Cr pict:pinterest
Adel menarik tangan Ashel dan membawanya ke rooftop sekolah. Sampai di sana terlihat tidak ada siapapun dan hanya mereka berdua.
"Gue minta ma.." ucap Ashel belum selesai
Adel melepaskan tangannya kasar lalu menatap Ashel kesal.
"Gue tuh harus bilang berapa kali sama lu, jangan pernah ikut campur urusan gue!" sontak Adel
"Sorry.. gue ga.."
"Apa? Lu mau bilang lu ga ikut campur lagi?!" kesal Adel
Mata Ashel terlihat sudah berkaca-kaca.
"Gue cuman pengen bantuin lu.." ucap Ashel pelan
"Gue ga pernah minta bantuan sama lu!" jelas Adel
Ashel menunduk perlahan.
"Bisa ga sih lu urusin diri sendiri aja! Ga usah urusin masalah gue!" lanjut Adel
"Gue minta maaf.." ucap Ashel sendu
"Gue udah baik sama lu karna gue yakin lu bisa ga kepo dan ikut campur urusan gue. Tapi ternyata sama aja!" balas Adel
Ashel meneteskan airmatanya.
"Lu ga tau masalah gue! Jadi jangan pernah ikut campur!" bentak Adel
"Gue bisa nemuin dia sendiri. Tapi semuanya butuh waktu karna lu ga ngerasain gimana jadi gue.." lanjut Adel
Ashel diam tidak berani menatap Adel.
"Emang bener gue harusnya ga baikin lu kalo bakal kaya gini." jelas Adel lalu berjalan meninggalkan Ashel di rooftop sendiri.
Ashel semakin menangis mendengar ucapan Adel yang terakhir.
"Bodoh banget Ashel.." isak Ashel
2 menit kemudian...
Ashel menangis menunduk sampai dia tidak sadar bahwa Adel kembali lagi menghampirinya.
"Maafin gue.." ucap Adel pelan
Ashel perlahan menatap Adel.
"Gue kebawa emosi.." lanjut Adel mengalihkan pandangannya
"Kenapa balik lagi?" tanya Ashel
"Ga enak udah ngebentak lu tadi, gue tahu sebenarnya niat lu baik pengen bantuin gue." ucap Adel
Adel mengambil sesuatu di saku celananya, dia mengeluarkan sapu tangannya lalu mengambil tangan Ashel pelan dan meletakkan sapu tangan itu ke tangan Ashel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Room 1408
FanfictionCerita tentang kamar nomor 1408 yang gosipnya dihuni oleh monster👽