Warning!! ini cerita BL alias BXB jangan sampe salah lapak🙏🙏
Xiao zhan menyesal, pemuda itu sangat menyesali keterlambatan dirinya untuk menyadari perasaan suaminya.
disaat ia sekarat ia baru berani menatap wajah suaminya itu. pria itu menangis, X...
Dua hari berlalu dengan keadaan keduanya yg belum kunjung berdamai, lebih tepatnya pihak istri yg tak ingin berbaikan.
Wang yibo hanya selaku suami hanya bisa mengelus dadanya, pasrah ketika istri tersayangnya itu terus mengabaikannya.
"Aku pergi." Pamitnya, Xiao zhan hanya melengos tanpa ingin memedulikannya. Wang yibo hanya bisa menghembuskan nafas, mungkin ini yg dinamakan luka tapi tak berdarah, Wang yibo membatin.
"Kabari aku jika ada apa-apa denganya." Ucapnya pada sang kepala pelayan, dengan nada seperti biasanya, datar dan lugas.
"Baik, tuan." . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
W3B Suite Hotel & Casino.
Tempat dimana Wang Yibo menjalankan bisnis yg dikelolanya, meski ia adalah ketua mafia, pria yg satu ini termasuk mafia yg soleh, dunia bawah sudah lama ditinggalkannya, meski statusnya sebagai ketua mafia tak bisa ia tinggalkan. Gusu, Yunmeng, serta Lanling berada dibawah kekuasaannya, hanya dengan mendengar namanya saja, mampu membuat bulu kuduk mereka merinding, itulah hebatnya seorang Wang yibo, tapi sayang mafia kita yg satu ini kini dilanda gegana ( gelisah, galau, merana) siapa lagi penyebabnya kalo bukan si istri yg sudah mencabut taring si singa, menjadikan singa garang tersebut ompong dan tak punya harga diri.
Meski keadaannya pasca menikah terlihat teramat menyedihkan, tapi ia tidak akan menyesali keputusannya untuk menikah, karena baginya Xiao zhan adalah tujuan hidupnya, rumahnya yg sesungguhnya, belahan jiwanya, dan apalah itu, yg jelas ia telah memusatkan dunianya pada pemuda itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wang yibo tengah duduk bersantai diruangan miliknya, pria itu baru saja selesai berkonsultasi dengan dokter Haikuan, meminta saran pada pria itu untuk yg kesekian kalinya, menceritakan nasib temannya alias dirinya sendiri yg begitu amat mengenaskan.
Mendengar bagaimana si maung curhat masalah temannya itu, Dokter Haikuan hanya bisa mengangguk dengan wajah datar, meskipun dalam hatinya ingin sekali tertawa terbahak-bahak, tapi ia berusaha menahannya, agar adik sepupunya itu tidak tersinggung.
