"Mata saja yang saling menatap namun hati bertolak belakang. Aku melihat masa depan sedangkan kamu melihat masa lalu"
(Arisha Lashira Afifah)
....
Risha duduk di atas Bus, menatap keluar jendela. Hari ini Risha berangkat lebih awal ke sekolah memakai kendaraan umum tanpa ditemani Kaira. Ia ingin mencoba suasana baru. Masih lima belas menit lagi bel sekolah akan berbunyi, Risha turun dari Bus dan berjalan beberapa meter lagi ke sekolah. Olahraga di pagi hari.
Mobil Daffa lewat memelankan lajunya mengikuti langkah Risha. Kaca pintunya terbuka dan terlihat Kaira yang terus geleng-geleng kepala.
"Belum sampai di sekolah." ucapnya, tidak habis pikir dengan kelakuan Risha hari ini.
Risha hanya mengangkat bahu, mengacuhkan Kaira.
"Ayo naik!" Pinta Kaira.
"Sudah, Kakak sana aja. Sekolah juga sudah dekat kok. Itu, gerbangnya juga sudah kelihatan, aku memang sengaja mau jalan."
Kaira hanya bisa pasrah mengikuti apa yang sepupunya itu inginkan.
"Ya sudah, hati-hati."
"Hmm."
....
Risha baru saja melangkahkan kaki melewati gerbang sekolah, langkahnya langsung terhenti karena dicegat seseorang. Farid yang terlihat rapi dengan seragam putih abu-abu dan sepatu kets hitam berdiri di hadapannya.
"Kak Farid baru datang juga?" tanya Risha dengan wajah polosnya.
"Sudah dari beberapa menit yang lalu. Aku sengaja nungguin kamu di sini." Jelas Farid, tersenyum.
"Buat kamu." Farid menyerahkan minuman susu kotak rasa coklat ke arah Risha.
Risha menatap benda itu. Dari cara bicara dan tingkah Farid saja sudah bisa Risha tebak. Pria itu pasti kumat lagi. Masih pagi moodnya sudah hancur kembali.
Ia pikir Farid sudah melihatnya sebagai Risha namun ternyata tidak.
"Kenapa cuman dilihat?" tanya Farid, "Ayo ambil!"
Risha mengepalkan tangannya, "Buat kak Farid saja. Aku nggak bisa terima."
Bukannya marah, justru Farid masih tetap mempertahankan senyumnya. Pria itu kemudian meraih tangan Risha.
"Sengaja aku beli buat kamu." Farid meletakkan susu kotak itu di tangan Risha.
"Tapi aku benar-benar nggak bisa...."
Farid langsung mencondongkan wajahnya dan tangan yang mengusap puncak kepala Risha, "Nggak ada tapi-tapian. Sebentar lagi bel masuk, kamu buruan ke kelas dan jangan lupa diminum." Sergahnya.
Setelah mengatakan itu, Farid berlalu pergi.
Risha menatap kepergian Farid dan susu kotak yang ada di tangannya bergantian. Menghembuskan nafas jengah, wajahnya yang terlihat murung.
Dari arah belakang, seseorang menubruk pundak Risha dengan keras. Rupanya orang itu adalah Keli. Bukannya meminta maaf, Keli justru melemparkan tatapan sinis pada Risha dan berlalu pergi.
"Punya masalah apa sih itu orang." Gerutu Risha.
Dengan kesal, Risha menancapkan sedotan ke dalam kotak susu itu, mulai meminumnya sampai habis.
Usahanya berangkat pagi dan memakai kendaraan umum demi suasana hati yang cerah telah gagal. Moodnya benar-benar dirusak oleh Farid dan Keli pagi ini.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
Retrograde
Teen FictionSemua hal menjadi sangat membingungkan untuk Farid. Dikekang oleh masa lalu, Membedakan halusinasi dan nyata. Semuanya menjadi rumit. Apa mungkin orang meninggal bisa hidup kembali ataukah seseorang hadir dan dapat menjadi pengganti? langsung baca...