.
.
.
TYPO BERTEBARAN....🎶
DARI PADA PLAGIAT MENDING BACA AJA SIAPA TAU DAPAT INSPIRASI.
TANPA BANYAK BASA-BASI LAGI.
***SELAMAT MEMBACA***
.
.
.
"Aku melihatmu dalam dirinya namun semakin aku menatapnya semakin aku sadar bahwa kamu tidak benar-benar ada di sana."
(Farid Bayanaka Manaf)
Daffa memimpin pembicaraan malam ini, berbicara menggunakan toa menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan di malam terakhir porseni.
"Setiap kelompok mencari dan mengumpulkan kartu yang sudah panitia sebar di beberapa tempat sekitaran sekolah. Kartunya seperti ini." Daffa memperlihatkan Kartu yang terdapat gambar Joker di sana.
"Kelompok yang mendapatkan kartu paling sedikit akan mendapatkan hukuman. Waktu kalian sampai jam sepuluh malam. Setelah panitia mulai menghitung mundur, maka semua kelompok sudah harus kembali berkumpul di sini. Paham?"
"Paham!" Kompak semua peserta bersorak.
"Kita berdo'a terlebih dahulu sesuai kepercayaan masing-masing. Berdo'a dimulai."
Semua orang mulai berdo'a.
"Selesai. Silakan mulai berpencar."
....
Panitia ditempatkan pula di beberapa sudut untuk berjaga jika sewaktu-waktu ada masalah. Risha, Nana dan Edo ditugaskan bersama. Mereka berdiri di koridor kelas 1 dengan pencahayaan yang minim karena lampu memang sengaja dimatikan untuk menambah keseraman pada peserta.
"Lo yang namanya Risha kan?" tanya Edo. Mengarahkan senter ke mata Risha.
Risha langsung menutup mata menggunakan lengan karena merasa silau.
"Eh... Sorry, sengaja." Edo langsung memindahkan sorotan senternya ke sembarang arah.
"Tapi lo beneran Risha kan?" ulang Edo. Bertanya.
"Iya. Gue Risha."
Edo mengulurkan tangan mengajak Risha berkenalan, "Gue Edo, ketua Osis SMA Mulia Permadi."
"Hmm... Gue dari sekolah ini." Ucap Risha menerima uluran tangan Edo.
"Lo kelas berapa?"
"Gue Kelas XI Sastra 2."
Edo melongo, "Sama berarti, gue juga Sastra 2 tapi sudah kelas XII."
"Oh ya? Kebetulan banget Kak. Maaf sebelumnya nggak sopan." Ucap Risha antusias.
Prok.... Prok...
Nana menepuk dirinya sendiri. Membuat dua orang yang ada di depannya itu beralih menatapnya.
Nana menyengir, "Banyak nyamuk. Ngajakin sahabatan tapi gue tolak jadi ngamuk deh."
"Lanjutkan obrolan kalian," ucap Nana merasa kikuk.
Edo tertawa mendengar penuturan Nana, "Lo sudah akur sama Topan?"
Ekspresi Nana berubah seratus delapan puluh derajat.
"Ngapain bahas upil badak sih Kak?"
"Kalian saling kenal?" Risha membeo.
Edo langsung merangkul baru Nana, "Dia sepupu gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Retrograde
Teen FictionSemua hal menjadi sangat membingungkan untuk Farid. Dikekang oleh masa lalu, Membedakan halusinasi dan nyata. Semuanya menjadi rumit. Apa mungkin orang meninggal bisa hidup kembali ataukah seseorang hadir dan dapat menjadi pengganti? langsung baca...