24. Sampai Jadi Kakek

124 11 1
                                    


Ini yang buat kangen sama anak pagmet. part ini khusus mereka berempat, bakal ada sikap Algi yang biasanya cool bingit🥶 jadi sama randomnya kayak mereka bertiga. Udah deh temen-temen baca sendiri aja gimana ceritanya. Semoga suka sama part-nya :)

~Happy Reading All✨~
.
.
.
.

❝Hal yang hebat tentang sahabat itu, jika dirimu dalam rasa yang ragu dengan suatu keadaan. Mereka tetap merangkul, membawa energi baru ke dalam jiwamu dan mengatakan 'semuanya akan baik-baik saja' .❞ __ Magenta Altharic Agasthya

••••

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

24. Sampai Jadi Kakek

Tok tok

Cklek

"Masyallah, tabarakallah positif vibes banget kalo kayak gini lo, Al," ucap Riyo mengelus dadanya, saat pintu apartemen terbuka menampilkan cowok dengan kaos oblong berwarna navy. Sarung hitam polos masih melingkar di pinggangnya serta rambut yang masih sedikit basah. Sepertinya cowok itu baru selesai melaksanakan kewajibannya.

"Gue emang udah positif vibes dari lahir," balas Althar seraya menyugarkan rambutnya yang mulai mengering.

"Boong banget kalo ngomong," cibir Jovan.

Tanpa menghiraukan cibiran dari cowok yang kurang lebih selama tiga hari ini tidak ia temui, Althar masuk ke dalam apartemen diikuti kedua temannya di belakang. Riyo menjatuhkan dirinya di atas sofa yang sering ia duduki jika sedang menginap di apartemen Althar.

Jovan ikut duduk di samping Riyo yang sedang sibuk dengan ponselnya. "Nih, meja kosong banget gak ada camilan, Al?" tanya Jovan melihat meja di depannya tidak ada satu pun toples berisi snack.

"Gak ada, gue belum sempet beli," jawab Althar baru saja keluar dari kamar dengan celana pendek. "Harusnya lo berdua kalo mau kesini, tuh, bawa makan bukan orang doang."

"Ngaca, lo juga kalo ke rumah gue bawa orang doang, masuk ke dapur ambil piring terus makan," protes Jovan tidak terima padahal cowok itu lebih tidak tahu diri darinya.

Althar menyengir seraya menggaruk tengkuknya, "Yah udah, lo pada mau minum apa?" tanya Althar menawarkan minuman pada kedua manusia di depannya. Padahal di dalam kulkas tidak ada minimum yang lain hanya air putih saja, seingat Althar.

"Gue mau Americano, biji kopinya dipetik langsung dari kebun terus pake air pegunungan, udah itu aja. Lo mau apa, Van?" tanya Riyo menyenggol lengan Jovan. "Samain aja."

"Oke, air putih," pungkas Althar melangkah ke arah dapur.

"Kalo emang adanya cuman air putih, ngapain nanya, sih," sensi Riyo

"Biasa, basa-basi bangsat." Jovan merebahkan diri di atas sofa seraya mengotak-atik rubik yang ia temukan di bawah meja.
.
.
.
.

Sesampai di dapur, Althar membuka kulkas yang kosong. Tidak ada bahan makanan satu pun, hanya menyisakan satu botol jus jeruk yang entah sejak kapan ada di sana.

ILY Too || A L T H A RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang