9. Halte dan Roti

10 4 0
                                    

Hallo All!!

Selamat membaca, semoga mood deh yaaaaaa..
______________________________________

Setelah peristiwa pemukulan terhadap Akala kemarin, Ayuni jadi overthinking, tangan nya terlalu enteng tiba-tiba memukul dengan sedikit keras. Akala si baik-baik saja, tidak marah ataupun ngambek barangkali sebentar.

Ayuni sedang membereskan peralatan tulisnya karena waktu pulang sekolah telah tiba. Ia juga takut jika angkutan umum tujuan rumahnya meninggalkan Ayuni karena mengingat hanya satu sampai tiga saja yang bertujuan blok rumahnya.

Tapi sebelumnya Ayuni ingin buang air kecil dahulu sebelum bergegas pulang. Dirinya takut jika tiba-tiba ngompol dalam angkot. Perjalanan Antara WC sekolah dan kelas Ayuni lumayan jauh karena ia harus turun ke bawah untuk memenuhi panggilan alam, tapi itu memperdekat jarak nya untuk keluar gerbang sih.

Setelah selesai dengan urusan per wc an Ayuni berjalan menuju halte depan sekolah sembari menunggu angkutan umum lewat dan memanggil nama ayu nya dengan lambaian tangan, uang yang mendayu Dayu dalam genggaman sang sopir memanggil uang ongkos Ayuni untuk segera mempertemukan mereka.

Terlihat di ujung sebelah kanan dari halte yang Ayuni tempati. Akala sedang menyesap permen lollipop berukuran sedang sambil menulis sesuatu di atas buku bersampul jadul namun tetap apik walau sudah lama.

Mungkin yang di tulis sangat penting jadi sampai tidak menengok ketika ada beberapa adik kelas atau teman seangkatan menyapa dirinya. Ayuni kembali fokus menatap jalanan lenggang karena hari lumayan terik, angkutan umum yang di tunggu tak kunjung datang,

Datanglah wahai angkutan umum
Tubuh besi mu sangat Ayuni tunggu
Kepulan asap kelabu membuat nya rindu
Walau bau mu tidak sesedap ayam betutu, tetapi hanya kau yang sedang Ayuni tunggu.

Maaf aku sedikit berpuisi

Ayuni sudah menunggu lima belas menit lamanya, hati nya sudah gundah gulana Gegana dan merana karena sang tubuh besi belum terlihat hingga saat ini. Padahal dirinya sudah membayangkan betapa enaknya masakan mama yang tersaji di atas meja dengan kepulan asap menusuk Indra penciuman.

Ayuni menarik nafas perlahan lalu membuangnya
"Perut oh perut kenapa engkau berisik?" Monolog Ayuni dengan nada yang tidak asing di telinga para pembaca

Seandainya perut Ayuni bisa menjawab pasti akan di jawab dengan jujur
Macem mana aku tak berisik, otak kau penuh makanan, otak kau penuh makanan.

Ya seperti itulah kira-kira. Uang yang Ayuni punya sudah sangat menipis karena kebanyakan jajan buku novel sehingga ia harus lebih irit agar sampai bulan depan.

Saat sedang membayangkan makanan mama yang tersaji Ayuni terkejut saat melihat tangan mulus menyodorkan dua bungkus roti mentega berukuran besar

"Perut Ayuni bunyi nya kedengaran sampai telinga Kala loh."

Ayuni tersenyum malu dan gugup karena perlakuan Akala yang tidak terduga. What?!?! Harusnya Ayuni sadar dia itu hanya adik kelas yang baru kenal tapi di spesial kan, tapi gapapa Ayuni harus bangga.

Akala ikut duduk di sebelah Ayuni
"Di terima Ayuni, saya ikhlas kok." Ucapnya meyakinkan diri Ayuni

Ayuni meringis menggaruk kepalanya tidak gatal
"Emangnya kenceng banget ya kak?" Tanya Ayuni pelan karena takut ada yang mendengar

Akala tertawa mendengar itu sembari menatap Ayuni. Ayuni yang ditatap seperti itu merasa aneh dan malu,

Akala menetralkan tawanya sekejap
"Gak kok, saya bercanda aja. Tapi bener Ayuni laper?"

Dengan polosnya Ayuni mengangguk semangat lalu membuka bungkus roti dan memakannya brutal.

"Tadi aja malu-malu sekarang brutal banget makanannya." Akala berceletuk sambil memperhatikan Ayuni memakan roti pemberiannya

Ayuni menghentikan makan nya sebentar lalu melirik Akala

Plak!

Ayuni kembali memukul pundak Akala pelan
"Ish, malu. Jangan gitu." Ucapnya lalu kembali melanjutkan kegiatan pengisian perut yang sempat tertunda

Haduh Ayuni, tadi aja baru overthinking soal kemarin, sekarang udah asal plak plok aja.

Tiba-tiba Ayuni tersedak karena teringat sesuatu

Uhukkk!

Buru-buru Akala memberikan Ayuni air dalam kemasan yang sengaja ia beli bersama roti tersebut. Kali ini Ayuni lebih brutal meminum air karena mungkin tenggorakan sudah tidak bisa tertahan kan lagi.

Ahh~

Ayuni menutup botol lalu meletakkan di antara dirinya dan Akala sembari mengatur nafasnya. Akala yang melihat itu hanya terkekeh gemas, ingin sekali dirinya menangkup wajah imut Ayuni lalu mendekapnya erat berharap tidak akan pernah lepas

"Kamu lucu Ayuni." Ceplos Akala

Ayuni mencebikkan bibirnya kebawah, dirinya merasa tersanjung dengan pujian langka yang keluar dari mulut seorang Akala yang notabenenya pendiam juga penggila anime Jepang, si jarang berbicara dan paling adem ayem tentrem.

"Masa sih?"

Akala mengangguk tanpa memalingkan wajahnya

"Seberapa lucu Ayuni?" Tanya Ayuni tiba-tiba

Akala gelapagan sendiri mendapat pertanyaan seperti itu dari Ayuni. Ayuni juga kenapa lagi, sudah tau si penggila anime ini tidak bisa romantis malah dikasih pertanyaan seperti itu.

"Pokoknya Ayuni lucu banget deh." Jawabnya yakin seyakin yakinnya dan yakin Ayuni akan percaya

Ayuni tertawa sumbang setelah Akala menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sudah Ayuni terka tadi. Seperti nya si wibu ini sangat ingin belajar romantis tapi sangat susah

"Ayuni jangan ketawa."

Ayuni menghentikan tawanya lalu menatap Akala dengan tatapan bertanya
"Kenapa?"

"Malu." Cicitnya pelan

"Tapi memang saya lucu banget kok kak." Jawab Ayuni dengan tingkat kepedean melebihi batas wajar yang ditentukan

Ayuni jadi teringat angkutan umum yang ia tunggu tak juga kunjung datang, dari perut yang belum terisi hingga kini sudah kepenuhan pun angkutan umum itu belum terlihat bodi nya.

Biasanya dari jauh pun asap kelabu itu sudah menyeruak masuk ke dalam Indra penciuman nya seperti pertanda bahwa dirinya akan datang menjemput sang ratu untuk pulang ke tempat persinggahannya.

TBC.

Silahkan tulis kritik dan saran yang membangun. Gunakan bahasa yang baik dan sopan
thanks for reading.
Dukung cerita gabut saya dengan cara vote! Jangan velit anda wahai kawan ku.

Janji jangan cuma baca?
Awas prot² loh kalo ga vote

AKALA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang