"Aku Punya Alasan Untuk Menghindar Darimu."
(Arisha Lasirah Afifah )
....
"Rishaaa..."
"Rishaaa..."
Kaira tiba di rumah dengan terus berteriak memanggil nama adik sepupunya itu. Risha yang baru saja keluar dari toilet segera berjalan keluar kamar mengecek orang yang memanggilnya terus-terusan.
Kaira menghela nafas begitu melihat Risha yang berjalan menuruni tangga. Kekhawatirannya hilang seketika. Bagaimana tidak, Risha tiba-tiba mengiriminya pesan mengatakan bahwa Farid datang ke kelasnya dan mengajaknya pergi dari sekolah.
"Syukurlah.... kamu bikin kakak khawatir." Ucap Kaira begitu jarak mereka lebih dekat.
Risha tersenyum, "Iya... Kak Farid langsung antar aku pulang kok. Maaf nggak langsung mengabari kakak." Sahut Risha.
"Nggak apa-apa. Kakak lihat lokasi maps kamu kok.
....
Semenjak bell istirahat berbunyi, Risha sudah berada di tribun lapangan sekolah. hari ini, ia berusaha menghindari Farid lagi. Hanya ada beberapa orang di sana, itu pun jaraknya cukup jauh dari Risha. Perempuan itu sengaja memilih tempat untuk sendiri.
Sebenarnya, Topan dan Nana sudah mengajaknya untuk ke kantin namun seperti biasa, Risha akan membuat alasan untuk menolak. Lagi pula, Risha tidak bisa mengatakan alasannya menghindari Farid.
Risha kembali mengingat kejadian pagi tadi, di mana Farid menjemputnya di rumah, namun Risha sengaja menyuruh Kaira untuk mengatakan ke Farid kalau Risha sudah berangkat lebih awal. Pria itu cukup percayaan. Risha hanya mengintip Farid pergi meninggalkan rumah Kaira dari balik pintu kamarnya.
Lamunannya teralihkan begitu suara notifikasi dari ponselnya berbunyi. Risha meletakkan buku paket Kimia dan pulpen yang semula ia pegang di samping tempat duduknya. Merogoh saku roknya untuk mengambil benda pipih itu.
Wajahnya terlihat kesal, mimik wajahnya menegang. Dengan telaten Risha mengetikkan sesuatu membalas pesan tersebut. Risha menghela nafas kemudian tangannya terlihat melemah begitu selesai membalas pesan. Kepalanya pun ikut menunduk lesu.
Sebuah kotak berisi susu coklat mendarat di atas tangannya. Risha spontan mengangkat kepalanya menatap siapa orang yang memberinya minuman itu. Pria tinggi dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana berdiri menatap Adiba.
Seperti dugaannya, dia adalah Farid, orang yang paling sering memberinya minum bergambar sapi itu.
"Aku tahu, kamu sengaja menghindar dan aku juga tahu kalau tadi pagi kamu sengaja suruh Kaira untuk bohong sama aku. Aku tidak mengerti sama sekali kenapa kamu menghindar tapi, kalau memang itu buat kamu senang, aku akan turuti. Tapi jangan lama-lama. Kalau sudah baikan, kasih tahu aku."
Risha tidak bisa berkata apapun, perkataan Farid kembali membuatnya merasa bersalah. Ia tidak ingin menyakiti pria itu, tapi juga tidak ingin terus-terusan terjebak dalam situasi ini. Risha benci terus berpura-pura menjadi orang lain.
"Kalau begitu, aku pergi dulu. Jangan lupa diminum susunya." Farid berbalik membelakangi, bersiap untuk pergi.
Namun, Risha tiba-tiba memanggilnya. "Kak Farid!"
Farid berhenti melangkah. Ia tidak langsung berbalik menghadap Risha, namun menunggu gadis itu berbicara.
"Nama aku siapa?" Risha kembali bersuara.
Mendengar hal itu, Farid berbalik kembali menatap gadis itu.
Risha berdiri, tidak lupa meletakkan minuman pemberian Farid serta ponselnya di atas bukunya. Berusaha menguatkan diri kemudian menatap manik mata pria di hadapannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retrograde
Teen FictionSemua hal menjadi sangat membingungkan untuk Farid. Dikekang oleh masa lalu, Membedakan halusinasi dan nyata. Semuanya menjadi rumit. Apa mungkin orang meninggal bisa hidup kembali ataukah seseorang hadir dan dapat menjadi pengganti? langsung baca...