Ketika kerajaan Peri mulai hancur karena keserakahan pemimpinnya, seorang Peri memilih kabur jauh hingga tersesat di hutan yang tengah dilindungi mantra. Kekuatan Peri menghilang begitu saja. Kakinya pun mendadak tidak berdaya seiring kekuatannya yang dikuras habis tanpa sisa.
"Siapa pun, tolong aku!"
Bahkan suaranya begitu kecil terdengar. Sang Peri benar-benar merasa hidupnya akan segera berakhir kalau ia lama terjebak di sini.
"Kalian yakin tidak ada yang masuk?" tanya seorang pria.
"Tidak ada. Kami sudah mencarinya. Mungkin saja itu binatang."
"Ya, benar. Bisa saja binatang yang masuk dan alat pemantau jadi berbunyi."
"Baiklah. Mari kita kembali ke istana."
Sekitar 5 orang pria berbadan besar meninggalkan hutan bersamaan dengan terpekiknya sang Peri. Tapi suaranya tidak keluar sedikitpun karena mulutnya dibungkam oleh tangan lain.
"Diam," desis suara seorang pria. Napas hangatnya menerpa pipi sang Peri.
Setelah memastikan kelima orang berbadan besar itu benar-benar keluar dari hutan, sang Peri menggigit tangan yang membekap mulutnya. Ia beringsut menjauh, lalu berbalik menatap siapa pelaku yang membekapnya.
"Kau siapa?" tanya Peri dengan ketakutan.
Kalau saja kekuatannya masih ada, Peri tidak akan takut pada siapa pun. Tapi sayang, sekarang ia seperti manusia biasa yang tidak bisa apa-apa.
"Aku Hans. Kau?"
"Aubrey."
Pria bernama Hans itu tersenyum tipis. "Peri, hm?" kekehnya.
Peri Aubrey seketika menatap tajam pada Hans. Kenapa pria itu terlihat senang mengetahui dirinya seorang peri?
"Kau tahu aku?" tanya Aubrey.
"Siapa yang tidak tahu Peri Aubrey? Peri tercantik di dunia dongeng yang dibaca adikku."
Peri Aubrey seketika menghela napas. Ia kira pria itu benar-benar mengetahuinya. Ternyata hanya dari dongeng. Syukurlah. Setidaknya Peri Aubrey bisa meminta tolong kepada Hans untuk membantunya keluar dari sini.
"Kenapa kau bisa masuk ke hutan istanaku? Kau penyusup?" tuduh Hans mulai curiga.
"Aku tersesat."
"Dari mana asalmu?"
Peri Aubrey seketika terdiam. Asal? Apa yang harus ia katakan? Apakah ia harus berbohong kali ini?
"Aku dari Istana Bunga."
Kening Hans berkerut dalam. Istana Bunga? Bukankah itu istana adik ayahnya?
"Kau pelayan?" tanya Hans lagi.
Peri Aubrey mengangguk seketika. Hans tampak percaya. Ia mengulurkan tangan untuk membantu Peri Aubrey berdiri. Uluran itu diterima oleh sang Peri dengan helaan napas lega.
"Mau kuantar kembali ke istana?" tawar Hans.
Peri Aubrey menelan ludah. Jika ia diantar ke Istana Bunga, ia bisa dicap penipu oleh semua orang. Ia bukan pelayan di sana. Bahkan ia tidak tahu Istana Bunga ada di mana.
"Tidak usah. Aku bisa sendiri. Tapi... Apa kau bisa membantuku keluar dari hutan ini? Kakiku sepertinya terkilir dan sakit dibawa berjalan."
Hans mengangguk tanpa berpikir panjang. Ia berjongkok di depan Peri Aubrey, lalu menyuruh wanita itu untuk naik ke punggungnya.
Peri Aubrey tersenyum tipis. Setidaknya setelah keluar dari hutan ini kekuatannya akan kembali pulih. Peri Aubrey akan memikirkan cara kembali untuk bisa melewati hutan ini tanpa kehilangan kekuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY NEW
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 0...