19. Deep Talk

105 17 1
                                    


hi guyss🤗

Akhirnya up juga udah lama bgt gak up ya huhuhu... dikarenakan dua authornya sedang sibuk (PKL guys)🤧

Bakal diusahain kok up dalam waktu dekat🥰

semoga suka sama part ini😘
.
.
.
.
.
tes ombak dengan emot

☁️☁️☁️ >>>

✨happy reading y'all
.
.
.

✨happy reading y'all✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

19. Deep Talk

Bugh!

Setelah satu bogeman melayang, sebuah ringisan keluar dari bibir cowok itu. Riyo menatap nyalang lawannya yang tengah menyeka sudut bibirnya, meninggalkan bercak kemerahan pada jari yang beberapa detik kemudian mengepal, balas memukul tepat di perut Riyo. Punggung Riyo menghantam tembok, menimbulkan suara debam yang kentara lantaran lokasi belakang sekolah tidak pernah ramai. Sakit, tetapi dia marah. Kedua cowok dengan logo sekolah yang berbeda itu saling melempar tatapan sengit. Keduanya saling lawan kembali sebelum akhirnya grusak-grusuk suara langkah mendekat.

"WOI!"

"Yo, stop!" Jovan mencegah Riyo yang tengah menyerang lawannya dengan amarah yang kentara.

Riyo belum berhenti, urat-urat lehernya bahkan mencuat jelas. Bahkan Jovan tidak pernah melihat Riyo yang semarah ini.

"Yo, jangan gini aura jamet lo ilang seketika!"

...bisa-bisanya Jovan.

"YO, INI BUKAN ELO!"

"INI GUE, VAN. LO YANG GAK NGERTI!"

"Berhenti dulu, bangsat." Jovan mencoba setenang mungkin seraya menahan tangan Riyo. Ia memandang cowok dengan logo Nusa itu yang tidak melawan. Aneh, padahal tadi yang ia lihat dari atap, cowok ini yang dominan memukuli Riyo.

"Ini masalah gue, Van. Lo jangan ikut campur."

Tadi, dengan jelas Jovan melihat dari lantai rooftop apa yang dilakukan keduanya di sini. Niatnya ingin menggalau sendirian di atap sekolah, malah menemukan pemandangan orang gelut. Apalagi, itu sahabatnya sendiri. Jovan tidak bisa diam saja.

Suara langkah demi langkah tergesa-gesa mendekat. Mungkin murid-murid lain terpicu untuk melihat apa yang terjadi sebab melihat Jovan kesetanan berlari ke sana. Kemudian sebuah suara menginterupsi ketiganya.

ILY Too || A L T H A RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang