PEACHES - 3

894 109 13
                                    

Don't KILL THIS LOVE but..

FEEL MY RHYTHM

WELCOME AGAIN FOR STORY OF JENRENE 🐰🐻

Hope you can enjoy always 🍒

Mandukimiee

©2022

.
.
.


1 weeks later...

Jennie tengah memeluk Irene erat sesuai janjinya pada sang pujaan hati beberapa hari yang lalu. Ia juga memberi hadiah untuk Baephrodite tercinta dan juga untuk adik-adiknya sebagai ucapan selamat atas kemenangan musik video di acara awards beberapa hari lalu.

Meskipun mereka tidak hadir dalam live awards itu, grup yang tak kalah besar dari nama grupnya dan grup yang lain itu selalu menorehkan banyak prestasi yang sangat membanggakan sejak debut.

Keduanya, ralat.. Kedua grup yang dipimpin oleh Irene dan Jisoo itu merupakan grup yang besar dan sama-sama dinaungi oleh agensi yang besar. Bahkan publik telah mengenal kedua besar itu sebagai sahabat dan keluarga.

"Selamat sayangku." Bibirnya mendarat di dahi Irene lembut.

Irene ikut memeluk, meletakkan tangannya di punggung Jennie yang masih mencium keningnya lembut. Bibirnya tersungging senyum manis atas perlakuan manis Jennie terhadapnya.

"Mau pergi berkencan nanti malam?" Ajak si kucing.

"Tentu."

Jennie menatap Irene, "Apa tidak apa-apa kita meninggalkan dorm begitu lama?"

Pertanyaan yang Jennie lontarkan cukup membuat mata Irene yang semula teduh kini berubah sedikit dingin. Heol.. Keduanya sudah berada di apartemen ini dari semalam. Lalu apa? Ia juga sudah menitip pesan pada Wendy jika membutuhkan sesuatu atau ada apa-apa bisa langsung menghubunginya.

"Kenapa bertanya begitu? Apa kamu tidak nyaman bersamaku?" Jennie tentu menggeleng kuat. Irene cintanya, Irene pujaan hatinya. Bagaimana bisa ia tidak nyaman dan tidak suka berdua dengan titisan dewi Aphrodite ini?

Sepertinya pertanyaanku salah. Batinnya.

Jennie lantas memeluk Irene erat, menggiring tubuh yang lebih mungil dari dirinya ke ranjang. Bibirnya tak berhenti menghujami wajah sang kekasih dengan ciuman. Hingga saat dimana tangan Irene menahan wajah Jennie yang berada di sudut bibirnya. Menarik bibir Jennie kesamping dan... Sempurna.

Bibir keduanya saling menempel dan bertukar saliva disana. Tanpa membalikkan tubuhnya, Irene semakin memperdalam ciumannya bersama Jennie dan sesekali meremas rambut dan telinga Jennie yang menjadi propertinya sore ini.

"Mmhh..."

Tarikan kecil tangan Irene ditelinganya menyadarkan Jennie jika sang kekasih mulai kehabisan oksigen. Keduanya berlomba menghirup oksigen yang seakan tidak akan ada lagi setelah ini.

Jennie masih menatap sayu wajah Irene yang juga menatapnya remang. Dadanya yang sejak tadi terasa dingin ternyata tidak dikancingkan. Oh? Apakah Irene yang membukanya?

"You're so naughty girl."

"I'm your bizh honey.." Tubuh Jennie meremang mendengar bisikan Irene ditelinganya. Matanya terpejam dan tubuhnya sedikit menggigil.

Tanpa aba-aba, Jennie menggendong Irene bak koala. Memangut kasar pemilik bibir yang suka berkata kotor dan panas. Jennie meraup seluruh bibir Irene tak tersisa, tak peduli jika sang kekasih kehabisan nafas atau apapun itu.

PEACHESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang