“Saya mengantuk, sebaiknya kita segera tidur.” ajak Wildan yang mulai mengucek matanya.
Ia benar-benar terlihat lelah hari ini. Haura hanya mengangguk, Ia menuju ke samping Wildan. Berbaring di samping sambil menatap langit-langit sangat terasa lebih tenang. Wildan sudah memejamkan matanya sambil terlelap.
“Terima kasih karena sudah bertahan. Terima kasih karena mau memberikan hal baik hanya untuk saya,” Haura tersenyum sambil memejamkan matanya. Ia juga ikut terlelap bersama dengan Wildan.
-----
“Paman, maafkan saya. Tapi saya tidak sanggup untuk melanjutkan ini lagi. Saya tidak mau terus melakukan ini padahal bukan salah saya,” ujar Haura yang sudah berdiri di dalam sebuah kantor besar. Dihadapan Haura sudah ada seorang lelaki paruh baya dengan tatapan sinis.
“Kalau kamu tidak melanjutkan. Siapa yang bakalan melanjutkan? Hah?” Ryan, Paman dari Haura yang mengambil alih perusahaan minyak di Indonesia.
“Saya tidak ingin melakukan ini. Saya tidak mau dan tidak ingin melakukan ini lagi!” ujar Haura.
“Kau sangat gila! Kau sangat mau orangtuamu terekspos lebih dalam?!” tanya Ryan.
“Papa..” ujar wanita yang baru ingin masuk. Ketika melihat Haura, Ia menghentikan langkahnya. Ia berjalan mundur dan tak percaya.
“Nayla?” tanya Haura.
Wanita yang bernama Nayla itu ingin keluar dari ruangan. Namun di tahan oleh Haura.
“Lepaskan!” Nayla memberontak.
Haura melepaskan tangannya yang memegang tangan Nayla. Ia menatap Nayla sendu, sudah berapa tahun mereka tak berjumpa.
“Sudah saya bilang, kau harus hidup dengan bersembunyi. Kau harus hidup seperti itu, Haura. Kau harus menebus segala kesalahan yang dilakukan oleh Papa dan Mama mu. Kau tidak tahu? Hal apa yang mereka lakukan sebelum kejadian ini terjadi? Mereka bahkan menyakiti keluarga saya. Mereka bahkan menyebut saya ‘bodoh’, Haura. Berhenti menjadi lebih menyedihkan. Sampah sepertimu tidak cocok untuk menginjakkan kaki disini. Wanita buruk rupa sepertimu sungguh memusingkan!” jelas Nayla.
“Kenapa kau bisa mengatakan itu? Kita tidak bertemu beberapa tahun, seharusnya kau bertanya ‘bagaimana kabarku?’ ‘apa yang ku lakukan selama ini?’. Apa karena uang yang didapatkan keluargamu, kau takut aku akan merebut nya kembali?” Haura menghela nafasnya kesal. Ia menghela nafas berkali-kali untuk meredam emosinya.
“Haura, kau sudah hancur. Maka, hancurlah sampai tidak ada yang melihatnya.” Nayla segera meninggalkan tempat tersebut.
Haura yang hanya mendengarkan apa yang diucapkan Nayla hanya bisa terdiam. Bagaimana bisa Nayla berubah 360°? Atau jangan-jangan Nayla juga takut bahwa Haura akan mengambil uang dan perusahaan balik.
“Pergilah. Kau tidak diterima disini,” ujar Ryan sambil berdehem. Ia kembali duduk ke kursi untuk melanjutkan pekerjaannya.
Haura keluar dari perusahaan itu sambil mendengarkan iming-iming buruk dari beberapa Staff. Ia bergegas keluar dengan cepat agar tidak mendapatkan hal yang buruk, lagi.
Namun, di depan Haura berpapasan dengan Wiliam. Kekasih yang sangat ia cintai beberapa waktu lalu, Wiliam hanya menghela nafas, Wiliam tampak khawatir dengan apa yang di lakukan Haura.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS WILDAN [END]
Novela Juvenil∆ BANTU FOLLOW, VOTE, KOMEN DAN SHARE, YA ∆ "Padahal dalam cinta masa lalu itu tidak penting, Haura." Wildan terkekeh sambil menunduk. "Saya tidak peduli sebagaimana masa lalu mu, keburukan mu dan apapun yang menjadi masa lalu bagimu. Saya hanya i...