.
.
.
"Kak Farid." panggil Risha. Mereka janjian bertemu di perpustakaan.
Farid memindahkan tasnya yang diletakkan di kursi sampingnya agar Risha bisa duduk.
"Kakak udah lama di sini?" tanya Risha, duduk di kursi yang telah disiapkan Farid dan meletakkan buku catatan serta laptop yang sengaja ia bawa.
"Sekitar lima belas menit yang lalu." Farid tersenyum menjawab, kembali memperhatikan buku yang ada di hadapannya.
"Kakak baca apa?"
Farid mengangkat bukunya agar Risha bisa membaca dengan jelas sampul buku. Rupanya buku Sains dan teknologi. Selanjutnya, Risha tidak bertanya lagi karena takut Farid akan merasa terganggu karenanya.
Risha membuka buku catatannya dan menyalakan laptop, berusaha fokus membuat artikel. Sayangnya, kepalanya benar-benar buntu sekarang, ide yang semula ada seperti ditelan bumi. Risha bangkit dari duduknya, menyusuri rak buku, mencari beberapa referensi.
Hampir lima belas menit setelah Risha kembali duduk dan beberapa buku juga sudah ia temukan tetapi masih saja tidak membantu otaknya berpikir. Risha memegang kepalanya dengan kedua tangan, merasa frustasi.
"Buat Artikel?" Tanya Farid memastikan. Risha kaget karena Farid yang tiba-tiba begitu dekat karena ikut melihat ke layar laptopnya tapi kemudian hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.
"Materi tentang apa?"
"Pendidikan."
"Mau aku bantu?"
Jangan tanya lagi, Risha pasti akan sangat berterima kasih,
"Mau banget!" seru Risha.
Farid mengambil alih laptop Risha, membuka beberapa artikel sejenis untuk mendapatkan referensi tambahan.
"Kak, ini gimana?" tanya Risha, memperlihatkan isi buku yang ia baca.
"Iya, kita ambil."
Mereka mulai larut dalam tugas, suasana perpustakaan yang tenang semakin membantu keduanya untuk berpikir lebih luas lagi.
Akhirnya, setelah kurang lebih dua puluh menit mereka bergelut dengan laptop, selesai juga tugas Risha. Gadis itu tidak pernah berhenti tersenyum melihat tugasnya sudah selesai dan itu berkat bantuan dari Farid.
"Makasih Kakak udah bantuin."
Farid tersenyum, ia akan mengusap kepala Risha tapi tidak jadi. "Bukan masalah," ucapnya. Memilih menutup laptop Risha.
Tingkah Farid tidak lepas dari pandangan Risha. Tapi, gadis itu paham. Mungkin Farid malu jika ada orang lain melihat.
"Ya udah, ayo Kak balik ke kelas, sebentar lagi bell." Ajak Risha.
"Kamu duluan aja. Aku sebentar lagi." tolak Farid.
"Emm... kalau begitu, aku duluan Kak." Mengambil laptop dan buku catatannya untuk pergi.
"Risha," panggil Farid begitu gadis itu berjalan beberapa langkah membelakanginya.
Risha berbalik, "Kenapa Kak?"
"Maaf nggak bisa ngantarin,"
Gadis tersenyum, "Nggak apa-apa. Aku pergi Kak."
.....
Risha mengirim pesan pada Farid
To Farid: Kak, hari ini Risha bawa bekal, mau makan bareng di Rooftop nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Retrograde
Teen FictionSemua hal menjadi sangat membingungkan untuk Farid. Dikekang oleh masa lalu, Membedakan halusinasi dan nyata. Semuanya menjadi rumit. Apa mungkin orang meninggal bisa hidup kembali ataukah seseorang hadir dan dapat menjadi pengganti? langsung baca...