24

16.3K 1.3K 67
                                    

Happy reading

***

"Bin ge, kau tidak perlu menungguku disini, kau bisa pergi. Aku akan menelponmu kalo aku akan pulang." Tutur Xiao zhan pada pengawal yg sekaligus menjadi sopir pribadinya.

Yubin hendak menolak, tapi Xiao zhan meyakinkannya, "aku tidak akan kemana-mana, lagipula ini rumah sakit milik dokter Kuan, jadi kau tidak perlu khawatir. Aku aman kok."

"Baiklah, kalo ada apa-apa nyonya segera hubungi saya."

"Tentu, sudah sana pergi cari pacar, aku kasihan padamu yg masih melajang diusia yg sudah kepala tiga." Ujarnya, mendengar kalimat tersebut yg terkesan menghina namun dengan cara yg elegan dari mulut sang nyonya, Yubin ingin sekali mengutuknya, "memangnya karena siapa aku begini, jadi bodyguard pribadimu adalah sebuah anugerah sekaligus kutukan bagiku, sehingga aku tidak ada waktu untuk berkencan, pake acara ngehina lagi," setelah puas mencibir sang nyonya yg hanya bisa ia ungkapkan dalam hati, Yubin pun berlalu pergi setelah melihat pemuda itu masuk ke dalam gedung WANG Hospital.

"Paman..." Jingyi memanggilnya dengan antusias, kemudian beringsut turun dari gendongan sang ibu untuk menghampirinya.

"Jangan berlari, nanti kalo jatuh bagaimana?" Xiao zhan memperingati bocah yg kini sudah berpindah ke dalam gendongannya.

"Aku kangen paman." Bocah tersebut memeluki lehernya dengan erat.

"Paman juga kangen."

"Zhan, aku titip dia sebentar ya, maaf harus merepotkanmu, ayah sedang tidak ada dirumah, dan aku was was jika harus menitipkannya pada maid, anak ini terlalu gampang bosan, aku takut dia berulah lagi."

"Jiejie tenang saja, lagipula aku juga tidak merasa direpotkan, dan dirumah aku juga tidak ada kerjaan."

"Terimakasih, aku harus pergi sekarang, sebentar lagi operasinya akan dimulai." Pamitnya kemudian pergi.

"Katakan, sekarang kita mau main apa?"

Jingyi menggeleng, "aku tidak mau main, aku lapar, aku mau makan burger."

"Aish bocah ini, katakan padaku kau sengaja meminta paman menemanimu karena ingin makan itu kan?" Xiao zhan mencubit gemas pipi Jingyi hingga bocah tersebut tertawa.

"He... he... karena hanya paman yg paling mengerti aku, mama terlalu banyak aturan, harus selalu makan makanan yg sehat, kata mama burger dan pizza itu tidak sehat, padahal belum ada ceritanya orang mati keselek pizza kan? Mama terlalu berlebihan." Adunya.

"Ok, paman kali ini akan menurutimu, tapi tidak untuk lain kali, ingat! Kau harus merahasiakan ini dari papa dan mamamu, kalo tidak, mereka pasti akan mengomeliku juga."

"Tenang, itu tidak akan terjadi, tapi seandainya aku keceplosan, papa dan mama tidak akan berani mengomeli paman, paman Zhan kan kesayangan paman Yibo..."

"Aish, bocah kau pintar sekali bicara, tapi itu kenyataan sih, ha.. ha.." kedua orang berbeda usia itu tertawa bersamaan.
.
.
.

Xiao zhan dan Jingyi kembali ke rumah sakit setelah puas menyantap burger dan pizza dikafe depan gedung rumah sakit, dengan bergandengan tangan keduanya menaiki lift untuk menuju ruangan dokter Kuan.

"Sepertinya papa mamamu masih sibuk, kita menunggu mereka disini saja, paman capek." Jingyi pun patuh, karena bosan pemuda itu mengeluarkan ponselnya untuk bermain game.

"Paman, aku mau pipis." Xiao zhan lantas membantu bocah tersebut membuka celananya dan mengantarnya ke toilet didalam ruangan tersebut.

"Masih lama?"

 Istri kesayangan sang Mafia(completed In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang