"Aku benar-benar bahagia melihatmu tersenyum hari ini."
(Farid Bayanaka Manaf)
....
Hari demi hari Risha dan Farid semakin dekat. Risha menjalankan perannya sebagai Eliza di hadapan Farid, itu juga yang menyebabkan timbulnya pertanyaan dari banyak orang tentang hubungan mereka yang sebenarnya.
Jam menunjukkan pukul sembilan pagi, Farid sudah rapi mengenakan perpaduan baju kaos putih dengan kemeja hitam serta celana jeans hitam menampakkan tampilan yang simpel. Ia sedang menunggu Risha bersiap-siap, mereka akan pergi jalan-jalan menikmati akhir pekan bersama.
Kaira terlihat turun dari tangga, ia juga tidak kaget melihat Farid yang sudah ada di rumahnya di pagi hari. Apa lagi jika bukan untuk menjemput Risha. Mengingat dulu ketika ia baru mengetahui bahwa Daffa meminta Risha untuk berpura-pura menjadi Eliza, Ia sangat tidak setuju, bahkan bertengkar dengan kekasihnya itu. Dengan sabar Daffa menjelaskan, untunglah Kaira bisa mengerti dan menerima jika Risha membantu Daffa tapi dengan syarat, Farid tidak menyakiti Risha.
"Farid...." Ucap Kaira menyapa.
"Hai... di mana, EL?"
"Masih di atas. Nggak lama lagi dia turun, gue duluan ya. Daffa udah nungguin."
Kaira pergi setelah mendapatkan anggukan dari Farid, tidak lama sepeninggalan Kaira, Risha muncul mengenakan pakaian senada dengan yang Farid pakai. Mereka tidak janjian, hanya kebetulan. Apa benar yang dikatakan orang bahwa semakin sering kita bersama seseorang maka kecocokan seperti pemilihan pakaian juga akan semakin mirip? Entahlah.
"Maaf ya, udah bikin kakak lama nunggunya." Ucap Risha ketika berdiri di dekat Farid.
Farid tersenyum, "Nggak kok. Ayo berangkat sekarang!"
...
Farid menemani Risha menuju toko buku, Risha ingin membeli beberapa buku dan menambah koleksi buku bacaannya. Walaupun kini Risha memerankan tokoh Eliza, tetapi itu tidak menimbulkan kecurigaan dan kebingungan bagi Farid karena Eliza juga memiliki hobi yang sama yaitu membaca novel romansa.
Mobil masih melaju menyusuri jalan kota yang cukup padat dengan pengendara yang lain, menyebabkan Farid mengemudikan mobil dengan pelan.
"Kamu belum cerita sama aku kenapa bisa tinggal di rumah Kaira." ucap Farid memecah keheningan.
Risha langsung tersadar. Benar juga, ia belum menjelaskan kepada Farid. Untunglah ia sudah menyiapkan jawaban apa yang akan ia katakan ketika Farid mempertanyakan hal itu dan tentunya dengan bantuan Kaira.
"Kak Farid tahu nggak, ternyata Kak Kaira itu sepupu jauh aku, aku juga baru tahu waktu acara kumpul keluarga beberapa hari yang lalu. Kebetulan Mom dan Dad keluar kota lagi, Kak Kaira ngajakin aku tinggal di rumahnya. Aku juga bisa lebih akrab sama kak Kaira." jelas Risha tidak sepenuhnya berbohong.
Cukup masuk akal sehingga dengan sangat mudah untuk Farid mempercayainya.
"Baguslah kalau begitu."
....
Risha masih sibuk memilih buku yang akan ia beli. Sudah hampir dua puluh menit gadis itu hanya memandangi buku-buku, sesekali membaca blurb kemudian meletakkannya kembali. Farid menyadari hal itu.
"Sudah dapat bukunya?" tanya Farid.
Terdengar helaan nafas dari Risha, menatap Farid sebentar lalu kembali menatap buku-buku yang berjejer rapih di depannya.
"Hmm... belum Kak. Yang direkomendasikan teman aku nggak ada di sini."
Farid paham sekarang, pantas saja gadis itu belum juga memutuskan akan membeli buku yang mana, "Kamu mau kita pindah tempat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Retrograde
Teen FictionSemua hal menjadi sangat membingungkan untuk Farid. Dikekang oleh masa lalu, Membedakan halusinasi dan nyata. Semuanya menjadi rumit. Apa mungkin orang meninggal bisa hidup kembali ataukah seseorang hadir dan dapat menjadi pengganti? langsung baca...