41⛅

729 67 4
                                    

Seorang gadis perlahan mendekat ke arah pemuda yang sedang duduk di bangku taman yang sepi itu.

Perlahan mendekat masih menggunakan topi dan tas ransel yang ia gunakan. Pemuda disana tak bergeming saat melihatnya. Perempuan itu masih sama,hanya penampilannya saja yang sedikit berubah.

Berhenti didepan laki lali itu dan berkata.

"Sudah lama tidak berjumpa Kim" sapa nya saat sudah sampai. Laki laki bergeming dan mengeluarkan senyuman jahatnya.

"Sudah kuduga..." Berdiri menghampiri gadis itu dan meletakkan tangannya di leher gadis itu seperti mencekik. Tenang. Ia tidak benar benar mencekiknya.

"Kau masih hidup" lanjutnya menatap perempuan itu sangat dekat. Gadis itu menatap sang lawan bicara dengan tatapan bencinya. Mereka masih beradu tatap.

"Haha berani sekali kau menampakkan diri dihadapanku." Ucapnya lagi diiringi tawa yang entah jika kita mendengar nya sangat menyeramkan.

"Y O O N J E O N G H A N" eja nya. "Apa aku harus membunuhmuu dengan tanganku sendiri. "Tangan pria itu langsung mencekik Gadis yang ia sebut Jeonghan.

"K-khau aph" ucapnya terbata saat tercekik.

Semakin mengeratkan cekikannya membuat Jeonghan susah bernafas lalu melepaskannya.

"Aku tidak akan mengotori tanganku untuk melakukan hal seperti itu." Lalau mundur sedikit dan menatap gadis didepannya dari atas sampai bawah.

"Melihatmu yang langsung menghampiri ku. Kau. Heh" ucapnya diakhiri tawa yang remeh.

"Sudah mengetahui identitas ku rupanya" lanjut nya mendekat lagi.

"Yoon. Jeonghan. Kau tau sendiri aku sudah sangat dekat dengan Adik kembarmu saat kau mati bukan? Ah apa aku jahat mengataimu mati?" Ucapnya pura pura sedikit bersalah.

"Kau Kim ****. Kau pantas mati" Jeonghan mendekat ke arah laki laki itu.

Laki laki itu menatap Jeonghan yang mendekati nya dan tertawa remeh.

"Benar kata sowon,Kau... Tidak kenal takut rupanya" ucapnya membuat Jeonghan membeku.

Sowon??

Tiba tiba ia membahas sowon??

"Selama aku masih hidup,kau..." Tunjuknya tepat diwajahnya

"Tidak akan pernah bisa mendapatkan adikku" lanjutnya

"Hahahaha kau lupa aku siapa? Putra satu satunya mafia Kim. Lupa atau kau pura pura lupa Yoon Jeonghan. Ah aku tidak suka mengatakan margamu."

Mengeluarkan pisau yang sedari tadi ia siapkan. Jeonghan ingin langsung menikam laki laki yang ada didepannya ini.

"Bahkan kau juga membohongi keluarga mu sendiri Kim" ucapnya dan langsung menancapkan pisau itu keperutnya.

"Brengsek" ucap laki laki itu saat Jeonghan menikam perutnya.

"Aku memang lemah tapi kau...
Sangat berani menemuiku saat aku sudah mempersiapkan diri.bodoh" Ucapnya lalu melepas pisau yang tertancap di perut laki laki yang mengerang kesakitan itu

"Aw-awas sajha khhau yyoon j-jeonghan sialan" ucapnya terbata karena Jeonghan menusuk perutnya dalam.

Jeonghan meninggalkan laki laki itu dan bergegas menemui Jisoo. Agar kesalahan pahaman ini cepat selesai.

Jeonghan membalikkan badannya dan menemukan Kim Mingyu disana.

Mingyu menghampiri Jeonghan dan menariknya ke tempat yang sepi setelah memanggil ambulan untuk pria yang ditikam Jeonghan tadi.

"Yakin?" Tanya Mingyu singkat menatap Jeonghan penuh makna.

Tatapan Jeonghan kosong. Ia masih trauma saat bertemu dengan laki laki itu. Ia bahkan masih bergetar ketakutan saat menikamnya.

"Ak-aku.." ia bahkan tak bisa melanjutkan kata katanya. Mingyu pahan dan akhirnya memeluk Jeonghan erat mengatakan semua akan baik baik saja.

Flashback..

Jeonghan berkirim pesan kepada Mingyu bahwa sebentar lagi ia akan take off

Saat ingin masuk kedalam pesawat ia di bekap dan dibawa ke tempat yang aman sementara ia digantikan oleh perempuan sewaan Mingyu.

Iya.

Selama ini mingyu membantu Jeonghan. Bahkan menyembunyikan Jeonghan ditempat yang aman.

"Gyu.." ucap Jeonghan saat dibawa ke tempat yang tak jauh dari bandara.

Mingyu terseyum lalu memeluk Jeonghan.

"Tenang,aku sudah menyiapkan rencana" ucapnya saat memeluk Jeonghan. Ia membantu Jeonghan bukan tanpa alasan. Ia mengetahui bahwa Jeonghan akan diincar oleh keluarga mafia Kim yang memang itu juga keluarga jauhnya.

"Aku mengetahui sesuatu dan setelah ini aku tidak bisa membantu lagi. Aku ketahuan oleh appa dan kemarin-"

"Tidak apa apa, terimakasih gyu kau sudah mengambil resiko untuk membantuku" potong Jeonghan lalu tersenyum manis.

"Aku tidak tahu bagaimana bila tidak ada dirimu. Kuyakin aku sudah tiada" lanjutnya menggenggam tangan Mingyu.

"Gyu... Kurasa aku..." Ucapnya menggantung. Ia bingung dengan semuanya dan mengapa laki laki yang pernah ia kira bisa menjaga adiknya adalah anak dari musuh terbesar ayahnya.

"Tenang aku akan baik baik saja. Kau juga lebih baik kita pergi ke tempat persembunyian saja" Ucapnya lalu menancapkan gas menuju ke persembunyian untuk Jeonghan.

"Terima kasih gyu sudah membantuku"

"Sudah kewajibanku sebagai teman untuk membantu mu. Sudah lebih baik kamu istirahat. Tidur yang nyenyak Han.."ucapnya mencium puncak kepala Jeonghan dan pergi dari situ.

.

.

.

Tbc...

Hayo...

Jeonghan masih hidup🥲🥲

⛅02-05-2022⛅

[✓]FIRST(?)||SEOKSOO&JEONGCHEOL GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang