13. Perjalanan mengerti

6 2 0
                                    


Hai..
Selamat membaca curhatan seorang wibu akut.
Buat kalian penggemar anime, please kasih tau anime yang enak untuk ditonton saat waktu luang.

Usaha Akala untuk membangunkan Gradi tidak sia-sia. Walaupun harus berkorban mencium lantai tapi tidak apa-apa. Tujuannya sekarang dapat terealisasikan karena sudah sangat mengganjal di hatinya.

Oh iya, sebab Akala jatuh dari kasur itu karena kaki Gradi sengaja malang hingga tak sengaja Akala menginjak lalu oleng ke samping. Rasa tubuh Akala pegal-pegal ditambah dengan rasa kepalanya yang sedikit pusing.

Sekarang mereka berdua sudah duduk di singel sofa yang berada dalam kamar Gradi. Sejam sejak awal ia kesini sembari menunggu Gradi membersihkan diri di malam hari karena sore tidak mandi.

"Pasti Lo mau curhat?" Gradi membuka suara sambil mengacak rambutnya setengah basah.

Sebelum Akala membuka suara Gradi sudah memotongnya terlebih dahulu
"Gue juga tadi liat. Dibawah pohon tempat belajar indoor kan?" Tanya nya lagi

Akala mengangguk tanpa ragu lalu diam tanpa ingin mengucapkan kata.

Gradi beranjak dari duduknya untuk meletakkan handuk sambil mengambil lollipop berukuran besar
"Jadi Lo cemburu?" Tanya nya lagi. Tangan Gradi menyodorkan satu lollipop besar ke hadapan Akala.

Yas, dia tahu kalau Akala menyukai permen lollipop. Mau di beri makanan seenak apapun dirinya pasti menolak disaat sedih seperti ini. Pernah suatu ketika Gradi menawari Akala rokok, tapi Akala malah mematahkan nya, padahal harga rokok tersebut terbilang mahal.

Akala mengangguk mengiyakan pertanyaan Grasi sembari menyesap lollipop mangga
"Gue capek tau Na." Ucap Akala lemas.

Decakan singkat keluar dari mulut Grasi
"Dih, baru sebentar aja capek," Balas Gradi sinis

"Kebanyakan makan lollipop kayanya. Hidup itu ga selama nya manis Kal, apalagi cinta lo itu. Sepet gue liat muka lo tiap hari gini Mulu,"

"Ga berani nyatain tapi udah cemburu, apa itu? Cemen."

Ucapan Gradi kembali menohok hingga telak nya yang masih terasa manis akibat gula lollipop. Rasanya seperti memakan dua rasa sekaligus, manis dan pahit. Tapi dominan manis sih, soalnya masih makan lollipop.

Akala hanya diam dan fokus memakan lollipop. Dia mendengarkan Gradi namun tidak seserius kemarin karena terfokus oleh ayang manis nya satu ini.

"Lo dengerin ga sih?!" Ketus Gradi

Akala berdehem singkat lalu mengeluarkan lollipop dari mulutnya
"Gue emang Cemen," Akala berucap dengan nada sendu

"Gue takut untuk nunjukin atensi diri gue yang biasa-biasa aja dibanding yang lain." Lanjutnya lagi

"Terus Lo mau berenti gitu?"

Kembali mengangguk lalu menggeleng secara bergantian kemudian menyesap lolipop nya.
"Bingung," jawab Akala singkat

Keduanya sama-sama diam, entah apa yang ada di pikiran mereka masing-masing. Gradi mungkin yang bingung ingin berkata seperti apa, ditambah Akala yang plin-plan.

"Grad!" Akala menepuk bahu Gradi

"Apa?"

"Kalo gue ganti suka sama lo gimana?" Ucap Akala secara random kepada Gradi yang sedang menatap nya dengan tatapan sengit seperti ingin menerkam

Tiga pukulan bertubi melayang paha Akala
"Jancok! Waras dikit bisa gasi?" Maki Gradi setelah puas memukul Akala

Akala hanya terkekeh geli melihat tanggapan Gradi. Padahal dirinya hanya iseng saja, tidak bermaksud serius bertanya seperti itu.

Gradi menatap Akala tajam
"Apa lo malah ketawa?"

Dengan gelengan kepala Akala tiba-tiba saja terbahak-bahak kencang tanpa mengindahkan suasana malam di rumah orang. Toh ibu dan bapak Gradi sudah menganggap Akala sebagai anaknya.

"Ya elah, gue juga bercanda kali." Sanggah nya di sela-sela tawa

•••••

Akala kembali dari rumah Gradi sekitar pukul delapan malam. Dirinya sudah ada janji dengan kakak laki-laki nya yang bernama Panggih untuk membantu mengerjakan tugas kuliah sembari mengedit beberapa foto.

Sudah siap dengan semua alat tempur yang akan di gunakan malam ini, Panggih dan Akala memulainya dengan santai.

"Bang!"

Panggih meletakkan pena lalu menatap Akala
"Kenapa?"

Akala meringis menggaruk kepalanya
"Kala lupa preset nya nih." Ucap Akala sembari tersenyum takut

Panggih menggeleng melihat tingkah sang adik yang tidak pernah berubah sedari dulu. Selalu pelupa dan di lupa, adik laki-laki satu-satunya yang tak pernah sekalipun Panggih lihat jatuh cinta.

Hidup nya sangat datar seperti orang tidak punya beban. Kerjaannya hanya belajar, menonton anime kesukaan nya dan mengurung diri di dalam kamar. Bisa sampai dia hari dirinya tidak keluar, makan yang mengantar bundanya.

Tapi entah mengapa beberapa bulan terakhir ini Akala sering pergi kerumah Gradi dengan alasan bosan di rumah. Padahal sebelumnya ia sangat anti keluar rumah. Tapi tak apalah, Panggih senang jika Akala mau pergi bersosialisasi.

"Makasih bang." Ucap Akala setelah Panggih kembali menjelaskan preset yang akan di gunakan untuk mengedit foto lalu menyimpannya agar memudahkan Akala membantu Panggih di esok hari.

Terkadang Panggih ingin sekali berterima kasih kepada Tuhan karena sudah menitipkan adik nya kepada sang mama. Entahlah, rasanya sangat bersyukur memiliki Akala, Panggih juga berharap semoga kelak dirinya menemukan perempuan yang benar-benar sayang dengan Akala.

"Bang!" Akala kembali memanggil Panggih

"Apa lagi?"

"Menurut bang Panggih kalo hati Kala berdebar pas liat perempuan itu kenapa ya?" Akala bertanya dengan tampang polos

Panggih mengerutkan keningnya penasaran
"Lo lagi jatuh cinta ya?" Tanya Panggih dengan nada menggoda

"Gak. Tanya aja." Jawab Akala dengan ekspresi di buat sangat datar

"Ya berarti Lo cinta sama dia." Ucap panggih

Akala mengangguk tidak yakin
"Oh."

TBC.

Terimakasih sudah membaca! Jangan lupa voteeee ya kawan ku, cinta ku, ayang ku, manis ku.

Silahkan tulis kritik dan saran yang membangun.






AKALA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang