dan selalu tertawa jadi saat ia melihat si kecil menangis begini ia merasa sedih juga.
"Sudah ya sayang, ungie perginya sebentar nanti balik lagi ke seni terus ketemu den taetae" tutur bi minah dengan lembut, tangannya ia bawa untuk menepuki punggung lebar tersebut dengan lembut.
Taetae menggeleng ribut lalu berucap "da muu nanti hiks.. mau cekalang aja hiks.. muu ungiee hiks.. hiks.." racau taetae lagi.
Bi minah tidak bisa berkata-kata, ia hanya mampu menenangkan si kecil dengan cara menepuki punggungnya dan gumaman untuk menenangkan si kecil.
"Nangisnya udah ya sayang, tuh badan den taetae jadi panas lagi" kata bi minah saat tengah menyeka keringat di dahi taetae ia merasakan suhu yang hangat pada tubuh si kecil.
"Udah ya sayang jangan nangis, den taetae mau susu hm. Minum susu ya" ujar bi minah tangannya meraih sebotol susu yang ia taruh di atas nakas sebelum nyonya besar pergi untuk menemui customernya.
Bi minah bersyukur karena kali ini taetae tidak menolak, si kecil menerimanya dengan baik. Membuka mulutnya dan mulai menghisap puting botol tersebut hingga mengeluarkan cairan berwarna putih.
"Pinternya" puji bi minah lalu mengecup dahi si kecil, taetae memang sudah ia anggap sebagai anak bungsu baginya.
Mengingat sudah 20 tahun bi minah bekerja di rumah besar ini.
Beberapa menit kemudian bi minah tidak merasakan pergerakan dari si kecil, dengan perlahan ia mengeceknya dan ternyata taetae memang sudah tertidur mungkin karena lelah menangis mengingat sudah 2 jam lamanya si kecil menangisi yoongi.
"Bobo yang nyenyak den taetae, cepet sembuh. Jangan merasa sendiri ya karena di sini ada bi minah, mau den taetae atau den taehyung bi minah gak mau kalo kalian kesepian" tutur bi minah dengan raut wajah yang kasian pada si kecil.
Bi minah memastikan si kecil tertidur nyenyak terlebih dahulu sebelum ia memanggil salah satu bodyguard depan mansion untuk menggendong taetae dan menaruhnya di atas kasur di kamarnya.
Setelah selesai bi minah mengucap terima kasih pada bodyguard tersebut, lalu bodyguard itu pergi untuk kembali berjaga di depan rumah. Sementara ia menyelimuti taetae hingga sebatas dada dan memasukkan pacifier ke dalam mulut taetae.
KAMU SEDANG MEMBACA
my big baby boy [taegi]
General FictionMin yoongi seorang gadis yang hanya lulusan SMP, ingin bekerja namun selalu saja di tolak. suatu hari teman yoongi mengusulkan untuk menjadi babysitter saja, kebetulan teman yoongi tahu siapa yang membutuhkan babysitter. yoongi tentu saja langsung m...