PEACHES - 10

487 74 3
                                    

JANGAN BEGADANG!!!!

.












.
.














.
.









.
.













.
.








"Ruby, maafkan aku atas kekacauan di dorm kemarin."

Jennie meraih tangan kiri Irene, menggenggam lalu meletakkan tangan mungil itu dipangkuannya. "Tidak masalah. Itu juga sering terjadi di dorm Blackpink."

"Kemana kita akan pergi?"

"Altar."

Pukulan di paha Jennie menjadi balasan cepat dari Irene.

"Ke restoran sayang. Kita makan dulu."

Jennie mengenakan topi, masker dan kacamata hitam yang sama dengan Irene. Keduanya memakai pakaian kasual untuk bersantai sesaat hari ini. Entah mengapa, kali ini Irene memilih untuk duduk di kursi umum.

"Ini sudah cukup private By. Gwaenchana, aku ingin makan seperti ini." Terang Irene menenangkan Jennie.

Mau tak mau Jennie hanya bisa menurut saja meskipun dalam hati terasa was-was.

Keduanya mengobrol santai layaknya masyarakat biasa. Bercengkrama dan sesekali tertawa tanpa rasa curiga. Beruntung beberapa dari mereka merupakan artis papan atas juga dan restoran ini bisa menjamin kenyamanan pengunjung seperti mereka.

"Khamsahamnida!"

"Selamat makan!"

Selama acara makan, Irene dan Jennie tidak membuka suara. Keduanya menghargai bahwa makan sambil bicara itu adalah tindakan yang kurang baik. Wejangan yang selalu mereka dapatkan saat kecil hingga mereka telah tumbuh menjadi gadis mandiri dan sukses. Ya meskipun dalam kata lain, pekerjaan menjadi idol bisa saja menentang itu semua.

Selesai dengan acara makannya, Irene dan Jennie saling bertukar pandang. Keduanya sesekali tertawa dan bercengkrama hangat, tak peduli banyak tatapan kearah mereka.

"Kapan Blackpink comeback?"

"Bulan Agustus lagu pertama kami akan di rilis oleh YG. Dan kami juga akan melakukan world concert."

Irene tersenyum mendengar jawaban Jennie. Namun, itu tak berlangsung lama. Entah apa yang ia pikirkan, tapi ekspresi Irene saat ini disadari oleh Jennie.

"Wae?"

"Aku yakin SM akan memberikan project untuk Red Velvet." Jennie berujar sambil tersenyum. Inilah yang tidak ia inginkan saat makan di tempat umum, dirinya menjadi tidak leluasa untuk skinship dengan Irene.

"Yeah, agensi memberi kami project lanjutan dan project untukku secara individu. Tapi, By... Manajer mengatakan bahwa tahun baru kita akan melakukan comeback tanpa member yang lengkap."

Penjelasan Irene berhasil membuat Jennie terkejut. Ada apa dan mengapa itu dilakukan? Tentu dalam grup akan merasa tidak lengkap dan memiliki perasaan berbeda jika salah satunya tidak bisa hadir didalamnya.

"Aku takut jika itu adalah aku..."

"Selama ini aku menutup diriku di media sosial. Aku hanya berinteraksi dengan penggemar melalui Bubble. Aku takut jika kejadian dulu kembali terulang. Aku membaca semua komentar penggemar jika mereka merindukanku, bahkan ada yang terang-terangan ingin menjadi admin media sosialku karena aku jarang sekali memberi kabar kepada mereka selain dari Bubble."

"Aku bahagia grup akan comeback, tapi apakah aku dan yang lainnya akan tersenyum saat salah satu dari kami tidak hadir dalam comeback itu?"

"Na musseo..."

Dapat Jennie lihat jika Irene mati-matian menahan air matanya. Jennie tak peduli lagi, ia berharap CCTV dan karyawan disini bisa menjaga pribadi mereka.

Dalam satu gerakan, Jennie berhasil mendekap tubuh mungil Irene dalam pelukannya. Ia memberikan ruang untuk tertua menumpahkan segala keluh kesahnya pada dirinya. Yang bisa Jennie lakukan hanyalah mengusap bahu dan punggung sang kekasih secara bergantian. Bibirnya hanya bisa mendesis pelan dengan harapan tangisan leader Red Velvet itu bisa berhenti.

"Sstt... Uljima sayang."

.
.
.

2 minggu setelahnya, Jennie disibukkan dengan jadwal comeback Blackpink yang mulai dekat. Dan kini giliran dirinya melakukan pemotretan untuk teaser poster pertamanya. Keempat gadis penuh talenta itu bekerja keras untuk berlatih menari, berakting dan juga melatih vokal.

Lagu pertama mereka telah di rilis 3 jam yang lalu. Keempat member menatap 2 set komputer lengkap milik si anak ayam dengan masing-masing menggenggam ponsel. Tidak ada kerusuhan malam ini, sebab Lisa dan Jisoo duduk terpisah. Tanpa diberitahu pun kalian pasti bisa menebak sit couple-nya bukan?

Senyum haru dan rasa bangga tercetak di wajah mereka. Pink Venom, lagu pertama yang dirilis untuk debut comeback mereka setelah album Love Sick Gurl menjadi trending topik di berbagai media sosial dan menduduki terbaik pertama di lebih dari 60 negara.

Tagar Jenlisa tidak pernah absen untuk menduduki tagar trending pertama terutama di Twitter. Blink, bahkan fandom lainnya pun selalu memeriahkan setiap momen keduanya.

"Nini, nama kita trending!"

"Hm!" Dehem Jennie penuh semangat.

"Chaeng, namamu juga!"

"Oh, Jichunnie juga!"

Maknae selalu memiliki power yang berlebihan dibanding member lainnya.

"Unnie, opening-mu sangat menakjubkan! Aku benar-benar semakin menyukaimu Unnie!"

"Kau memang selalu menyukaiku Li. Kau bahkan sering mendusel ke kamarku dengan banyak alasan."

"Dia sangat manja padamu Unnie. Aku kan juga ingin bermanja dengan Jennie Unnie." Timpal Rosé.

"Nini milikku!" Peluk Lisa posesif.

"Kasihan sekali diri seorang Jichu, hanya diam, tidak dianggap, dan tidak ada yang memperebutkan."

"Tenang, Jensoo juga selalu ditunggu hahaa!"

Live countdown sebelum music video rilis benar-benar menyenangkan untuk mereka. Sudah lama mereka tidak benar-benar tertawa seperti itu karena jadwal masing-masing yang sangat padat. Tak jarang saat dalam pekerjaan mereka memilih menginap di hotel karena kondisi tubuh yang lelah.

Ruangan komputer Lisa kini tersisa Jennie dan juga Rosé. Tidak ada obrolan diantara mereka. Keduanya hanya fokus pada ponsel masing-masing, terutama Rosé.

"Rosié! Apa yang kau lihat sampai tidak mendengar panggilanku?"

Tubuhnya terperanjat kala Jennie menepuk sedikit kuat pada bahunya.

"Ahh, mian Unnie. Aku terlalu fokus pada ponselku."

"Wae geurae?"

Rosé menggeleng. Ia juga tidak mengerti apa dan mengapa, entah dari pertanyaan Jennie atau dari perasaannya sendiri. Jika sudah seperti ini, Rosé memilih diam sambil menatap Jennie.

"Aku masih tidak tau Unnie. Aku mau makan saja daripada memikirkan hal yang tidak tau mau aku pikirkan atau tidak."

Jennie menatap kepergian Rosé sambil menggelengkan kepalanya. Adik pertamanya itu memang sedikit lemot. Jika ada masalah, ia akan makan dahulu lalu berpikir kembali apa masalahnya. Terkadang ia tidak memiliki masalah, tetapi gadis itu sibuk mencari masalah apa yang tengah ia hadapi. Lalu, ia akan makan untuk menemukan masalah itu.

"Ada-ada saja gadis itu."

'Makan itu harus dilakukan Unnie meskipun sedang dalam masalah. Kan berpikir juga butuh tenaga. Tidur yang enak saja bisa merasa lapar.'

.
.
.





Gimme STAR

eheee

PEACHESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang