16. Satunya Gengsi, Satunya Gak Peka

131 16 15
                                    

~happy reading y'all!~
.

.

.

16

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


16. Satunya Gengsi, Satunya Gak Peka

Lyana menyisir rambutnya, hari ini ia ingin rambutnya digerai. Jemarinya beralih mengambil bandana berwarna pink yang memberi kesan feminim.

Tidak lupa Lyana juga mengoleskan lip balm di bibirnya agar tidak pucat.

Ting!

Notif ponsel Lyana berdenting. Ia berjalan menuju meja nakas, Lyana membuka ponselnya dan tertera nama 'Althar'. Tanpa berlama-lama Lyana membuka aplikasi WhatsApp.

Althar😾

| gue di depan rumah lo

Lyana mengernyitkan dahinya. Bukannya hari ini Althar pergi turnamen, dan harusnya cowok itu berangkat lima belas menit yang lalu.

Lyana berjalan ke arah jendela, mendapati mobil hitam terparkir di depan gerbang rumahnya dengan Althar yang duduk di atas kap mobil. Lyana segera menyambar tasnya dan menuruni anak tangga.

"Bunda, Nana berangkat sekolah dulu," ujar Lyana sedikit teriak.

"Iya, itu bekal di atas meja jangan lupa dibawa," balas Nita dari arah dapur.

"Bunda, ini ada dua bekal satunya buat siapa?" tanya Lyana.

"Itu yang satu buat Althar," jawab Nita berjalan ke arah Lyana.

Lyana menganggukkan kepala, "Oh ya udah, Bun, Nana pergi dulu," ujar Lyana seraya mencium tangan Nita.

"Hati-hati, jangan lupa bekalnya kasih ke Althar!" teriak Nita melihat pungung putrinya sudah tidak terlihat.

"Iya, Bun!" balas Lyana dari luar rumah.

.
.
.

Lyana menutup pintu gerbang rumahnya, ia berjalan ke arah mobil hitam milik Althar. "Al," panggil Lyana, cowok itu mendongak kemudian matanya teralih dengan bekal yang Lyana bawa.

"Rakus banget lo bawa bekal dua," kata Althar seraya memasukan ponselnya ke dalam saku jaket.

"Enak aja rakus, ini yang satu buat lo," ujar Lyana, memberikan satu kotak bekal yang bundanya buatkan untuk Althar.

"Ooh, dari Bunda, sweet banget, sih, Bunda lo," sahut Althar seraya tersenyum, tangannya terulur menerima bekal dari Lyana.

Baru saja Lyana ingin membalas perkataan Althar, tiba-tiba suara lain menyambar.

"Bundanya yang sweet apa anaknya nih!" seloroh Riyo menyembulkan kepalanya keluar dari jendela mobil Althar.

Lyana menoleh sedikit terkejut, tiba-tiba saja Riyo bersuara. Ia melihat ke kursi belakang mobil Althar yang terdapat dua orang lagi yaitu, Algi yang sedang memejamkan mata dengan earphone di telinganya, sedangkan Jovan, cowok itu tersenyum-senyum sendiri seraya menatap ponselnya.

ILY Too || A L T H A RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang