06. Perkara Mie Instan

232 31 0
                                    


~Happy reading~

~Happy reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


6. Perkara Mie Instan.

"Lagi pada ngerjain apa, sih?" tanya Althar yang baru saja mendudukkan dirinya di kursi kelas. Melihat penghuni kelas IPS 3 sibuk mengerjakan PR.

"Ngerjain tugas Bu Nia Minggu kemarin," balas Jovan, bermain game di ponselnya. Jika ditanya mengapa Jovan tidak mengerjakan tugas, ia sudah menyalin jawaban dari Algi walaupun harus diceramahi dulu.

"Kasian tugas gak salah apa-apa dikerjain," ujar Althar.

"Emang lo udah ngerjain, Al?"

"Ya belum lah, gue aja gak inget ada tugas," jawab Althar tertawa.

"Gi, gue pinjem buku lo dong," pinta Althar, menoleh ke samping tempat duduknya dimana Algi sedang membaca buku paket.

Algi menoleh tanpa minat. "Jual aja tuh otak gak guna," sahut Algi, memberikan buku tugasnya kepada Althar.

"Thanks sarannya," balas Althar, mulai menyalin jawaban dari buku Algi. Sebenarnya ia sudah mengerjakannya tapi masih setengah.

"Bayar kas woy! Gak ada alasan buat gak bayar!" teriak Lidya, gadis berkacamata atau bendahara IPS 3. Kelihatannya seperti anak kalem tetapi aslinya bar-bar.

"Lo nagih uang kas, kayak rentenir," ujar Bima.

Lidya menatap si ketua kelas tajam dari balik kaca mata hitamnya, yang ditatap gelagapan, memang bendahara kelas IPS 3 vibes nya kalem aslinya mah mirip venom.

"I-iya, ini gue bayar." Bima menyerahkan tiga lembar uang berwarna merah ke hadapan Lidya.

Lidya mengambil uang yang Bima berikan. "Nah, gini kek lo dari dulu, udah lunas nih punya lo," ujar Lidya seraya mencatat nama murid lainnya yang membayar uang kas. Ia melihat buku nota, ada beberapa anak yang belum membayar, terutama Althar cs yang jarang membayar uang kas, alasannya nunggu sampe lulus sekalian mereka lunasi.

Lidya berjalan mendekati meja paguyuban jamet, ia melihat Althar yang sedang bermain game online bersama Jovan, dengan mulut yang tidak berhenti mengabseni nama-nama binatang.

"Badak! lo disuruh ngindar malah maju!" seru Jovan kesal kepada Althar yang sengaja tidak menghindar lawan.

"Gue kan orangnya trobos aja, ngapain ngindar," balas Althar tidak merasa bersalah.

"Au ah, males gue main sama lo," ujar Jovan pundungan.

"Althar, Jovan, Algi, bayar uang kas gak lo pada!" seru Lidya berkacak pinggang, menatap garang meraka bertiga. "Si jamet kemana?" lanjutnya, menunjuk bangku di samping Jovan.

"Riyo belum berangkat," jawab Jovan.

Belum sempat Lidya berujar, atensinya teralih, saat seorang siswa laki-laki masuk ke dalam kelas IPS 3 dengan senyum sumringah hingga deretan giginya terlihat, tidak lupa menyugar rambut ke belakang.

ILY Too || A L T H A RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang